Selasa, 24 Januari 2017

Binalnya Istriku - Disha part 13

Update 13 - Hangatnya malam kota Batu [Reny Story]

Hujan yang deras mengguyur kota Batu dan wilayah sekitarnya nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan reda meski telah mengguyur hampir 4 jam. Kumandang adzan magrib sayup-sayup terdengar dari sebuah surau diperkampungan tidak jauh dibawah bukit. Cottage Sawo Kecik yang menjadi lokasi acara family gathering yang digagas pak Siswoyo memang berada diatas bukit, dengan medan yang menanjak tidak membuat wisatawan mengurungkan niatnya menginap atau sekedar bermalam disana. Kebetulan cottage tersebut menyediakan fasilitas wisata yang cukup lengkap karena tidak jauh dari sana terdapat wisata paralayang.

“bro, untuk acara besuk pihak penginapan sudah kamu koordinasikan belum?” Tanya Riyan pada Doni. Riyan, doni dan yang lainnya tengah berkumpul disaung tengah dekat dengan ruangan loby, selain bersantai mereka juga membahas rencana kegiatan besuk pagi.
“beres yan, bahkan kita dapat free 2 unit karena kita book semua unit yang tersedia” balas doni yang tengah menyeruput wedhang jahenya
“bagus bagus bro, nah besuk semua harus mencoba wahana paralayang, mumpung semua bisa kumpul seperti ini” riyan kembali menimpali
“duh mas, aku takut ketinggian” sahut nina pada suaminya yang tampak cantik dengan sweater krem lengan panjang, namun cukup ketat memperlihatkan kemolekan tubuhnya dipadukan dengan celana jeans berwarna senada dengan sweaternya. Jeans tersebut juga cukup ketat memperlihatkan betapa jenjangnya kaki nina.
“saya juga lho yaan” disha juga menyahut sembari merapatkan kedua lengannya sehingga cardigan yang diapakai semakin membungkus erat tubuhnya. Disha cukup kedinginan karena dia hanya mengenakan tanktop dibalik cardigannya.
“tapi nanti ada yang mendampingi kan bro?” Tanya riyan lagi
“beres, bagi yang takut mencoba sendiri nanti bisa didampingi instruktur disini, tenang saja” ujar doni
“boleh lah dicoba kalau begitu dish” sahut nina
“iya nina, Nampak nya seru juga” balas disha
“mas boy, istrimu kok belum kelihatan?” Tanya nina pada boy yang sedang duduk santai disudut gazebo
“oh Reny masih dikamar, tadi katanya masih mau menelepon ibunya” sahut boy ringan. 
“mas, pak Siswoyo kok tidak kelihatan ya??? Tanya nina kali ini pada suaminya
“oh, tadi katanya kurang enak badan. Jadinya pak bos istirahat dikamarnya” jawab doni tak mau ambil pusing dengan ketiadaan bosnya itu
“semoga bisa lekas baikan ya, kasihan liburan ini kan yang merancang pak Siswoyo” tambah disha penuh harap.

Malam ini meski udara terasa dingin, namun suasana kekeluargaan yang berusaha dibangun pak Siswoyo mampu mencairkan dinginnya malam. Mereka asyik bersenda gurau bermain kartu dan gitar seperti anak remaja. 

Dilain tempat yang masih satu lokasi, dikamar president suite yang Nampak mewah dengan ornament-ornament terdengar percakapan dua insan berlainan jenis yang tengah bercakap-cakap dan sesekali si pria tadi terlihat memeluk dan mencumbu si wanita yang Nampak adanya keragu-raguan dalam dirinya. Ya, mereka adalah Pak Siswoyo dan Istri Boy, Reny. Yang siang tadi sempat digoda oleh pak Siswoyo seusai acara. Rupanya permainan mereka yang sempat terhenti membuat pak Siswoyo tidak menyerah, dengan berbagai upaya dia berusaha membuat istri boy tersebut sudi mengunjungi kamarnya.

“pak, sudah… saya takut…” ujar Reny sambil berusaha menghindar dari bibir pak Siswoyo yang tengah mencumbu lehernya.
“tenang saja, disini aman kok bu Reny” rayu pak Siswoyo pada mangsa yang hampir dia dapatkan. Pak Siswoyo tidak mau kehilangan mangsanya yang tinggal sedikit lagi bisa dia telanjangi, karena kemeja lengan pendek yang dikenakan Reny telah terbuka semua kancingnya memperlihatkan tonjolan payudaranya yang membuncah dan perutnya yang ramping.

Pak Siswoyo menarik pelan tangan Reny yang halus dan disentuhkan kewajahnya. Reny semakin bingung dan tubuhnya gemetar merasakan bulu-bulu halus di pipi pak Siswoyo.
“ccuukup pak” bisik Reny. Namun penolakan Reny yang terdengar pelan ditelinga pak Siswoyo justru membuat pria tua itu semakin terbakar nafsunya. Pak Siswoyo mengecup telapak tangan Reny dengan lembut bak seorang putri, dan sesekali memasukkan jari Reny kedalam mulutnya dan menghisapnya. Reny merasakan geli dijari tangannya, baru kali ini dia diperlakukan demikian oleh seorang lelaki. Bahkan boy suaminya sendiripun tidak bisa seromantis itu.
“bu Reny, ijinkan saya pria tua ini memilikimu malam ini” ujar pak Siswoyo merayu istri bawahannya. Reny yang seharusnya bisa menolak dan menghindar, namun justru memilih diam dan semakin menguatkan pak Siwoyo jika istri boy juga menikmati situasi ini.

Karena itulah, pak Siswoyo semakin berani menyentuh payudara Reny yang tinggal ditutupi BH warna peach dan meremasinya pelan. Reny hanya memejamkan mata saat pak Siswoyo menjamahi payudara indahnya itu, bahkan tanpa sadar pak Siswoyo sudah mulai mencumbui leher dan pundak Reny yang terbuka.
Tidak lama kemudian, keduanya telah larut dalam kenikmatan birahi. Reny semakin terlihat pasrah menikmati perlakuan atasan suaminya tersebut. Dalam keremangan cahaya kamar, pak Siswoyo telah melepas pengait BH yang ada dipunggung Reny. Baginya yang telah berpengalaman menggagahi puluhan wanita tidak sulit melepas kaitan BH meski dengan satu tangan dan mata tertutup.
Cup BH Reny disingkapnya keatas dan memperlihatkan payudara Reny yang membulat indah dengan aerola coklat muda. Pak Siswoyo menghentikan sejenak cumbuannya dan menyisakan birahi pada diri Reny. Ibu muda itu dengan pipi memerah terengah-engah mengatur nafas dihadapan pria tua yang sedang mengagumi keindahan tubuhnya.

Tak menunggu lama, pak Siswoyo lantas merebahkan tubuh Reny diatas ranjangnya, sementara bibirnya asyik memainkan putting payudara Reny yang semakin mencuat keras menandakan pemiliknya tengah terangsang. 
“nnggghhhh aahhhhh” Reny sesekali mendesah saat pak Siswoyo menghisap-hisap putting susunya dan memelintir putting payudaranya. Reny hanya bisa pasrah dan memilih menikmati pilihan salah berada dalam satu kamar tertutup bersama pria yang bukan merupakan suaminya yang telah diambilnya senja itu. 
“Kulit tubuhmu halus sekali bu Reny” puji pak Siswoyo ditengah tengah cumbuannya pada payudara Reny. Reny hanya mampu menggeliat lemah karena tubuhnya semakin lemas seiring semakin kuatnya dorongan birahi dalam dirinya.

Tangan kanan pak Siswoyo yang sebelumnya memilin putting susu Reny dialihkan kebawah menjamah paha mulus yang selalu terawat, diusapnya naik turun sebelum akhirnya pak Siswoyo menyingkap keatas rok diatas lutut yang dikenakan Reny sore itu. Asset berharga milik Reny kini telah terpampang dihadapan pak Siswoyo, celana dalamnya sudah sangat basah oleh cairan cintanya yang sedari tadi mengalir seiring rangsangan yang diterimanya. 
Jemari pak Siswoyo mulai menari dipermukaan celana dalamnya, pria tua itu melakukannya dengan tetap mencumbui payudara Reny. Reny hanya bisa mendesah dan menggeliat ketika tubuh sintalnya dijamah oleh atasan suaminya.

Entah kapan, namun ternyata pak Siswoyo telah mengeluarkan batang penisnya yang tidak hanya panjang, namun juga besar berurat itu. Reny hanya terpaku memandangi pak Siswoyo yang telah mengeluarkan penisnya yang telah mengeras. Dipandanginya batang penis lelaki tua itu yang jauh lebih besar dan panjang dibandingkan milik suaminya. Tanpa disadari, alam bawah sadarnya membuat Reny membayangkan nikmatnya jika batang penis yang besar nan panjang itu menyeruak masuk menjejali liang senggamanya, tentu terasa sangat sesak dan nikmat.

