Minggu, 19 Maret 2017

Astaga, Bapak ! part 5

[​IMG]
Pak Tigor
[​IMG]
Linda

Hujan deras pagi ini juga membasahi sebuah perusahaan industri farmasi. tempat linda bekerja. Terlihat dari jauh Pak tigor sebagai salah seorang petugas keamanan tampak duduk melamun di posnya berjaga. Lamunannya ialah karena ia terlalu lelah berjaga sejak sore kemarin hingga pagi ini. Sempat terpikirkan olehnya untuk berhenti. Namun, dia sadar seketika bahwa mendapatkan pekerjaan itu sangatlah sulit, apalagi di Jakarta yang keras ini, yang terkadang menghalalkan segala cara untuk mencapai sesuatu. Di lain hal, Bagi pak tigor dipikir-pikir sebetulnya mengantuklah penyebab utama. Ia ingin segera satpam penggantinya lekas cepat datang. Namun, tipis harapan kalau hujan lebat begini. Mau tak mau ia hanya memperhatikan hujan yang belum juga reda serta para pekerja yang menggunakan kendaraan roda dua yang satu per satu tiba.

Di sisi lain, ia bawaannya ingin pulang ke rumahnya yang terletak di bagian paling belakang kantor dia bekerja saat ini, tepatnya dekat gudang tempat barang-barang kantor tak berguna dibuang. Karena tak punya rumah di Jakarta dan uang yang cukup, ia enggan kos atau mengontrak. Lagipula, penghasilannya ketimbang digunakan untuk tempat dia berteduh, lebih baik dikirim ke istri dan anak tercinta di Medan sana. 

Lama juga ia menunggu, tetapi hujan belum juga berhenti. Dia yang matanya sayu dan tiba-tiba ingin tidur di kursinya, sontak melek melihat linda yang berkemeja formal bewarna biru tua sedang berlari terburu-buru ke arah ia sedang duduk berjaga. Tak beberapa lama Wanita pujaannya tersebut pak tigor lihat tiba di posnya untuk meneduh dalam kondisi kuyup, basah kehujanan. Ia coba perhatikan dan pandangi linda yang kebasahan, baik rambut, pakaian, celana panjangnya, hingga alas kakinya. Melihat itu semuanya. Entah kenapa bukannya iba, ia malah tersenyum, seperti berniat sesuatu kepada linda. Niat yang telah ia pendam cukup lama sebetulnya.

"Aduh, mbak, kok basah kuyup begini...?", sambut pak tigor berdiri menghampiri linda yang mendatanginya.

"Iya nih pak, aku tadi naik angkot. Bapak kan tahu sendiri kalau naik angkot ke kantor ini musti jalan lagi. Udah gitu jalannya jauh lagi", jawab linda menggigil.

"Heemm... memang suami mba linda kemana? Kok gak nganter? Bukannya mbak biasa dianter ya?", tanya pak tigor heran.

"Tau ah pak. Males ngomonginnya. Eh iya pak, aku kepengen minum teh hangat nih... dimana belinya ya pagi-pagi begini?", tanya linda memegang pakaiannya yang basah.

"Ohh yaudah ayo mari ikut bapak".

Linda yang sudah kenal dekat dan akrab dengan pak tigor lekas mengikuti kemana pak tigor akan membawanya yang sedang menggigil dan ingin sekali minum teh hangat. Perlahan-lahan langkahnya berjalan di belakang pak tigor. Ia terheran-heran. Pak tigor membawanya kepada suatu tempat yang sangat asing bagi linda, meski itu masih di dalam lingkungan kantornya bekerja. Sepanjang perjalanan yang ia lihat hanya barang rongsokan yang sepertinya barang bekas kantornya pakai. Tak lama wanita itu melihat sebuah ruangan yang daun pintunya berwarna coklat tua. Pak tigor lantas membawanya ke dalam ruangan itu.

"Ayo mari masuk mbak, ini kamar tempat saya menginap di kantor ini", ucap tigor selagi mencopot satu per satu sepatu boots yang biasa ia pakai ketika bertugas.


Linda memandangi seadanya ketika ia melepaskan sepatunya yang tak ber-hak itu. Barulah setelah langkah demi langkah kedua kakinya menapak masuk, ia melihat ke dalam, terkejutlah linda. Ia tak menyangka ada kamar seorang manusia di sudut pojok belakang kantornya ini. Meski tampak lusuh di dalam dan sekitar luar kamar tersebut penuh barang rongsokan, kondisinya tetap rapi karena sepinya perabotan disana, kecuali sebuah lemari pakaian dan dua kasur kapuk saling bertumpuk dalam satu kain sprei yang berwarna biru muda dan bermotif dedaunan. Kasurnya pun tak beranjang. Dibiarkan tertaruh di lantai yang di bawahnya dialasi sebuah papan kayu. Sesampainya di dalam linda yang kuyup itu dipersilahkan duduk di sisi kasur milik pak tigor yang jarang dijemur, karena memang tak ada kursi di sana. Linda pun tak menolak dan sungkan. Seketika dan tanpa ragu ia duduk. Namun, ketika baru ia duduk, ia lihat pak tigor menutup pintunya. 

"ckleekkkk".

"kok ditutup pak pintunya?", tanya linda heran menatap pak tigor yang berada di depan pintu.

"Gapapa, mba, karena kamar ini berhadapan langsung dengan pintu keluar, saya khawatir mba linda yang kuyup ini jadi masuk angin. Lagipula, gapapa juga kok mba. Kamar saya ada ventilasinya tuh...gak usah takut bakal panas atau sumpek di dalam", balas pak tigor seraya menunjuk.