Melihat Reny yang terdiam memandangi keperkasaan batangnya, pak Siswoyo kemudian melepas semua pakaian yang dikenakannya sehingga akhirnya dia telanjang didepan Reny.
“bu, ayo kita lanjutkan permainannya” ajak pak Siswoyo yang kemudian menarik turun rok dan celana dalam yang dia kenakan dan Reny tanpa sadar membantunya dengan mengangkat bongkahan pantatnya agar penutup bawahnya itu dapat dilolosi dengan mudah. 
“sempit sekali bu memekmu, seperti masih perawan saja, punya suamimu kecil ya bu???” Tanya pak Siswoyo dengan nada mengejek setelah liang senggama Reny terpampang tanpa penghalang.

Reny hanya terdiam dengan wajah memerah mendengar penghinaan pada suaminya, namun diSisi lain hatinya semakin bergemuruh membangkitkan Sisi binal dalam dirinya. Pak Siswoyo memandang takjub liang senggama Reny yang telah terpampang siap dinikmati itu. Pak Siswoyo kemudian mendekatkan mulutnya dan mulai menjilati liang senggama Reny yang sudah basah. 
Reny memejamkan matanya saat lidah kasar pak Sis menyeruak masuk kedalam liang senggamanya. Lidah pak Sis menjilati seluruh ruang yang ada didalamnya. Reny yang merasakan geli berusaha menarik pinggulnya mundur, namun karena poSisinya cukup sulit sehingga pak Sis dapat dengan mudahnya kembali mengoral liang peranakannya.

Reny berusaha menahan desahannya agar pak Sis tidak mengetahui jika sebenarnya dia juga menikmati. Namun semakin dia tahan, rangsangan yang diberikan pak Sis semakin kuat sehingga pada akhirnya desahan manja keluar dari bibirnya
“ahhhhhh...hmmmmmm,,mmpphhhhh pakhh ssiishh” Reny mulai mendesah hebat seiring jilatan pak Sis diliang senggamanya dan bahkan sesekali lidahnya menggesek dan menekan klitorisnya. 
"uhhhhhhh....hmmpppphhhh,..aahhh teruusssss pakhhh" Reny yang sebelumnya berusaha menghindar dengan menarik pinggulnya kini dia justru mendorong pinggulnya maju agar liang senggamanya menjemput lidah pak Sis lebih dalam lagi. Kedua tangannya menggapai kepala pak Siswoyo yang sudah beruban itu menekannya semakin kedalam agar jilatannya semakin kuat.
“aahhh pak Sissh , saya tidak taahhan paakhh…” desah Reny dengan keras seiring tumpahnya cairan cintanya. Reny telah meraih orgasme pertamanya sore itu melalui bibir dan lidah atasan suaminya. Reny tidak mengira jika jilatan pak Sis mampu mengantarkannya meraih orgasme.

Reny terengah-engah menikmati orgasme yang didapatnya, dadanya naik turun berusaha mengatur nafasnya yang berdegup semakin kencang. Setelah beberapa lama pak Sis memberikan kesempatan Reny menikmati Sisa orgasmenya, kini giliran pak Sis yang ingin dipuaskan.
“ayo bu, batang saya ini ingin merasakan hangatnya bibir bu Reny” pinta pak Siswoyo yang lebih terasa seperti perintah. Batang pak Sis mengacung tegak keatas dengan jantannya menunggu sang betina untuk melayaninya. Reny kemudian bangkit dan memandang dengan nanar pada batang penis pak Siswoyo. 
“batangnya gede banget pakhh” bisik Reny manja.
“ibu pasti suka nanti saat kontol saya ini menghujam dalam liang surgawi bu Reny” balas pak Siswoyo sambil tangannya membelai rambut Reny yang menutupi wajahnya. Reny kemudian mendekatkan bibirnya dan perlahan dimasukkannya batang penis itu kedalam mulutnya. 
“iyaa bu, betul begitu…ahh nikmat banget sepongan bu Reny” racau pak Sis saat Reny memainkan batang kontolnya.

Reny dengan sendirinya memaju mundurkan kulumannya, cukup kesulitan karena batang penis pak Sis tidak dapat tertampung semuanya didalam mulutnya. Sesekali dikocoknya batang yang masih terSisa diluar hingga membuat pak Sis berkali kali meracau mengomentari kuluman istri anak buahnya itu.
Meski sudah 30 menit berlalu, nampaknya pak Siswoyo belum menunjukkan tanda-tanda dia akan ejakulasi. Namun sebaliknya, Reny sudah terlihat cukup lelah mengoral batang yang panjang dan besar itu.
“aahh pakk, Reny capeekk” ucap Reny dengan bergelayut manja pada pak Siswoyo
“hahaha…kontol saya ini baru akan keluar jika saya sudah menggaulimu bu” ejek pak Sis

Pak Sis kemudian menarik batangnya dari bibir reni dan menarik perempuan itu rebah disampingnya dan mulai memagut bibirnya. Dengan bernafsu pak Sis menggeluti tubuh polos Reny, kembali dicumbuinya tubuh indah itu sebelum dia mengarahkan batang penisnya kedalam liang senggama Reny yang sudah basah.
Reny yang sudah dilanda nafsu, menggenggam dan mengarahkan sendiri batang kontol pak Sis kedalam liang senggamanya yang kemudian tidak butuh waktu lama bagi batang pak Sis untuk masuk.
“aahhhh pakkkk Reny sesaakkk” ucap Reny ditengah tengah gesekan kontol pak Sis memasuki vaginanya

Pak Sis yang berbaring disebelahnya mulai merasakan nikmatnya jepitan liang senggama Reny. Kontolnya terasa diremas dan dipijit oleh dinding hangat penuh kenikmatan tersebut. Namun rupanya penis pak Sis tidak dapat masuk sepenuhnya karena ujung kontolnya sudah mentok menyentuh dinding rahim ibu muda itu.
“oohhh…nikmat sekali jepitan memekmu buuu…” racau pak Siswoyo. Reny dengan perlahan mulai menggoyangkan pinggulnya mengayun menjemput nikmatnya.
Payudara Reny pun ikut bergoyang seiring ayunan pinggulnya yang kemudian oleh pak Sis disambar dan dihisapnya putting Reny dengan gemas. Mulut pak Sis menghisap kedua payudara Reny bergantian. 
“tetekmu sekal sekali bu, kenceng khas perawan” kata pak Siswoyo
“uuughhhhhh” lenguh Reny semakin keras. Bibir Reny mendesah lepas menikmati persenggamaannya dengan atasan suaminya itu, kepalanya mendongak sementara rambutnya terkibas tak tentu arah saat liang senggamanya digenjot oleh pak Sis. 
“uuhhh pakkk saya mau keluarrr…” racau Reny. Peluh mulai membasahi tubuh keduanya, sodokan batang penis pak Sis membuatnya tak berdaya dan hamper meraih orgasmenya kembali.
“tungguuu bu samaa samaa” dan tak lama kemudian pak Siswoyo mendekap erat tubuh Reny sementara batang penisnya dihujamkan dalam dalam. Reny yang hendak mencapai orgasmenya terlihat panik karena dia tau atasan suaminya hendak menumpahkan spermanya kedalam rahimnya.

Namun terlambat, Reny tidak cukup kuat meronta karena gelombang orgasme telah melandanya, cairan deras keluar membasahi batang penis pak Siswoyo yang menghujam dalam liang senggamanya. 
“aaahhh…saya keluarkan didalam buuu …” bersamaan dengan itu, keluarlah ber mili mili sperma pak Sis membanjiri liang senggama Reny menuju kedalam rahim untuk membuahi sel telur Reny yang sedang dalam masa subur. Reny terengah engah mengatur nafasnya. Terlebih, pak Sis menekan seluruh batang penisnya ke dalam rahim dirinya dan didiamkan cukup lama didalanya. 

Tubuh Reny terasa lemas setelah dia melayani nafsu atasan suaminya itu. Dia tidak mempunyai cukup tenaga untuk sekedar bangkit dari pelukan mesra pak Siswoyo. 
“ah ah ah enak sekali pakkhh” Reny membuka suara dan tanpa malu-malu dirinya mengakui menikmati disetubuhi atasan suaminya.
“hah hah iiyaa bu, memek ibu juga sangat nikmat, sempit dan legit, bapak suka layananmu” puji pak Siswoyo
Namun Reny tidak menjawab kata-kata pak Siswoyo meski dia sendiri mendengarkan, hanya sebuh senyuman yang diberikannya untuk membalas kata pak Siswoyo barusan karena Reny fokus mengatur nafas yang masih terengah-engah.
“sepertinya, saya ketagihan dengan nikmatnya tubuh bu Reny” sahut pak Siswoyo kemudian mengecup mesra bibir Reny dan pemiliknyapun membalasnya tidak kalah panas.

BERSAMBUNG...

Binalnya Istriku - Disha part 12

Update 12 - Tetangga yang Menggoda

Fais hanya dapat memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, arus lalu lintas cukup padat sore itu kembali menuju kota Malang. Hingga butuh waktu hampir 2 jam hingga dia akhirnya keluar dari kota Batu, Fais memang memilih jalur alternative yang tentunya lebih lancer jika dibandingkan dengan melewati jalur utama. dilihatnya mendung masih menggelayut diatas dome kampus putih. Hujan mengguyur sepanjang perjalanannya sore itu, namun begitu hendak memasuki kota Malang, hanya tinggal rintik-rintik kecil. 
"kalau kondisi sepi bisa lebih cepat harusnya" gumam Fais lirih, matanya tetap focus pada jalan raya yang ada didepannya karena banyak muda mudi yang dimabuk cinta sering seenaknya saja berpindah haluan tanpa memberi tanda menyalakan lampu sign terlebih dahulu. Ternyata bukan hanya emak-emak saja yang tidak bisa memahami teknologi lampu sign, hehehe...
Masuk kota malang lebih jauh ternyata disana sama sekali tidak hujan, hanya saja mendungnya tetap gelap dan angin berhembus cukup kencang menggugurkan dedaunan yang sudah cukup kering dari ranting-rantingnya. 
"akhirnya sampai juga dirumah" ujar Fais saat membuka pintu pagar rumahnya. Bergegas Fais memasukkan mobilnya ke halaman rumah dan turun untuk mengambil berkasnya proposal perijinan Disha untuk pembangunan unit baru dilingkungan tempat tinggalnya. Oleh perusahaan Disha dipercayakan untuk melakukan ekspansi pasar dan kebetulan lokasi yang ditetapkan berada dikelurahan tempatnya tinggal.
Cukup lama Fais berusaha mencari dokumen yang tertinggal tadi karena dia sendiri lupa menaruhnya dimana. Karena ditempat yang dia kira ternyata sudah tidak ada. Memang seingatnya dia sudah memindahkan dokumen tersebut. Dibolak baliknya tumpukan kertas yang berserakan dimeja kerjanya, dan akhirnya dokumen tersebut berhasil didapatnya berada di dalam kamar.
"kapan ya aku bawa dokumen ini ke kamar?" gumam Fais heran. 
'ah sudahlah, sebaiknya aku bergegas kerumah pak Bono saja, biar berkasnya segera selesai' batin Fais. Tak lama kemudian Fais kebelakang mengambil payung karena kawatir hujan mendadak turun saat dia masih dijalan.
Angin yang dingin terasa menusuk pori-pori kulitnya meskipun Fais sudah memakai jaket tebal. Ditentengnya map berkas ditangan kirinya dan dibawanya paying yang lebih berat dengan tangan kanannya. Rumah pak Bono tidak jauh dari rumahnya, hanya beberapa blok saja sudah sampai dirumah pak RT.
'tok tok tok', diketuknya pintu rumah pak Bono dan sejurus kemudian terbukalah pintu tersebut setelah sebelumnya terdengar suara kunci diputar.
"eh, dek Fais ada perlu apa?" sambut bu Rina dengan ramah, bu Rina adalah istri dari pak Bono. Wanita paruh baya, meski tidak lagi muda namun sisa-sisa kecantikan di masa mudanya masih jelas dalam guratan-guratan wajahnya.
"ya ampun, sampai lupa mempersilahkan dik Fais, mari masuk dulu dik" sambung bu Rina
"iya bu Rina terima kasih" jawab Fais yang kemudian melangkahkan kakinya masuk keruang tamu.
"jadi begini bu Rina, ini saya ada perlu dengan pak Bono. Mau minta surat pengantar untuk pengurusan ijin, kebetulan istri saya ditunjuk untuk mengerjakan proyek ekspansi perusahaannya" sambung Fais menjelaskan keperluannya kemari.
"wah, pak Bono nya pas tidak dirumah itu dik. Tadi baru saja keluar, mau beli rokok katanya" jawab bu Rina dengan mimik agak kecewa.
"lama apa tidak bu kira-kira?, tadi sempat saya hubungi namun tidak dijawab"
Bu Rina menggelengkan kepala tanda kurang tahu
"mungkin lama dik karena jika ketemu orang pak Bono suka lupa waktu, ini hp nya juga ketinggalan dirumah" sahut bu Rina menunjukkan hp suaminya yang tergeletak diatas meja disudut ruangan.
"waduh, saya telat berarti" sahut Fais menggaruk rambutnya tanda dia sedang berfikir.
"butuh segera diurusi berkasnya dik Fais?" Tanya bu Rina
"iya bu, ini tadi saya lupa tidak segera mengurusi padahal besuk selasa sudah harus beres. Ini tadi saya ada acara ke Batu jadinya balik lagi dan istri saya tingggal disana" balas Fais cemas
"ya ampun, sudah berkasnya ditinggal saja dik, nanti biar diurusi sama pak Bono" sambung bu Rina menenangkan kegundahan Fais. Bu Rina merasa kasihan dengan Fais karena harus bolak balik Batu – Malang sore ini.
"bener tidak apa-apa bu?nanti saya merepotkan pak Bono jadinya" Fais sedikit kawatir dia merepotkan tetangganya itu
"sama tetangga kan harus saling membantu dik" sambung bu Rina lagi
"tteerima kasih banyak bu untuk bantuannya, saya permisi dulu" Fais senang karena telah dibantu oleh bu Rina yang memang terkenal baik dan sopan dengan tetangganya itu.
"hati-hati dijalan dik Fais, salam buat Disha" pesan bu Rina yang mengantarkan Fais hingga ke depan pintu.
'Syukurlah, bisa kembali ke Batu lebih cepat dari perkiraan' gumam Fais, hatinya terasa lega karena masalahnya sudah selesei dengan bantuan bu Rina. Saat itu pulalah hujan mulai turun, meski tidak deras namun cukup membasahi baju juga bila dia tidak bergegas.
'duh, payungnya lupa ketinggalan dirumah pak Bono lagi' Fais kembali menggerutu karena saking senangnya hingga dia lupa meletakkan payung dibalik daun pintu rumah pak Bono.
'harus cepat ini, lewat jalur belakang saja lah, lebih cepat dan cukup banyak pohon peneduh' pikir Fais dalam hati. Jalur belakang yang dimaksud Fais tadi adalah jalur yang dapat menembus lewat halaman belakang rumahnya. Hanya saja cukup sepi jika akhir pekan karena yang tinggal disana kebanyakan adalah mahasiswa yang kos ataupun karyawan yang pulang ke kampung halaman setiap akhri pekan. Beberapa rumah sudah ada yang menyalakan lampunya, kadang mereka memang saat pulang selalu meninggalkan rumah dalam kondisi lampu menyala sebagai penerang jalan agar tidak gelap. 
'lho, pagar rumah mbak Aryanti kok terbuka?' batin Fais penasaran, apalagi dilihatnya ada sepeda motor tua terparkir tertutup tanaman perdu. 
'mbak Aryanti apa dikunjungi saudaranya ya, tapi mbak Aryanti kan bukan orang asli malang. Ini kok nomor polisinya N xxxx BC' Fais semakin penasaran
'lho ini kan motornya pak Bono yang pernah sekali dia pamerkan dulu waktu kerja bakti' Fais terkejut mendapati motor pak Bono ada dihalaman rumah mbak Aryanti. Fais celingak celinguk kiri kanan sebelum dia akhirnya memberanikan diri masuk kehalaman rumah Aryanti
'deeggghh' dada Fais semakin bergetar, jantungnya berdegub lebih cepat dari biasanya karena dia mengenali sandal yang ada di teras rumah mbak Aryanti adalah sandal pak Bono karena terdapat inisial namanya terukir disana. Pikiran Fais berkecamuk dengan apa yang terjadi didalam rumah mbak Aryanti, mungkinkah...mungkinkah... mbak Aryanti...pikiran tersebut berputar-putar dikepalanya saat melihat pintu rumah Aryanti tertutup rapat.
Samar-samar Fais mendengar suara bercakap-cakap dari dalam rumah. Suaranya pelan, cukup jauh didalam ruang tengah. Fais berjalan pelan, berputar mencari celah agar dapat mendengar lebih jelas. Fais pernah beberapa kali main kerumah Aryanti semasa almarhum mas Yudha masih hidup, Fais tau ruang tengah ada disisi kanan dalam rumah.
Fais melihat jendela ruang tengah rumah Aryanti kacanya terbuka, hanya tertutup selambu. Fais semakin hati-hati memilih langkah untuknya berpijak agar tidak menimbulkan suara, karena suara bercakap-cakap tadi semakin jelas terdengar dari jendela yang terbuka. Dengan perlahan Fais menempelkan telinganya didinding luar rumah dekat jendela kaca yang terbuka tersebut.