"Ohh...".

Setelah berhasil menutup pintu kamar yang sebenarnya sudah ia ingin tinggalkan, pak tigor berpikiran bahwa ini merupakan kesempatan emas. Ia telah berhasil membawa linda ke dalam niat mesumnya. Apalagi ia juga sudah mengunci pintu kamar yang letaknya amat sudut dan pojok. Tak bakal ada orang yang ia yakini akan kemari. Sekarang, ia hanya butuh selangkah demi langkah untuk bisa menyetubuhi linda.

"Mana pak teh hangatnya?", bingung linda bagaimana bisa pak tigor buat air hangat di ruangan yang tak berkompor ini.

Linda tersenyum. Pak tigor dari depan pintu kamar bergerak sedikit untuk mengambil sebuah teko listrik yang ada di sisi kepala kasurnya. Ternyata, lelaki itu mempunyai sebuah teko listrik plastik yang memiliki kabel panjang dan terhubung pada kepala steker. Teko tersebut juga sudah berisi air yang memenuhi setengah volume teko. Maka, pak tigor hanya perlu mencolokkan kepala steker kabel teko pada sebuah colokan listrik di kamarnya, agar lantas teko tersebut bisa langsung memanasi air, bisa membuat teh hangat. Sambil menunggu, linda duduk terdiam sambil sekali lagi memperhatikan kamar pak tigor.

Tak selang beberapa lama, teh hangat yang ditunggu linda pun telah jadi dan dihidangkan dalam sebuah gelas kaca yang biasa pak tigor gunakan untuk minum. Selagi menghidangkannya kepada linda, pak tigor sempat mengadukkan gula di dalam dengan menggunakan sebuah sendok makan.

"Nih, mba, teh hangatnya udah jadi, mari diminum".

"Terima kasih banyak pak", senyum linda.

"fuuuhhh fuhh srupp ahhh" linda mencoba mencicipi sesendok teh hangatnya itu.Ia tiupkan gas karbon dioksida dari mulutnya sesekali agar tidak panas airnya ketika diminum, baik di bibir maupun di dalam mulut. Barulah setelah agak dingin ia minum sesendok teh hangat tersebut. Linda melakukan hal itu sebanyak 3 kali. Setelah selesai, linda bertanya kepada pak tigor, lelaki yang sudah lama ia kenal.

"Pak tigor tinggal di sini udah lama?", tanya linda yang masih mengenakan pakaian basahnya.

"Udah mba, malah sebelum mbak kenal sama saya".

"Ohh. kok pak tigor gak cerita-cerita sih", tanya linda lagi.

"Ya buat apa mba. Enggak penting juga kan? hehe", tawa pak tigor menatap tubuh linda yang masih mengenakan pakaian basah.

"Iya juga sih pak". linda sontak terdiam.

Pak tigor yang duduk di dekat linda sibuk memperhatikan wanita itu bicara kata demi kata, sungguh jauh terselubung birahinya tak tahan lagi. Batang penis di dalam celananya sudah amat keras seakan ia memberontak agar sang majikan lekas ambil tindakan. Ingin sekali dalam hati pak tigor jadinya langsung tubruk saja linda dan langsung pula memperkosanya. Namun, pak tigor memilih untuk bersabar dan menunggu momentum yang tepat.

"Mba, bajunya dan celananya basah tuh... gak dijemur?".

"Eh iya ya pak. Tapi, masalahnya linda kan gak bawa baju kerja ganti pak", timpal linda kedinginan, bahkan sesekali bersin.

"Yaudah, mba tutupi aja dulu tubuh mba pakai sarung yang bapak punya dulu. Biar pakaian basah mba itu lantas bapak jemur di luar. Nah, setelah kering, baru deh dipakai lagi. gimana?", tawar pak tigor sembari mengambilnya di lemari pakaian dan memberikan sarung yang bermotif kotak dan berwarna hijau itu kepada linda.

"Emmm yaudah deh pak. Tapi, bapak hadap tembok dulu yaa.. Linda kan mau buka baju...", senyum linda sambil menerima sarung pemberian pak tigor.

"Oh iya, yaudah saya hadep tembok deh".

Setelah memastikan pak tigor duduk tak melihat dan membelakanginya, linda mulai membuka satu per satu kancing kemejanya yang basah. Pelan-pelan ia buka dengan tidak tergesa-gesa supaya kancingnya tidak terlepas jahitannya dari pakaian yang ia kenakan. Ia mulai dari kancing yang paling secara perlahan-lahan hingga turun ke kancing bagian bawah, Lalu setelah kancingnya terbuka, barulah ia lepaskan kemeja basah itu dan meletakkannya di lantai berubin kamar pak tigor. Kini, linda yang kemarin memakai tanktop hitam, sekarang hanya mengenakan bra putih yang menutupi payudaranya yang berukuran 34d. Padat lengannya karena lemak pun bebas dilihat. Termasuk perutnya yang sedikit meggelambir. Setelah melepaskan kemejanya, giliran celana panjang hitamnya yang basah itu ia lepaskan. Tanpa berdiri, sambil terduduk di atas sisi kasur kapuk pak tigor, linda pelan-pelan menarik kaki kanannya terlebih dahulu. Terlihat kaki wanita itu mulus dan terawat, tiada bekas luka di sana. Barulah setelah itu secara berurutan giliran kaki kirinya. Dan pada akhirnya celana panjang yang menutupi tubuh bagian bawah linda pun terlepas. Ia letakkan celananya tersebut di lantai, tepat di atas pakaiannya yang basah tadi. 