"mas hari pergi kemana mask kok tidak sama-sama?" Tanya seorang perempuan pada lawan bicaranya. Namun apakah yang didalam sana adalah pak Bono saja Fais belum berani meyakinkan karena rasanya mustahil bagi Fais jika Aryanti berani memasukkan laki-laki kedalam rumah dengan pintu tertutup rapat, apalagi Aryanti adalah muslimah yang taat dan meskipun Aryanti kemarin telah berhasil digauli oleh pak hari, apakah mungkin Aryanti berubah 180 derajat.
"katanya sih tadi hari ke kekecamatan, ada selamatan kayaknya karena tadi pakai baju rapi banget" balas lawan bicara sang perempuan yang tadi sempat memanggil 'yan' nama panggilan Aryanti. Hati Fais bergemuruh mendengar suara pak Bono didalam rumah Aryanti. Namun Fais tetap berpikiran positif, mungkin saja mereka tidak melakukan apapun dan ada hal serius yang dibicarakan dan bersifat rahasia sehingga diputuskan menutup pintu rumah.
Namun ternyata diluar dugaan, Fais berusaha menyingkap sedikit kain korden dengan ujung ranting yang diambilnya dari bawah. Fais terperangah dengan apa yang dilihat mata kepalanya sendiri. Aryanti dengan santainya menemani pak Bono ngobrol tanpa baju muslimahnya bahkan Aryanti tidak mengenakan hijab yang biasa menutupi rambut dan kepalanya. Aryanti yang dilihatnya sekarang sedang mengenakan daster tanpa lengan dengan potongan diatas paha, belahan dadanya pun terlihat dengan sangat jelas, montok dan putih seperti halnya milik Disha.
Sementara pak Bono tengah duduk santai menikmati sebatang rokok diseberang Aryanti yang juga duduk bersandar di sofa melihat kelayar kaca. Keduanya begitu akrab, seolah-olah tidak ada jarak diantara mereka berdua. Tidak ada lagi rasa jengah dan malu pada diri Aryanti berduaan dengan lawan jenisnya dengan pakaian yang mengumar aurat tubuhnya. Apa yang terjadi dengan Aryanti? Mungkinkah Aryanti yang sekarang tidak lagi sama dengan Aryanti yang dia kagumi dulu, sebagai istri yang sholeha, menjaga marwah dan kehormatan suaminya.
Fais berkali-kali mencubit lengannya sendiri, berharap apa yang dilihatnya ini adalah mimpi. Namun rasa sakit yang justru Fais rasakan karena itu bukanlah mimpi. Fais tidak lagi merasakan tubuhnya yang berubah dingin karena baju dan celananya telah basah terkena tetesan air hujan karena apa yang dilihatnya saat ini mampu membuat panas hatinya.
"kenapa kok nyari pak hari yan?, kangen ya?" goda pak Bono
"ah pak Bono kayak tidak tahu saja" Aryanti menyilangkan kakinya tersenyum malu-malu sehingga kain dasternya semakin tertarik keatas memperlihatkan paha mulusnya. Dilihatnya pak Bono meneguk ludah disuguhi pemandangan yang menggiurkan oleh Aryanti. Ibarat seekor kucing garong yang tengah melihat ikan tenggiri yang berada diluar tudung suji. 
"oia yan, kayaknya si Fais ada simpati sama kamu lho" sahut pak Bono sesudah bisa menenangkan diri, namun tonjolan dicelananya masih tetap tegak berdiri
"simpati bagaimana mas?" Tanya Aryanti kemudian
"ya ada rasa sama kamu yan, kira-kira kamu mau tidak bila Fais kapan-kapan aku ajak kesini?" tawar pak Bono
"ah, jangan lah mas, dik Fais itu sudah seperti sepupu bagi mas Yudha, masak mas Bono mau mengajak dik Fais kemari"jawab Aryanti keberatan, dari pembicaraan mereka, Fais dapat menangkap maksud dari kata 'mengajak kemari' itu adalah mengajak untuk menyetubuhi dan bukan bersilaturahim.
"tapi, kamu kalau boleh jujur bagaimana memandang si Fais itu yan?" pancing pak Bono lagi. Fais yang diluar semakin panas mendengar percakapan mereka dengan perasaan tak menentu menunggu jawaban dari Aryanti.
"buat apa sih mas Tanya begitu?" balas Aryanti
"aku ingin tahu bagaimana kamu memandang Fais karena si Fais sendiri terlihat ada rasa sama kamu yan" jelas pak Bono
"dik Fais ya? Dia suami yang baik, sayang dengan istrinya. Sejujurnya aku juga ada sedikit rasa kagum pada diri dik Fais karena sifatnya itu mas, dik Fais sedikit mengingatkanku pada almarhum mas Yudha" jawab Aryanti cukup panjang
"namun jika untuk 'itu' aku tidak sanggup mas, selain itu Disha juga sangat baik denganku" sambung Aryanti. Hati Fais berbunga-bunga mendengar jawaban dari Aryanti, dia tidak menduga jika selama ini ternyata janda mas Yudha itu menaruh perasaan terhadapnya. Memang jika kita berbuat baik itu tulus tanpa mengharap sesuatupun, maka aka nada yang diam diam menilai diri kita dan menaruh perasaan simpati jika kita beruntung, hehehe sedikit pesan moral.
"wah kalian sebenarnya ada kecocokan lho yan, kalau kubantu mendekatkan kalian mau ndak?" jawab pak Bono
"gak usah ah mas, biarlah seperti ini saja" tolak Aryanti
"gak apa-apa yan, santai saja" tawar pak Bono lagi
"kenapa mas Bono semangat sekali sih?" Tanya Aryanti penuh selidik
"hehehe" pak Bono hanya menyeringai mesum mendapat pertanyaan dari Aryanti
"jangan bilang mas Bono dan mas hari ada rencana pada dik Disha? sergah Aryanti
"wah kamu kok bisa baca maksud hatiku sih yan" balas pak Bono tersenyum tanpa rasa bersalah
"aku tahu siapa mas Bono dan mas hari, baik juga pasti ada maunya. jangan lah mas, mereka orang yang baik. Jangan dirusak, cukup aku saja yang menjadi korban kalian berdua" Aryanti sedikit berbicara dengan nada tinggi
"korban kenikmatan maksudmu yan, hehehe..." goda pak Bono yang kemudian duduk berpindah disebelaj Aryanti
"apa sih mas" sergah Aryanti ketika pak Bono mengelus pahanya
"ndak usah marah gitu lah yan, santai aja" pak Bono sambil berusaha menciumi pundak dan leher Aryanti yang terbuka. Posisi aryati yang terpojok pada sofa tidak memungkinkannya menghindar, hanya bisa menepis lemah pak Bono yang berusaha mencumbunya.
"ayolah yan, nikmati saja..." bisik pak Bono ditelinga Aryanti
"kamu sudah berubah sejauh ini, percuma kembali dan menolak-nolak seperti dulu namun pada akhirnya kamu malah menikmati" bisiknya lagi. Pipi Aryanti merona merah dilecehkan sedemikian rupa oleh pak Bono
"tttiiiddakk mmaass" Aryanti menggelengkan kepalanya berusaha menolak rangsangan yang dilakukan pak Bono pada pahanya yang tengah dielusi tangan kiri pak Bono
"bayangkan saja aku ini Fais yan yang tengah mencumbuimu" bisik pak Bono lirih namun cukup bagi Fais mendengarnya
"aagghhh dik Faisss..." desah Aryanti tiba-tiba. Fais yang mendengar namanya disebut oleh Aryanti menjadi dag dig dug, seperti nano nano. 
'mbak Aryanti menyebut namaku...' batin Fais lirih. entah karena Aryanti yang sudah mulai terpancing gairahnya karena dirangsang pak Bono ataukah karena Aryanti terbuai oleh imajinasinya sendiri yang tengah bermain dengan Fais, namun kini penolakan Aryanti sudah mengendur, bahkan terlihat menikmati apa yang sedang dilakukan oleh pak Bono.
Dan dalam sebuah kesempatan, pak Bono mendaratkan ciuman pada bibir Aryanti dan kemudian melumatnya. Tangan pak Bono yang kasar mulai merabai payudara Aryanti yang telah terbuka bagian atasnya. Aryanti dibuatnya belingsatan dengan cumbuan dan rangsangannya. Meski awalnya Aryanti pasif meladeni ciuman pak Bono, namun dia tidak dapat mombohongi dirinya sendiri, perlahan-lahan bibirnya bergerak pelan dan membalas ciuman pak Bono yang menggairahkan itu. Dan bahkan ketika tangan pak Bono menurunkan tali daster dipundak Aryanti, ia tidak keberatan sama sekali hingga payudara bulatnya yang terbungkus BH hitam terpampang dengan jelas. Pak Bono kemudian mengangkat kedua lengan Aryanti dan melepaskan kaitan BH hitam yang dipakainya dan dengan cepat melepasnya. 
Fais merasakan sesak nafas melihat tayangan 'live action' didepan mata kepalanya sendiri. Melihat Aryanti perempuan yang sangat dikaguminya itu tengah bercumbu dengan orang tua yang seharusnya pantas menjadi ayahnya. Fais melihat pak Bono merebahkan Aryanti dan menciumi lehernya dan turun mengarah pada payudaranya. Diciuminya dan dikulumnya kedua putting susu Aryanti yang telah tegak mengacung dengan gemas.