Di lain hal, pak tigor yang duduk membelakangi linda, tidak bisa diam. Ia yang sudah terangsang tetap mencuri pandang ke arah linda yang juga sedang duduk membelakangi. Tak lama, hingga ketika linda melepaskan seluruh pakaian kemejanya yang basah dan hanya tertinggal mengenakan bra putih, pak tigor mendadak buru-buru mencopot seluruh pakaian seragam petugas keamanannya tanpa sepengetahuan linda. Ia lepaskan awal mulanya pakaian yang menutupi tubuhnya yang agak tambun. Setelah itu pelan-pelan setelah itu ia lepas celana panjang yang menutupi jenjang kakinya. Hal itu ia lakukan hingga ia hanya mengenakan celana dalam coklat tuanya yang menutupi batang kelaminnya yang sedang mengeras akibat melihat tubuh nyaris bugil linda. Dalam kondisi hampir bugil, terlihat dari luar celana dalam pak tigor sebuah benda panjang yang sekelilingnya ditumbuhi rambut yang tak pernah ia cukur.Benda panjang itu seolah ingin keluar dari sarangnya, mencari sarang seorang wanita.

Sementara Linda yang sedang terasa lega ketika tubuhnya yang sintal itu berhasil melepaskan pakaian basah yang melekat, terlihat membetulkan branya yang sedikit bergeser. Ia coba paskan kedua buah cup branya dengan payudara yang ia miliki. Namun, dia yang lengah tiba-tiba dicaplok kedua payudaranya yang masih terbungkus bra oleh dua telapak tangan kasar dari belakang tubuhnya. Linda sontak kaget. Alam bawah sadarnya mengatakan bahwa telapak tangan itu ialah telapak tangan pak tigor yang sedang duduk membelakanginya juga, seolah tak melihat ia yang sedang setengah telanjang. 

"Aahhh pak tigorr....lepassin dong pakk...hhhss", hiba linda sadar kalau kedua telapak tangan pak tigorlah yang sedang menjamah payudaranya yang terbungkus bra.

“Ohhh gak mungkin mba, saya gak bakalan melewatkan kesempatan ini...”, ucap pak tigor sambil meremas pelan buah dada linda.

“Ahhhss pakk, tolong lepassin...kita kan udah kenel deket, kenapa bapak ngelakuin ini?!” ucap linda yang kegelian payudaranya digenggam kuat pak tigor.

“Justru karena kita udah terlalu deket dan saling curhat sayang. Gak lengkap kayaknya kalau kita gak bersebadan...ohhh”.

Linda mencoba menarik telapak tangan pak tigor yang nemplok pada kedua buah dadanya. Ia tarik sekuat tenaga hingga nafasnya tertahan. Namun, cakupan tangan pak tigor kuat sekali. Di sisi lain, ia kegelian karena pak tigor pelan-pelan meremas bukit kembarnya itu. Linda mencoba berontak. Ia coba gerakkan tubuhnya tak tentu arah, berharap tangan pak tigor lekas lepas. Pinggulnya bergeser-geser karena penis pak tigor yang masih tersimpan dalam celana dalam mencoba ingin bersentuhan dengan bokong bulatnya. Tidak hanya itu, pak tigor kini berusaha mencumbu tengkuk linda yang tertutupi rambut panjangnya. Alhasil, Linda meremas tangan pak tigor karena ia perlahan-lahan terangsang.

“hhhhmmm...sayangg...layani nafsu pak tigor dong hhmmm”.

“aahh pak, linda kan musti ngantor, nanti telat nih”, raut muka linda amat cemas sekali.

“Ohh hmmm... gak usah khawatir, nanti bapak izinin sama bu indri sayang. Ayo linda sayang, yang penting sekarang kamu nikmati persetubuhan yang akan kita lakukan”.

Pak tigor yang sudah terangsang berat itu, tangan kanannya yang tadi sibuk meremas payudara kanan linda turun menyelinap ke dalam celana lingerie milik linda yang berwarna krem. Hangat sekali situasi di dalam sana bagi tangan pak tigor. Ia raba sejenak sembari merasakan dan sentuh vagina linda yang tampak rambutnya tipis. Selanjutnya, pelan-pelan ia coba telunjuk dan jari tengahnya masuk ke dalam lubang milik linda. Benar-benar hangat di dalam sana. Di lain hal, tangan kiri penjaga kanan tersebut tetap sibuk meremas buah dada kiri linda tanpa ampun. Meski masih terbungkus bra, pak tigor dapat merasakan bagaimana besarnya puting susu milik wanita pujaanya itu. Linda menggeliat. Payudaranya sedang dipenceti dan ditangkupkan, seolah ia sapi betina yang siap diperas susunya. Geli yang nikmat sedang linda rasakan, meski ia harus menutupi itu. Di sisi lain, di bagian kelaminnya, ia merasakan ada jari manusia yang mencolak-colek liang kewanitaannya. Awalnya ada telapak tangan meraba-raba, kini jari-jari dari telapak tangan itu seperti berlomba-lomba masuk ke dalam vagina linda. 

“Ahhh pak tigorr...jangan dimasukkin jarinya ke memek linda, pak”, mohon linda merengek.

“Ohhh boleh sayang, asal kamu mau dientot ya...”, cuek pak tigor.