"aagghhhh...asshhhh...." Aryanti menjerit kecil sambil menggigit bibir bawahnya
Ciuman pak Bono terus turun hingga mencapa perut Aryanti yang ramping, Aryanti mengerang penuh nikmat dicumbui pak Bono. Daster Aryanti yang masih tersangkut diperutnya tersebut lantas kembali ditariknya kebawah, bukannya menolak Aryanti justru membantu pak Bono mengangkat pantatnya supaya pak Bono lebih mudah melepaskan dasternya sendiri. 
Kini Aryanti hampir sepenuhnya telanjang bulat, hanya celana dalam mini berwarna hitam yang senada dengan BH nya tadi yang masih terpakai rapi pada tempatnya. Fais hanya bisa meneguk ludah melihat pemandangan indah dihadapannya. Kini dia dapat melihat tubuh wanita idamannya telah setengah telanjang, dan tanpa disadari penisnya pun ikut menegang keras yang kemudian dia keluarkan karena mengganjal celananya.
"oouugghhh...mas boonooo..." Aryanti kembali mendesah saat pak Bono menyingkapkan tepian celana dalam Aryanti dan mulai mengoralnya. Pak Bono yang sudah berpengalaman tahu mana titik-titik rangsang pada tubuh wanita hingga membuat sang wanita yang tadinya menolak, namun kini terlihat menikmati.
Dibawanya Aryanti kelangit ketujuh, paha Aryanti terlihat dengan kuat seperti menjepit kepala pak Bono seolah tidak mau lidah sumber kenikmatannya beralih tempat. Meskipun demikian, pak Bono tidak kesulitan melanjutkan aktifitasnya menjelajahi rongga liang senggama Aryanti dengan lidahnya. Tangan Aryanti berusaha menggapai-gapai sekenanya, diremasinya tepian kursi sofa untuk meredam rasa geli yang dirasakannya, dan Aryanti tak berhendi mendesah menikmati.
Setelah beberapa lama, akhirnya pak Bono menghentikan jilatannya pada liang senggama Aryanti, dilihatnya perempuan itu tergolek disofa terengah-engah kehabisan nafas. Pak Bono hanya tersenyum melihaht kondisi Aryanti, dan kemudian dia melepaskan celana panjang dan kemejanya. Terlihatlah senjata rahasia pak Bono yang menggantung besar dan panjang, meski belum ereksi sempurna namun sudah terlihat kegagahan dari batang penis pak Bono. Ada rasa minder dalam diri Fais melihat ukuran penis pak Bono yang diatas miliknya itu.
Aryanti tersipu malu melihat ketelanjangan pak Bono meskipun bukan untuk yang pertama kalinya, namun saat pak Bono menyodorkan batang penisnya dan mengoles-oleskannya ke pipi Aryanti, janda itu dengan tanggap langsung meraih dan memasukkan kedalam mulutnya. Pak Bono terlihat sangat menyukai cara Aryanti mengoralnya. Tangan kanannya meremas remas kepala dan rambut panjang Aryanti dan sesekali menyingkirkan rambut yang menutupi mukanya sehingga menghalangi pak Bono yang ingin melihat wajah cantik Aryanti yang tengah mengoral penisnya. 
Setelah hampir 15 menit dioral oleh Aryanti, pak Bono menarik batang penisnya hingga terlepas dari bibir Aryanti. Aryanti memandang pak Bono dengan tatapan sayu, Nampak jelas oleh Fais bahwa Aryanti tengah dilanda oleh birahinya. Aryanti Nampak berusaha berdiri setelah sebelumnya dia melepas celana dalamnya yang sudah tidak rapi lagi dan kemudian dipeluknya pak Bono yang masih mengenakan kemeja. Aryanti melepasi satu persatu kancing kemeja pak Bono dan kini mereka berdua telah sepenuhnya telanjang. Pak Bono mengusap-usap rambut yang berada dipunggung Aryanti dan kemudian Aryanti membalas dengan mencium bibir pak Bono penuh gairah, dan bibir mereka saling berpagutan. Penolakan Aryanti saat awal permainan tadi telah hilang sepenuhnya, dan tidak Nampak sama sekali pemaksaan oleh pak Bono pada diri Aryanti bahkan tangan Aryanti dengan spontan merangkul leher pak Bono.
Pak Bono kemudian kembali merebahkan Aryanti diatas sofa, lalu membuka paha Aryanti yang sintal lebar-lebar hingga liang senggama Aryanti jelas terlihat oleh Fais dari luar jendela. Liang senggama dari wanita pujaan hatinya kini siap dinikmati oleh pak Bono. Ada rasa marah, kecewa dan benci namun juga bernafsu berkecamuk dalam dirinya seperti saat dia memergoki melihat dengan mata kepala sendiri, Disha istrinya yang cantik tengah dengan rela dan pasrah digauli pria-pria yang jelas bukan suaminya. Aryanti benar-benar pasrah saat pak Bono menjilati leher hingga payudaranya sebelum dia mulai memasukkan batang penisnya yang telah ereksi sepenuhnya saat dioral olehnya.
"aakkhhh mass pelaan pelaan" Aryanti dengan reflek menjerit saat pak Bono mulai mendorong batang penisnya maju menyusuri liang senggamanya. Fais melihat ekspresi kenikmatan yang terpancar dari wajah Aryanti, kepalanya mendongak keatas dan membusungkan dadanya hingga kedua payudaranya semakin maju dan dapat dilumat olehpak Bono. 
Dapat ditebak, Aryanti mendesah desah penuh gairah saat disetubuhi pak Bono sama seperti saat Fais melihat rekaman video di hp pak hari tempo waktu lalu. Tubuh keduanyanya sama-sama bersimbah peluh, begitu juga dengan Fais. Meski dirinya terkena tetesan air hujan namun tubuhnya panas dingin melihat adegan memilukan tersebut. Aryanti terlihat meraba dada pak Bono yang bidang meski dia sudah tua. Nampak sorot kekaguman terlihat dikelopak mata Aryanti pada pria tua itu dan larut dalam nikmatnya birahi. 
Setelah beberapa lama, pak Bono memberikan kode untuk mengganti posisi, Aryanti mengerti maksud dari pak Bono dan dengan bergegas merubah posisi mengikuti kemauan pak Bono. Rupanya pak Bono ingin menyetubuhi Aryanti dari belakang. Aryanti terlihat bertumpu pada bahu sofa sementara pinggulnya dengan erat telah dicengkeram pak Bono. 
"aakkhhh... ahhhh... aahhhh..." desahan Aryanti bersahutan dengan deru nafas pak Bono, desahan Aryanti semakin terdengan keras hingga terdengar sampai ke halaman rumahnya. Entahlah, birahinya mungkin sudah menguasai pikirannya hingga Aryanti seolah tidak perduli apabila ada tetangga yang mendengarnya. Dalam posisi doggy style pak Bono semakin diuntungkan karena batang penisnya yang sudah panjang itu semakin mudah menerobos dinding vagina Aryanti dan membuat tubuhnya meliuk-liuk tak beraturan. Tubuh Aryanti mulai lemas dan bergetar pertanda dia hampir meraih orgasmenya namun tanda-tanda pak Bono hendak keluar belum kelihatan.
"aahhh...aahhh lebih cepat masss" ujar Aryanti lirih 
Aryanti mendesah-desah tidak karuan saat pak Bono menggenjot liang senggamanya lebih cepat. Tubuhnya melengking keatas dan kemudian jatuh kebawah begitu berulang-ulang. Dan kemudian Aryanti juga merasakan jika pak Bono hendak keluar, dapat dirasakan oleh dinding vaginanya jika penis pak Bono terasa sekamin keras dan membesar. 
Pak Bono memeluk punggung Aryanti dengan kuat, kedua tangannya meremasi payudara Aryanti. Dipercepatnya genjotan dalam liang senggama Aryanti hingga beberapa saat kemudian...
"aaaahhhhhhh!" Aryanti mendesah keras sambil mendongak keatas dan membusungkan dadanya. Aryanti merasakan kenikmatan yang luar biasa, tubuhnya bergetar hebat saat cairan orgasmenya menyiram hangat pada batang penis pak Bono yang masih terus menggenjotnya dari belakang. 
"ah nikmat sekali dik yanti, aakkhhh!" pak Bono melesakkan dalam-dalam batang penisnya kedalam liang senggama Aryanti dan menumpahkan beberapa semprotan sperma membanjiri rahim Aryanti. Rupanya mereka meraih orgasme hampir bersamaan. Pak Bono dan Aryanti sama-sama terdiam, nafas mereka terengah-engah, menikmati sisa-sisa puncak orgasme yang diraihnya. Tanpa sadar Fais juga telah berejakulasi sendiri dengan batuan tangan kirinya, ditumpahkannya spermanya pada dinding sang tuan rumah yang masih tergolek lemas disamping sang pejantan.