“Ahh bapak mahh..itu sama aja....”.

“Errmmmmmhh! Rasakan! Ohh.... benar-benar hangat sekali....”, jari pak tigor yang tak berkompromi langsung menyeruak masuk liang kewanitaan linda.

“aaaaaahhhh bapaaaaakkkkkkk!”.

Pak tigor benar-benar gila. Linda yang merengek memohon agar jari telunjuk dan tengah pak tigor yang berada di dekat bibir kemaluannya tidak menyeruak masuk, malah masuk. Lelaki itu benar-benar kepala batu. Sekarang malah ia turuti birahinya untuk mengacak-ngacak kemaluan linda yang masih belum basah. Linda terus menggeliat, bibirnya terus meracau, tak mampu berkata-kata untuk mengekspresikan apa yang sebenarnya dia rasakan sekarang. Ia rasakan pak tigor tampaknya makin naik nafsunya, terlihat telapak tangan laki-laki tersebut yang semakin liar bermain di payudaranya dan juga vaginanya.

“Aaaahhh bapakkk jangann sentull itill lindaaa dongg...”, desah linda merasakan jari pak tigor bermain-main di dalam vaginanya.

“Ohhh biarin sayang, jari-jari bapak ini akan membuat kamu lekas mencapai orgasme”, ucap pak tigor mulai beringas.

“aaahh.... ”, linda menggerakkan pinggulnya secara tak sadar karena tak kuasa menahan gerak jari yang kasar pak tigor di dalam lubang kemaluannya.

“oohh linda sayang, sepertinya kamu hampir keluar yaa....”, ucap pak tigor merasakan agak basahnya liang peranakan linda.

“Aaahhh iyaaa paaakk.... ayoo lebih cepet kocokkin jarinyaa di dalam memek linda, linda mohonn...”, pinta linda agar dibantu mencapai orgasmenya.

“iyaa sayaangg,, eemmmhhh emrrrrmmmmmhhh!”, pak tigor mengacak-ngacak ruang dalam vagina linda dengan dua jari, telunjuk dan tengah.

“Aaaaaahhhhhh pak tigorrrrrr! Linda keluaarrrr...keluar paakk! creetttt crett crussssssssshhhhhh.....”, linda berorgasme dalam dekapan pak tigor yang berada di belakangnya.

Linda telah mencapai klimaksnya. Ia rebah tubuhnya di atas kasur pak tigor tanpa ragu, karena begitu lelahnya ia meladeni permainan jari pak tigor. Pikiran wanita itu terawang-awang. Baru saja ia muntahkan cairan kewanitaannya. Akan tetapi, hanya saja itu bukan karena perbuatan sang suami, melainkan Pak tigor, orang yang selalu menjadi sandaran hati linda. Sebaliknya pula pak tigor sedang merasakan jari tangannya banjir cairan vagina linda yang hangat itu. Sejenak jari tangannya yang kasar ia keluarkan dari liang senggama linda. Namun, masih tertahan di dalam celana lingerie, ia coba basahi permukaan vagina linda dengan cairan kewanitaan milik wanita itu sendiri. Benar-benar puas pak tigor. Ia tanpa disuruh lalu mencabut telapak tangannya dari vagina linda yang masih terbungkus celana lingerie yang perlahan-lahan basah karena cairan kemaluan linda mengalir turun. Remasan tangan kirinya di payudara linda juga ia hentikan. Kemudian tiba-tiba, ia lekas berdiri untuk mencopoti celana dalamnya sendiri selagi linda rebah dan mengambil nafas pasca meraih orgasme.

Setelah mencopoti celana dalamnya yang coklat tua tersebut, pak tigor sedang berdiri mengelus-ngelus batang penisnya yang sudah ereksi sejak tadi, seolah-olah ia hendak memamerkan bentuk penisnya kepada linda. Penis pak tigor diameternya sedikit lebih besar dari suami linda. Namun ukuran panjangnya tetaplah sama. Terlihat, rambut kemaluan yang lebat itu mengelilingi penis yang sedang mengacung tegak. Lalu ia coba duduk dekat linda yang sedang rebah di atas kasurnya tersebut. Entah apa yang akan dilakukan pak tigor selanjutnya. 

Dengan tenaga yang masih tersisa cukup banyak dan juga bra, serta celana dalam yang masih membungkusi organ sensitifnya, linda mencoba bangun dari perebahan. Ia lihat pak tigor yang sedang bugil duduk di dekatnya. Mata linda yang tadi terawang-awang, mencuri pandang ke batang penis pak tigor. Ia penasaran bagaimana bentuk penis lelaki yang menjadi teman akrabnya mengobrol sembari saat menunggu sang suami menjemput kala pulang kantor. Ia lihat bentuknya lebih kehitaman milik pak tigor ketimbang sang suami. Ukurannya nyaris sama, hanya diameternya yang membedakan. Linda juga tak mengira, penis pak tigor ereksi semaksimal itu. Ia menduga bahwa pak tigor benar-benar sudah berniat berhubungan badan dengannya.

“Plllaaakkkkk......”, tampar linda di pipi pak tigor.

“Kok, pak tigor tega sih sama linda? Kan kita udah deket banget pak...”, kesal linda.

“setiap kita ngobrol, bapak gak tahan lihat ukuran payudara yang terbungkus pakaianmu mba linda sayang,...”, balas pak tigor sambil memperhatikan tubuh linda yang masih tertutupi bra dan celana dalam.

Linda terdiam sebentar,

“Ayo dong mba linda sayang, kita yang udah berhubungan deket dan saling bercurah hati selama ini, gak lengkap aja kalau gak sampai bersebadan...apalagi akhir-akhir ini mba jarang ngobrol sama saya, saya kan jadi kange”, mohon pak tigor dengan penisnya yang menggantung selagi duduk dekat linda.

“Plaaaakkk”, linda menampar pipi pak tigor lagi.

“Linda kesel, kesel!”, ucap linda yang sudah merasa kepalang basah.
“Kesel kenapa linda sayang?”, ucap pak tigor yang hendak buru-buru linda menuruti kemauannya.

Terjadi pergolakan batin di dalam diri linda. Ia yang masih menjadi istri firman, entah mengapa berniat menyeleweng dari sang suami. Di sisi lain, pikiran dan liang kemaluan miliknya tidak singkron. Pikiran wanita itu mengemukakan kalau apa yang sedang terjadi pada dirinya sekarang ialah sesuatu yang amat buruk. Sementara di lain hal, liang kemaluan linda menuntut dirinya agar mau merasakan bagaimana rasanya disetubuhi pak tigor. Mendadak pula liang kemaluan yang telah basah itu menjadi gatal. Dilihatnya pak tigor dengan batang penis yang sudah tak sabar menunggu untuk dilayani, seakan sudah siap pula untuk memasuki dirinya. Atas dasar itu semua, linda mencoba berpikir cepat. Baginya, pak tigor telah banyak mendengarkan apa yang sedang dialaminya, baik itu masalah apa bukan. Karena itu, ia jadi merasa berhutang budi. Di lain hal, emosi dirinya sebagai seorang istri sedang memuncak karena sang suami tak mau mendengarkan curahan hatinya. Hal itu tentu berbeda dengan sikap pak tigor. Maka, ia putuskan untuk merelakan sekali ini saja bersetubuh dengan pak tigor. Terlebih ia juga sedang kesal-kesalnya dengan sang suami.

“Pak tigor,.. tapi sekali ini aja ya... kita berhubungan badannya”, ucap linda dengan nada lembut.

“Iya linda sayang”, balas pak tigor yang sudah bugil makin mendekati linda.

“Eh iya, tapi.... jangan kasih tahu juga ya ke siapapun tentang hal ini, baik itu suami linda, keluarga linda, dan juga teman linda, terutama yang di kantor ini”.

“Beres mba linda sayang.....”, ucap pak tigor memandang linda penuh birahi.

Usai berucap begitu, linda mencoba melepaskan bra yang menutupi buah dada ranumnya. Pertama-tama ia turunkan seutas tali bra yang mengait di pundaknya satu per satu. Setelah itu, ia mencoba membuka pengait bra yang berada di belakang tubuhnya, sambil kedua tangannya bergerak meraba ke belakang, mencari pengait tersebut. Barulah setelah itu, bra yang menutupi payudara linda terlepas. Ia tenteng branya, lalu ia serahkan kepada pak tigor. Payudara berukuran 34d yang dimiliki linda kini terpampang bebas di hadapan pak tigor. Payudara linda itu terlihat memiliki puting yang berwarna coklat muda. Pentilnya pun mempunyai ukuran yang lumayan besar.

“taroin pak, bh linda....”, ucap linda selagi menyerahkan branya kepada pak tigor.

“Iyaa mbaa.... Ohh mbaa linda, tetenya gede banget. Nanti bapak boleh netek yaa mba...”, ucap pak tigor memelototi buah dada linda.

“Iyaa boleh kok pak, coba aja bilangnya kemarin-kemarin, pasti sepulang kantor, linda sempetin netein bapak”, tersenyum manja linda melihat pak tigor menenteng branya. 

“isshh mba ini,,,kalo gitu mah kita juga udah berhubungan badan kali mbak”, colek pak tigor

“ahhh gelii pak...”.

Nafsu pak tigor sedang tinggi sekali. Terlebih ia melihat tubuh sintal linda yang tak mengenakan bra. Makin tak sabaran ia ingin bersetubuh. Mulutnya juga jadi tak sabar ingin mencicipi susu milik linda. Ia ingin melumat dan menggigit puting wanita itu. Lidahnya ingin menjilat pentilnya. Dan lebih pentingnya ia ingin menghisap kuat-kuat buah dada linda. Sementara linda tampak sudah siap untuk bertempur dengan pak tigor di kasur kapuk milik lelaki tersebut. Ia pandangi pak tigor yang sedang tak berbusana itu. Ternyata badan pak tigor kekar juga walau perutnya agak tambun. Usai branya terlepas, tubuh linda hanya tersisa celana dalamnya saja. Ia berpikir sejenak dan ternyata ia ingin pak tigor sendiri yang menanggalkan celana dalam miliknya.

“Pak, copotin celana dalem linda dong...”, pinta manja linda

“Mba linda aja memangnya gak bisa...”, balas pak tigor sedikit terheran.

“Ihhh bapak mah, ayo dong pak, kan mau ngentot memek linda... sekalian aja bapak lihat dulu memeknya linda pak tigor..”, 

“hhhmm oke sayang.....eeengghhhh hhhhuussssshhhhhh”, copot pak tigor dengan kasarnya.

“Kasar banget sih....”, gerutu linda yang sudah telanjang bulat. 