Binalnya Istriku - Disha part 11

Update 11 - Family Gathering Pt. 2

chapter ini adalah lanjutan dari chapter sebelumnya dan untuk update berikutnya sudah beda cerita
mohon maaf belum ada mulustrasinya

"lanjutin lagi ceritamu dish, aku pengen tahu" bujuk Riyan
"masih banyak waktu lagi yan, lain kali juga bisa kan" ujar Disha yang tengah bangkit untuk mengambil air. Riyan memandang nanar tubuh istri sahabatnya yang sedang berjalan membelakanginya mengambil air didekat televisi. Tubuh sintal yang kulitnya selalu halus terawat dengan pantat yang bulat kencang membuatnya menggeleng-gelengkan kepala. Dicubitnya lengannya dan dirasakan cukup sakit, ternyata kejadian barusan bukanlah mimpi. Akhirnya dia berkesempatan menggauli Disha istri sahabatnya yang cantik dan seksi itu. 
Riyan meraih smartphone Disha yang ada dimeja disebelahnya dan dipotretnya Disha. Disha yang tengah meneguk air minumnya dari gelasnya bukannya tidak melihat apa yang dilakukan Riyan dengan handphonenya, namun dibiarkannya saja kelakuan sahabat suaminya itu. Riyan cukup puas dengan hasil jepretannya, Nampak Disha dilayar smartphonenya sedang berdiri menyamping tengah menegguk air, payudaranya terlihat jelas tidak tertutupi, besar dan sekal tidak menggantung. 
"ngapain sih yan?" bukannya marah atau terkejut Disha justru bertanya dengan lembut
"buat bahan coli dish, boleh ya?" pinta Riyan
"bahaya ah yan, nanti ketahuan lagi" rajuk Disha tidak sungguh-sungguh
"ndak kok, aman kok dish, percaya deh" bujuk Riyan 
"gambarmu cantik kok dish, sempurna" tambahnya 
"bener lho ya, awas klo sampe kesebar" akhirnya Disha membiarkan sahabat suaminya itu mengambil gambarnya untuk kenang-kenangan
Namun Disha rupanya tidak menyadari jika Riyan sebelumnya juga telah meletakkan smarthonenya diam-diam didekat televisi sesaat sebelum dia mulai memijat Disha. Riyan rupanya ingin mengambil souvenir dari petualangannya. Kalaupun dia tidak bisa menggauli Disha hari ini, paling gak dia bisa mendapatkan rekaman saat dia memijat Disha yang dapat dijadikannya bahan onani. Namun keberuntungan berpihak pada Riyan, smartphonenya benar-benar merekam saat dia tengah menyetubuhi Disha dan membuatnya meraih orgasme. Riyan yang sebelumnya harap-harap cemas karena Disha berdiri didekat dia menyembunyikan smartphonenya telah berbalik dan berjalan kearahnya.
'kontol Riyan kok masih tegang ya, kok aku jadi pengen nambah' batin Disha heran dengan Riyan yang meski sudah orgasme namun batang penisnya masih tegak dan keras. Disha rupanya lupa jika tadi dia sudah mengundang Pardi kekamar
"yan, main lagi yuuk?" Disha menggoda Riyan yang sedang bersandar pada dua bantal yang ditumpuknya. Dimainkannya sendiri ujung rambutnya yang curly dengan senyum yang menggoda. Ditatap oleh pandangan 'mengajak' oleh wanita cantik membuat Riyan sedikit besar kepala. Itu artinya Disha mengakui kejantanan dirinya batin Riyan dalam hati.
"ayo dish, aku juga belum puas menyetubuhimu" sambut tangan Riyan meraih pinggul Disha dan menariknya dalam pelukan Riyan. Mereka berdua bergumul diatas ranjang, berpelukan erat dan berpagutan mesra. Tangan Disha mengocok batang penis Riyan ditengah-tengah ciuman panas mereka. Disha benar-benar ingin memberikan kepuasan pada sahabat suaminya itu. Apalagi jika dia ingat akan cerita Martha saat arisan ibu-ibu dharma wanita, yang ,mengatakan jika suaminya sangat hebat diranjang, Disha ingin membuktikan sendiri jika dia bisa mengalahkan suami Martha kali ini.
"kamu hot banget dish, Martha gak pernah mau kocokin penisku" sahut Pardi kemudian
Disha hanya tersenyum manis mendapat pengakuan dari Riyan, "berarti kamu mungkin belum pernah diberikan ini sama Martha". 
Sejurus kemudian Disha mundur dan tiba-tiba saja langsung melahap batang pensi Riyan yang tadi bengong dengan perkataan Disha. entah mendapat dorongan darimana Disha dengan sadar memasukkan batang Riyan kedalam mulutnya. Padahal saat fais memintanya mengoral penisnya saat mereka bercinta dia selalu menolak. 
"duh dish, enak banget seponganmu..."
"iiyyaa Martha ndak pernah mau memberikan itu padaku" tambahnya lagi memuji Disha. Riyan membelai lembut rambut dan kepala Disha. beberapa kali ditekannya kepala Disha supaya bisa lebih dalam lagi memasukkan batang penisnya kedalam rongga mulutnya. Namun batang penis Riyan terlalu besar dan panjang hingga hanya bisa masuk setengahnya saja.
"batang penismu panjang dan besar yan, jangan ditekan aku kesulitan bernafas" sela Disha tiba-tiba, Dengan jemarinya sesekali Disha menarik penis itu keluar dan memainkan di wajahnya yang mulus, menyusuri hidung dan telinganya.
"hehehe, iya dish maaf habisnya nikmat dan ngilu banget"
"sini dish, aku juga mau melakukan hal yang sama" ujar Riyan, Disha kemudian merubah posisinya yang sebelumnya berjongkok menjadi mengakangi muka Riyan, dalam posisi tersebut Disha semakin terlihat seksi, apalagi pantatnya besar dan kencang seperti tak sabar untuk disodok lagi. Dengan pemandangan yang menggairahkan itu, Riyan dengan gemas meremas pantat Disha.
"aaahhhhh geli yaaannnnn teruuuss...." pinta Disha sambil menoleh kebelakang. Riyan mulai menyapukan lidahnya yang hangat diliang senggamanya. Kini dalam posisi 69 tersebut, Disha dan Riyan terlarut dalam kenikmatan. Suara desahan dan lenguhan mereka saling bersahutan mengisi sepinya kamar.
Lidah Riyan menyapu liang senggama Disha cukup dalam, Riyan cukup ahli rupanya dalam pengalaman permainan lidah. Berkali-kali Disha menjerit kecil saat lidah Riyan masuk terlalu kedalam dan menyentuh titik sensitifnya.
"oooohhh...yaannnn teruuuuusss aagghhh..." desah Disha makin keras. Rambut hitamnya yang terurai mengikuti gerakan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan tak beraturan. Membuat sepongan Disha juga semakin kuat menyedot batang penis Riyan dan dimainkannya dengan lidah.
Namun rupanya Riyan dan Disha yang sedang asyik mengoral kemaluan lawan mainnya tidak menyadari kehadiran Pardi yang tiba-tiba saja sudah ada dalam kamar. Ternyata Riyan tidak menutup pintu kamar Disha dengan benar sehingga pengunci otomatisnya tidak jalan.
"wah wah sedang pesta rupanya" sergah Pardi tiba-tiba
"pantesan kok bbm ku tadi tidak dibalas" imbuh Pardi
Riyan terkejut melihat Pardi sudah ada didepannya, sementara Disha yang tadi terkejut karena ada yang mengkagetkannya tiba-tiba, sedikit tenang karena yang dating adalah Pardi. 
"ah mas Pardi ngagetin saja dating tiba-tiba" Disha menghentikan oralannya pada batang penis Riyan yang sedikit lemas karena terkejut tadi
"tenang saja yan gak apa-apa kok" lanjut Disha
"aku gabung yah mbak?" Tanya Pardi, tanpa menunggu persetujuan Disha, Pardi bergegas melepas kemeja dan celana 3/54 nya sehingga kini Pardi sudah telanjang karena dia sengaja tidak mengenakan celana dalam.
Riyan sebelumnya cukup terkejut, karena dia yang tengah menyelingkuhi Disha, tiba-tiba Pardi ikut bergabung padahal sebelumnya Pardi dikenalkan sebagai saudara sepupu dari fais. Namun sapuan lidah Disha pada batang penisnya mulai kembali mengacaukan pikirannya.
"dish, kok bisa???" Tanya Riyan terbata-bata menahan geli dikepala penisnya
"mmmm iittu parrdi, petuaangan keduakuhh yann" Disha menjawab pertanyaan Riyan cukup kesulitan karena mulutnya sedang penuh oleh batang penis Riyan.