Setelah tubuhnya bugil seutuhnya, linda mencoba setengah berbaring. Kedua tangan wanita itu tertopang ke arah belakang seolah menahan agar dirinya tak jatuh dan punggungnya tidak bersentuhan dengan kasur. Sementara bokongnya menahan agar ia tak bergeser. Kedua jenjang kaki milik linda juga tak diam. Ia membuka paha mulusnya lebar-lebar seraya mengangkang di hadapan muka pak tigor. Ia juga rasanya tak mau kalah dengan pak tigor yang memamerkan penisnya. Kini, linda secara tidak langsung sedang menunjukkan bagaimana bentuk vagina yang berwarna kemerahan miliknya itu kepada pak tigor. Linda tak lagi malu-malu saat pak tigor matanya tersorot tajam pada liang kemaluan linda yang ditunjukkanya jelas-jelas. Melihat itu, pak tigor makin tak lekas sabaran untuk meletakkan batang penisnya di sana. Ia ingin segera mengaduk-ngadu liang peranakan wanita yang kerap mengobrol akrab dengannya.

“Pak tigor lihaatt memek lindaa pak....”, ucap linda sambil menunjukkannya.

“Ohh mba lindaa... bapak gak sabar nih mba... pengen entot itu memek....”.

“aaahh bapak mah gak sabaran... sini jilatin dulu memek linda biar basah lagi....”, pinta linda agar mulut pak tigor mengoral liang kemaluannya.

“okee lindaa sayang....”.

Setelah linda berbicara demikian, pak tigor mengarahkan kepala beserta mulutnya ke bibir kemaluan linda yang rambutnya tipis tersebut. Ia ciumi harumnya sebentar vagina linda yang berhasil ia buat orgasme dengan jarinya. Lalu, pelan-pelan lidah gelap pak tigor menjulur untuk menjilati liang peranakan linda. Ia jilati sedikit belahan bibirnya yang merekah. Nikmat pak tigor sedang rasakan. Sementara Linda jantungnya berdegup gencang karena ada kepala manusia mendekat ke liang kemaluannya. Kedua tangannya yang berada di belakang berusaha menopang kuat-kuat, seraya menanti serangan buas mulut pak tigor. Di sisi lain sengaja pula ia memberi jalan dengan membuka lebar-lebar kedua pahanya agar mulut lelaki itu mengoral kemaluannya. Tak lama, dapat ia rasakan bahwa ada benda basah yang menggelitik bibir kemaluannya. Benda itu menjilati pinggir-pinggir vagina linda. Linda merasakan benda itu tak lain adalah lidah pak tigor yang sedang menjilat masuk ruang dalam kemaluan linda.

“aaaahhh pak tigoorrr....”, desah linda bibir vaginanya dijilati pak tigor

“slllerrrpppp slerrpppp.....”, jilat pak tigor seperti menikmati es krim

“aahhh pak tigorr, pelan-pelan....”.

“slerrrpppp sluuurrppp sleerrppp”, pak tigor tidak menghiraukan ucapan linda.

“ahhh pak tigor, eeennnakkk pakkkk, hisapp memek linda pakkk tigor sayang.....”, linda memohon karena tak kuasa dengan oral yang mulut pak tigor berikan.

“ssllerrrpppppp.. srrruuuppppppptttt”, hisap pak tigor sekuat tenaganya.

“Aaahhhhhhh.....eeennnakkkk pakk”, desah nikmat linda yang kepalanya mendongak ke atas, sambil tangannya menjambak rambut pak tigor.

“sssrruuppppppppttttttttttttttt”, hirupp panjang mulut pak tigor sekali lagi

“Aaahhhhhhhhhhh lindaa keluarr pakkk tigor sayanggg.......crrruuussshhhhhh”, desah linda mengejang.

Di saat hujan makin deras di luar sana, orgasme linda meledak untuk kedua kalinya. Ia yang kedua tangannya menopang ke belakang agar tubuhnya tak bersentuhan dengan kasur, terpaksa roboh karena orgasme yang luar biasa ia rasakan. Untuk kesekian kali cairan kemaluan linda telah membasahi liang senggama yang dalam waktu dekat akan dimasuki penis pak tigor. Tak hanya itu, cairan kemaluan linda juga berhasil membasahi mulut pak tigor yang langsung merasakan dan menjilati sisa cairan tersebut. Nafas linda terengah-engah melepas orgasme yang kedua akibat permainan lidah dan mulut pak tigor yang sangat tidak biasa baginya. Ia tak menyangka laki-laki yang dikenalnya ramah dan baik bakal sangat buas di ranjang. Sekarang Linda bersiap lagi setelah melihat penis pak tigor sudah amat keras. Ia coba kembali mengambil posisi seperti sebelumnya dengan menopang kedua tangannya ke belakang sembari membuka kedua pahanya lebar-lebar. Wanita itu kini menanti penis pak tigor yang siap ia layani.

“Pak, udahh siapp ngentot memek linda, belum?”, tanya linda sambil mengatur nafasnya, tampak dirinya sudah memberi jalan masuk bagi penis pak tigor untuk menyetubuhinya.

“siapp dongg sayang, kamu lihat sendiri aja, kontol bapak udah tegang begini...”, ucap pak tigor terduduk berhadapan dengan linda sambil mengelus penisnya sendiri.

“Kalau siapp, ayoo sinii kontolnya, masukkin ke memek linda pak...ohh...”.

“iya mba linda sayang,,, oghhh akhirnya, bapak bisa entot memek kamu juga...”, ucap pak tigor mendekatkan penisnya ke bibir vagina linda.

Linda yang mengangkang, melihat penis pak tigor yang menempel di bibir vaginanya. Ia amat terangsang ketika penis lelaki itu bersentuhan dengan kelaminnya. Ia ingin segera pak tigor menembusi gerbang peranakan miliknya tersebut. Sementara pak tigor dalam kondisi ‘ngaceng berat’. Ia tak sabar ingin segera menggenjot vagina linda yang selama ini ia impikan. Dan sekarang, impiannya itu sudah di depan mata. Liang vagina linda ada tepat di depannya penisnya. Ia coba urut penisnya sembari menggesekkannya dengan liang kemaluan linda. Hangat sekali yang ia rasakan. Tak hanya itu, ia menamparkan penisnya ke bibir vagina linda berulang kali. Linda mendapat perlakuan seperti itu terlihat kesal.

“Ahhh paakkk kok digesekkin terus sihh, jadi gak sih kontol bapak genjot memek linda...”, rengek linda.

“jadi dong sayang, udah gak sabar pengen dientot ya?”, tanya pak tigor dengan senyum yang sinis.

“iyyyaaa pak, bapak juga dah gak sabar pengen ngerasain memek linda yang udah basah ini kan?”.

“iyaa dong sayang”.

Kaki Pak tigor saling bersilang dengan kaki linda yang tubuhnya ia topang dengan kedua tangannya di belakang. Keduanya yang sudah bugil berhadapan tampak sudah siap untuk saling memuaskan alat kelamin masing-masing. Pak tigor lalu membimbing dan mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina linda yang sudah basah itu. Ia masukkan perlahan-lahan senti demi senti. Sempit rasanya liang kemaluan linda menurut pak tigor. Sementara linda memperhatikan tiap senti demi senti batang penis pak tigor yang masuk ke dalam kemaluannya. Ia lihat wajah puas pak tigor yang tampaknya senang karena bisa berhubungan badan dengan linda. Linda sendiri, ia merasakan nikmat yang luar biasa karena batang penis pak tigor pelan-pelan masuk semuanya, menembusi dinding liang kewanitaan milik linda. Sungguh nikmat yang luar biasa yang sedang linda rasakan sekarang, karena penis pak tigor sedang tertanam dalam kemaluannya.

“bapak masukkin sekarang yaa sayangg?”

“ahhh iyaaa pakk, ayo cepet dong, memek linda udah kepengen ngerasain dientot kontol bapak....”, ucap linda deg-degan. 

“ohhh iyaaa sayang...”, pak tigor mulai bersiap memasukkan penisnya. 

“Aahhhhh pakkk kontolnya kerassssss ahhh”, linda merasakan batang penis pak tigor masuk ke dalam kelaminnya.

“ohhh...lihat linda sayang, lihat..., lihat..., kontol bapak pelen-pelen masuk ke memek kamu”, 

“aaahhh iyaaa pakkk....memek linda sesak pak jadinya,,,”, desah nikmat linda ketika penis pak tigor menembusi vaginanya.

Pada akhirnya seluruh batang kemaluan pak tigor berhasil tertelan ke dalam vagina linda. Pak tigor coba tahan batang kemaluannya itu beberapa lama, agar lebih mudah nantinya menggembosi liang kemaluan wanita itu. luar biasa nikmat yang ia rasakan. Hatinya tertawa penuh kemenangan karena sebentar lagi ia akan merasakan persetubuhan dengan linda. Sementara linda, ia bisa merasakan betapa penuhnya liang senggamanya oleh batang kemaluan pak tigor. Ia tak kuasa ingin segera pak tigor mulai menyetubuhinya. Selain itu, bagi linda, iaj sudah bersiap memuaskan batang kemaluan pak tigor dengan alat kelamin perempuannya. Lagipula, linda tak perlu khawatir. Ia termasuk susah hamil. Jadi, rasanya ia akan biarkan nantinya pak tigor menyemprotkan spermanya dalam rahim linda. Kini Ia lebih memilih fokus menikmati batang kemaluan pak tigor yang belum beraksi itu. Sungguh amat keras vaginanya rasakan.

“ohhhhh linda sayanggg, sempit memekmu....”, tatap mata pak tigor ke arah mata linda.

“Ahh iyaaa pakk, pak tigor..., ayo dong kita mulai ngentotnya, pak”, 

“iyaa sayang”.

Setelah mendengar instruksi linda, pak tigor lalu perlahan memaju-mundurkan penisnya dalam vagina linda. Ia merasakan sempitnya liang peranakan wanita itu, seolah-olah penisnya sedang terjepit dan terurut sekarang. Linda yang kedua tangannya bertopang kebelakang mencoba membantu pak tigor seraya menggoyangkan pinggulnya, agar ia juga bisa merasakan nikmatnya persetubuhan yang mereka sedang lakukan. Kedua insan itu dalam keadaan bertelanjang ria, kini sedang berlomba-lomba memuaskan kemaluan masing-masing. Bunyi dengusan nafas dari pak tigor pun terdengar. Begitu juga suara desahan linda. Suara-suara persetubuhan mereka itu seolah berhasil mengalahkan suara hujan yang masih mengguyur lebat di kantor linda bekerja.

“ahhh pakk tigor, kontolnya enak banget pak ..ohhss”, ucap linda sedang digenjot penis pak tigor.

“urghhh memekmu juga sayang...”, ucap pak tigor memegangi pinggul linda yang bergoyang.

“ahhh pppakkk kaloo udahh tahuu begini, besok kalau habis curhat kita langsung ngentot aja...aahh”, linda terus menerima sodokan penis pak tigor.