Pardi tidak perlu mengambil pemanasan lagi karena dia sudah langsung 'on' melihat Disha yang tengah dikerjai Riyan. Dihampirinya Disha dan dibelai rambut Disha, Disha yang tengah mengoral batang Riyan menoleh dan dengan tangan kirinya meraih batang Pardi dan dikocoknya pelan. Pardi mengambil posisi duduk disamping Disha dan dirabanya payudara Disha yang menggantung bebas, dipilinnya putting Disha yang sudah mengeras kencang. Sungguh pemandangan yang erotis namun menyesakkan dada bagi fais, Disha benar-benar terlihat binal melayani kedua orang tersebut dengan suka rela. Bagi Disha, ini adalah threesome pertamanya. Namun sebenarnya dalam hati kecilnya, sering kali dia terobsesi untuk digangbang seperti ini apalagi saat dia bercinta dengan fais yang tidak mampu memuaskannya namun hal tersebut tentu tidak mungkin dia ungkapkan pada suaminya, dan sore ini apa yang dimpikan tersebut kesampaian tanpa sengaja. Padahal sebelumnya dia pernah berangan-angan merealisasikan hal ini dengan mas teguh dan Pardi sebelum dia balik lagi ke kota. Namun rupanya Pardi tidak kunjung dating kerumah dan waktu itu (pertunjukan kuda kepang) Disha lupa tidak meminta kontak Pardi, sehingga obsesinya urung direalisasikan. 
"dish, ini pengalaman pertamamu yah?" Tanya Riyan, dihentikannya jilatan lidahnya diliang senggama Disha.
"huum" Disha menjawab sekenanya dengan tidak jelas, mulutnya lagi-lagi penuh oleh batang penisnya
"oohhhh....sensasinya luuaarr bisaaaa yyyaannn" desah Disha yang kemudian melepaskan batang Riyan dari mulutnya dan ganti meraih batang Pardi untuk dimasukkan kedalam mulutnya.
Riyan menarik pinggul Disha sedikit menyerong kekanan, sehingga mau tidak mau Pardi yang sedang dioral Disha pun juga mengikuti kemauan Riyan. Rupanya Riyan ingin memposisikan mereka bertiga supaya pas menghadap smartphone yang disembunyikannya tadi. 
"dish, aku mulai sekarang yah"bisik Riyan sambil memeluk Disha dari belakang, tangan kirinya langsung mengarah pada payudara Disha sementara tangan kanannya memegangi batang penisnya dan diarahkan keliang kenikmatan Disha. Disha tidak menjawab, hanya anggukan kepalanya yang tengah mengoral batang Pardi yang memberikan persetujuan.
"wah, giliranku masih lama ya?" ucap Pardi yang masih dioral Disha, Disha hanya tersenyum memandang Pardi dan melanjutkan aktivitasnya menjilati batang Pardi.
"uugghhhh yyaaannn..." 
Liang senggama Disha kembali cukup kesulitan menelan batang Riyan yang besar dan panjang. Dengan sigap Riyan memegang pinggul istri sahabatnya dan terus mendorong batangnya masuk lebih dalam.
"yyyaann ttunggu dulu, pelannn..." Disha melepaskan sepongannya pada penis Pardi dan mendongak keatas menikmati gesekan-gesekan daging panjang Riyan dengan dinding vaginanya, Disha kembali menoleh kebelakang berusaha melihat batang Riyan yang sedang berusaha memasuki liang senggamanya itu.
"dorong tterrus yaann, yang dalammm..." racau Disha yang kembali meraih batang Pardi dan dimasukkannya kedalam mulutnya. Disha yang tidak mau kalah dengan Riyan, berusaha mengoral batang Pardi dengan sebaik-baiknya. 
"uugghhh mbaakk, ngilu bangeettt" lenguh Pardi menahan geli pada batang penisnya
Riyan sangat menikmati wajah Disha yang tengah dilanda nafsu, pasti cantik sekali hasil rekaman nanti, batin Riyan dengan bibirnya tersungging senyuman. Pardi memegangi kepala Disha dan sesekali dielusnya kepala wanita yang tengah mengoralnya tersebut namun sesekali ditekannya agar Disha memasukkan lebih dalam.
"aagghhh.....yyyaannn ....uuugghhhh....." erang Disha nyaring terdengar memenuhi ruangan kamar dengan tubuh semakin menggelinjang jalang. Pasti itu sangat nikmat, batin Pardi saat melihat batang Riyan yang tidak kalah darinya sedang menerobos liang senggama Disha dan bergerak intens didalamnya.
Disha terengah-engah meladeni serangan penis Riyan apalagi mulutnya penuh dengan penis Pardi. Penis Riyan kini tidak sekedar bergerak maju mundur, namun sudah menghentak dan menusuk hingga kedalam. 
"gilaaa...nikmatt bangettt mbakk sepongan mu" Pardi berteriak keras, tubuhnya bergetar hebat. Tangannya meremasi kedua buah payudara Disha yang menggantung indah, terhentak-hentak seiring goyangan pinggulnya. Tak lama kemudian penis Pardi beberapa kali menyemprotkan sperma dalam jumlah banyak kedalam mulut Disha. sepongan Disha membuat Pardi berejakulasi dengan cepat kali ini, karena sensasi persetubuhan threesome yang baru pertama kali dia lakukan.
Disha hampir muntah karena kehabisan nafas sementara rongga mulutnya dipenuhi oleh penis Pardi dan cairan spermanya. 
"ditelan mbak, jangan disisakan" seru Pardi yang dengan sengaja menahan kepala Disha agar batang penisnya tetap menyumbat bibir Disha. 'banyak banget sperma Pardi' gumamnya dalam hati. dengan perlahan Disha meneguk limpahan sperma Pardi masuk kedalam kerongkongannya.
"aahhhhh...." Pardi menarik batang penisnya dari mulut Disha setelah Disha menghabiskan sperma yang ditumpahkannya. Saat penis Pardi sudah terlepas, suara desahan Disha semakin nyaring terdengar karena sebelumnya tertahan oleh penis Pardi. 
"Aaagghhh....aagggghhh...aaggghhh...." 
Disha merebahkan kepalanya diantara kedua paha Pardi, didepan batang penis yang telah selesai berejakulasi namun belum Nampak tanda-tanda mengecil dan lemas. Riyan geleng-geleng kepala, dia tidak habis pikir dengan kebinalan Disha, istri sahabatnya ini. Gila..ini sungguh gila... batin Riyan dalam hati. Dia menyetubuhi Disha sekali tadi saja sudah perbuatan gila, dan kini Disha tengah dia setubuhi kembali bersama dengan seorang pria lagi yang juga dikenal oleh fais.
"gila dish, ini benar benar gila" komentar Riyan ditengah-tengah genjotan penisnya dalam liang senggama Disha. Disha yang mendengar celoteh Riyan kemudian memalingkan wajahnya dan tersenyum nakal.
"faaaiiss...istrimu benar-benar nikmaatt...." racau Riyan kembali, penisnya mengaduk-aduk dengan cepat liang senggama Disha. namun pinggul Disha berusaha mengimbangi hentakan penis Riyan dengan bergoyang seirama.
Riyan mengambil posisi duduk dan Disha ditariknya agak berdiri hingga kini Nampak Disha menduduki batang Riyan, dipeluknya tubuh montok nan sintal itu dan dicumbui lehernya. Pardi dengan kompak memeluk Disha dari arah depan dan kedua tangannya meremasi pantat dan payudara Disha.
Disha hanya mampu menggeliat tak beraturan disetubuhi, dicumbui sedemikian rupa oleh kedua pejantan tersebut. Bibirnya mendesah dan mendesis keras saat dirasakannya titik rangsang tubuhnya saling bersentuhan. Tubuhnya bergerak erotis tanpa diperintah, pantatnya bergerak memutar seolah memelintir penis Riyan yang membuatnya tersiksa nikmat. 
"Oougghh...sshhh...."Lenguhan dan desahan Disha semakin sering terdengar. Gairah birahinya yang selama ini hanya ada dalam imajinasinya terlampiaskan sudah. Gejolak birahinya meledak-ledak menikmati serangan seksual kedua pejantan yang tengah menikmati tubuhnya. Disha bahkan merasakan puncak pendakian birahinya akan segera tercapai.
"ooohhh...teruss genjot memekku , yaan, lebih cepaatt! Aauuuh yyaa yyaa begituu yan..." Disha meracau sejadi-jadinya merasakan nikmatnya batang penis sahabat suaminya sendiri yang tengah menghujam kuat diliang surgawinya. Mendengar erangan istri sahabatnya, Riyan mempercepat gerakan pinggulnya agar penisnya semakin cepat menggerus dan menghujam dinding vagina Disha. 
Liang senggama Disha meremas dan menyedot kuat penis Riyan, Riyan yang mengetahui Disha akan meraih orgasmenya menekan penisnya lebih dalam hingga menyentuh dinding rahim Disha, blleesshh...!
"ooouugghh yyaann...." Disha melenguh keenakan saat vaginanya menyemburkan cairan kenikmatannya untuk yang ketiga kalinya, tubuhnya melengking keatas hingga membuat payudaranya membusung bergesekan dengan dada bidang Pardi. Riyan mendiamkan sejenak batang penisnya memberikan kesempatan pada Disha menikmati puncak pendakiannya. Riyan merasakan liang senggama istri sahabatnya itu berkedut-kedut, meremasi penisnya kuat seiring semburan cairan kenikmatannya.
Disha yang lunglai ambruk dalam pelukan Pardi yang sudah sigap memeluknya selama proses persetubuhannya dengan Riyan. Terlihat nafas Disha masih memburu, matanya sayu terpejam, dan tersungging senyuman tipis dari bibirnya penuh kepuasan. Setelah nafasnya mereda, barulah Disha membuka matanya dan semburat merah menghiasi pipinya, Disha tersipu. Dilihatnya Pardi sedang memandangi wajah cantiknya. Rupanya Disha merasa malu dengan apa yang sudah diperbuatnya sendiri, jika saja tadi Disha tidak dilanda nafsu mungkin hal ini tidak akan terjadi. 
Melihat hal itu, membuat Pardi dan Riyan tersenyum. Dengan penis yang masih menghujam diliang senggamanya, kembali Riyan menggerakkan pinggulnya perlahan. Disha yang masih tersipu malu terhenyak dengan ulah sahabat suaminya itu. Namun Disha hanya bisa melenguh merasakan gesekan batang penis Riyan pada liang senggamanya. Hanya saja semburat merah dipipi Disha semakin kentara saat tangan Riyan dan Pardi kembali menggerayangi kedua payudaranya yang tegak membusung. Dengan lembut mereka berdua meremasi payudara ranum itu hingga putting susunya semakin mengeras. Riyan kembali menggenjot Disha hingga desahannyapun kembali terdengar didalam kamar. Nafsu birahi Disha yang tadi meredup perlahan bergairah kembali.
Pardi yang melihat Riyan kembali menuntaskan birahinya, mengatur posisi agar dirinya tidak sampai mengganggu Riyan menggauli istri sang sahabat. Dipeluknya Disha dan diciuminya telinga, tengkuk dan leher Disha sambil salah satu tangannya meremasi payudara dan tangan satunya lagi menggesek klitoris Disha.
"aaaahhhhh" Disha merasakan sentuhan jemari Pardi menggesek klitorisnya yang juga tengah digesek batang Riyan dari dalam. Disha merasakan sensasi kenikmatan yang berbeda. Akibatnya pinggul Disha bergerak bertambah cepat.
"oouugghh ssshh ahhh" Disha merasakan batang Riyan semakin gencar menghujam dalam liang senggamannya. Cairan cintanya yang mengalir dari liang senggamanya bercampur dengan cairan orgasmenya tadi membuat liang surgawi Disha semakin basah. Hingga suara tumbukan kulit mereka berdua semakin terdengar saat kedua kelamin mereka bertemu yang membuat mereka bertiga semakin bergairah.
"mas, kalau mau keluar jangan didalam yah" Pardi memberi pesan pada Riyan agar tidak menumpahkan sperma nya dirahim istri fais. 
"waahh mass, tak usahakan tapi ndak janji aku, eeennakk soallnyaa" Riyan meracau menanggapi Pardi sambil tangannya meremasi payudara Disha.
Tubuh Disha kembali melengking dengan wajah yang terdongak keatas. Bibirnya terbuka dan sesekali mengeluarkan desahan desahan halus. Pardi tersenyum melihat Disha digarap sedemikian rupa oleh Riyan, ia segera memagut bibir Disha penuh nafsu. Lidahnya menerobos kedalam rongga mulut istri fais yang disambut Disha dengan penuh gairah. Keduanya asyik berciuman, dan tangan Disha yang sebelumnya memeluk pundak Pardi diarahkan untuk mengocok batang Pardi. Andai para suhu dan master melihat dengan langsung hal tersebut, entah perasaan apa yang suhu dan master rasakan, melihat seorang istri yang tengah digarap oleh dua orang pejantan.
Nafas Riyan bergemuruh, menandakan dia akan berejakulasi. Dipercepat genjotannya diliang senggama Disha hingga membuat istri fais itu terlonjak kaget dan melepaskan pagutan bibirnya dengan Pardi.
"mas, jadi didalam apa diluar ini" Riyan member tahu Pardi agar bersiap-siap mengambil alih karena Disha ditengah-tengah pendakian birahinya. Pardi kemudian segera beranjak kebelakang tubuh Riyan dan melepaskan pelukan Disha hingga Disha ambruk dan bertumpu dengan kedua lengannya diatas ranjang.
Dengan segera Riyan mencabut batang penisnya sebelum dia berejakulasi kembali membuahi rahim istri sahabatnya. Pardi yang batang penisnya sudah sangat tegang dengan tanggap mengambil alih tugas menyetubuhi Disha, didorongnya penis panjangnya itu perlahan karena dia cukup kesulitan melesakkan penisnya ke liang senggama Disha meski baru saja Riyan mencabut penisnya yang hampir sama besar dan panjang dengan miliknya. 
'sslleeppp!' dengan cukup kesulitan batang Pardi akhirnya membelah dan bersarang diliang senggama Disha. 
"aagghhh...mas Pardii" Disha medesah puas saat Pardi berhasil menghujamkan batang penisnya dalam liang senggamanya. Namun desahan Disha kembali tertahan karena Riyan melesekkan batang panjangnya saat Disha melenguh tadi, dan tanpa member aba-aba Riyan memuntahkan spermanya dengan cukup banyak kedalam rongga mulut Disha. didoronganya perlahan agar penisnya masuk semakin dalam hingga menyentuh tenggorokannya.
"memekmu sempitt banget mbakkk, padahal baru saja dipakai mas Riyan" balas Pardi merasakan sempit dan hangatnya liang senggama Disha. Disha menelan semua sperma Riyan dengan penuh gairah. Dibelainya rambut dan wajah cantik Disha yang telah dengan senang hati melayani nafsunya dan meminum spermanya.
"tadi aku sudah duluan mas Pardi, sekarang mas Pardi bisa melanjutkan menikmati tubuh montok Disha sendirian" seru Riyan sambil menarik batang penisnya yang telah dibersihkan bibir Disha. 
"aagghh agghhh masshh terusshh " racau Disha yang tengah kembali disodok Pardi. Batang Pardi bergerak keluar masuk dalam sempit dan peretnya liang senggama Disha. Pardi memeluk Disha dari belakang dengan erat, tubuh mereka seolah-olah menyatu. Disha yang tengah menungging memalingkan wajahnya dan dengan segera Pardi menyambut bibir Disha dan mereka berpagutan dengan mesra. Dengan satu tangan dirinya meremasi payudara Disha yang menggantung indah berguncang seiring hentakan pinggulnya dan satu tangannya lagi membantu menyibakkan rambut Disha. Disha yang telah tiga kali meraih orgasmenya semakin liar menggoyangkan pinggulnya, goyangan pantatnya berusaha mengimbangi hentakan penis Pardi diliang senggamanya.
"aagghhh terusss goyang mbbakk, memekmu benar-benar nikmatt" puji Pardi yang merasakan nikmat batang penis seperti dipijit-pijit saat Disha mengoyangkan pinggulnya. 
"eesshhh...nikmaattnyaa uuhhh..." Disha merintih penuh nikmat liang senggamanya digempur Pardi habis-habisan setelah sedari tadi Pardi dan Disha berusaha mengarungi bahtera birahi bersama, kini mulai Nampak mereka berdua hendak mencapai dermaga kenikmatan yang dicari.
"mass Pardii, aauugghh oohh,, aku mau sampaiiii" Disha mendesah panjang saat gelombang orgasme keempatnya dirasa dating.
"iyyaa mbbak, kita sama-sama. Aku sirami memekmu mbakkk" sahut Pardi terengah-engah mengatur nafas
Disha melenguh panjang ketika liang senggamanya kembali menyirami batang penis yang telah memberikannya kepuasan dalam persetubuhan ini, tubuhnya menekuk keatas dengan mata terpejam. Disaat yang sama Pardi melesakkan batang penisnya dalam-dalam keliang senggama Disha dan memuntahkan spermanya membuahi rahim Disha.
Setelah tubuh Disha bergetar, Disha ambruk lemas diatas ranjang. Meski matanya terpejam, dari bibirnya terukir senyuman kepuasan setelah hari ini dia mendapatkan empat kali orgasme dalam bercinta. Tanpa mencabut batang penisnya yang telah berejakulasi Pardi merebahkan diri memeluk Disha dari belakang. Sementara Riyan yang duduk diatas ranjang yang sama juga tersenyum puas karena selain dia bisa menikmati tubuh indah istri sahabatnya, dia juga mendapatkan rekaman sempurna dari awal hingga akhir permainan birahi mereka.

TS tetap menerima masukan dan saran dari suhu dan master semuanya disini, dan jangan menjadi silent rider. terima kasih, mohon maaf untuk kekurangannya.