“uurghhhh tapi kalau suami kamu nyariin bagaimana?”.

“ahhh Linda bilang aja pulang malam, padahal sebetulnya linda lagi dientot pak tigor..hhh..”, ucap linda spontan.

“okee sayang.

Pak tigor terus memacu penisnya dalam vagina linda. Ia yang fisiknya kuat tersebut tak habis-habisnya memompa. Linda juga tak kalah. Ia begitu menikmati persetubuhannya dengan pak tigor. Pinggulnya coba ia terus goyangkan walau sesekali ia berhenti untuk mengambil nafas sejenak. Di lain hal, pak tigor memerhatikan buah dada linda yang terus berayun ketika linda berusaha menggoyangkan pinggulnya. Linda sendiri tidak diam. Ia meremas-remas sendiri bukit kembarnya tersebut. 

“ohhh mbaa lindaaa sayang, bapak mau nenen dong....”, manja pak tigor yang penisnya masih memompa vagina linda.

“ahhhh... haus yaa pak? ayo sini nenen sama lindaa”, ucap linda menyodorkan buah dadanya.

“ohhh eemmmmmm emmm srrupptttt slerrrrppp”, mulut pak tigor langsung menyambar susu milik linda.

“ahhhh pakkk tigorrr,... jangan dikenyot paakk tete linda”. Posisi linda sontak berubah menjadi di atas penis pak tigor karena lelaki itu ingin menyusu padanya.

“ohhh,,,enaakk susumu sayangg...srruupptttt emmmmm”.

“hiyaaaahhh paakkkk......”, desah linda menggeleng kepalanya karena tak kuat dengan mulut pak tigor yang sedang menyeruput payudaranya,

Dalam posisi woman on top, pak tigor dengan leluasa menyusu pada puting linda. Cukup lama dirinya begitu hingga payudara linda memerah. Bagaimana tidak, tidak hanya menghisap dan menjilati puting linda, ia juga mencupang buah dada wanita itu sembari ia menandai kalau linda akan menjadi miliknya. Namun, setelah berhenti menyusu dan sibuk dengan buah dada linda, pak tigor fokus kembali dengan pompaan penisnya dari bawah vagina linda. Kepalanya ia sandarkan di dekat leher linda. Sedangkan, Ia terus tusuk dari bawah liang kemaluan wanita itu tanpa henti sembari memegang pinggang linda untuk mengontrol goyangannya. Sementara linda yang sudah dinikmati pak tigor payudaranya, lekas menggoyang pinggulnya tiada habis karena vagina linda semakin gatal ingin digesek oleh penis pak tigor. Kedua tangan wanita itu memegang pundak pak tigor. Rambut panjangnya mengibas kesana kemari selagi ia menggoyang pinggulnya yang tak beraturan. Bokongnya pun beradu dengan paha pak tigor yang banyak luka di sana sini, hingga berbunyi dam bercipakan. Tak kalah, Mulutnya meracau dan mendesah seolah tak kuasa dengan hujaman penis pak tigor yang terus menerus.

“ahhh pakk tigor.... memek linda becek banget pakk”, desah linda fokus menaik-turunkan vaginanya.

“urghhh kontol bapak jadi kebasahan sayang”, ucap pak tigor sambil memegangi pinggang linda.

“aahh pakk, keluarinn yukk, memek linda mau muncrat nih ahhh..”, ucap linda menatap mata pak tigor, yang ia rangkul lehernya.

“urrgghh iyaa sayanggg, kontol bapak juga udah kepengen nyemprot nihh...”, ucap pak tigor masih memegang pinggang linda.. 

“aaahh iyaa pak tigorr...”, linda menggoyang pinggulnya cepat.
Waktu demi waktu berjalan. Linda dan pak tigor tampak akan klimaks bersama. Penis pak tigor yang masih tertanam dalam liang vagina linda terus memacu dari bahwa kelamin wanita itu. Sementara linda, keringat telah membasahi punggung dan tubuh bagian depannya, hingga bertemu dengan keringat pak tigor yang juga telah berkucuran. Di lain hal, buah dada linda terbekap dalam pelukan pak tigor, bergesekan dengan dadanya yang tak bidang. Linda sedang menuju puncak orgasmenya, beriringan dengan nafsu pak tigor yang semakin memuncak untuk segera memuntahkan lahar panasnya.
“urghhh urghhh mbaa linda mantap memekmu sayang...”, pak tigor memacu penisnya lebih cepat sambil memegang pinggang linda yang terus bergoyang pinggulnya.

“ahhhhh kontol pakk tigorr yang ennaakkk, memek linda mah cuma ngelayanin”.

“urgghhhh ayooo mbaaa bapakk mau keluar iniii ohhhhh....”, pak tigor makin cepat mamacu penisnya dari bawah.

Keduanya hampir klimaks bersama. Tak lama lagi pula mereka akan memuntahkan cairan cinta masing-masing. Sambil saling merangkul, linda dan pak tigor saling memuji, bahkan mengungkap ungkapan cinta yang sebenarnya hanya untuk membantu mereka agak lekas cepat orgasme. Linda sungguh ingin segera mengakhiri persetubuhannya karena ia sudah amat lelah. Begitu juga dengan pak tigor yang semalaman dia tidak tidur karena berjaga di posnya.

“ahhhh pakk tigorr sayanggg..... linda sayang sama pak tigorr ahhhhhh”, semakin linda bergoyang

“urggghh bapakk jugaaa, kontol bapak sayang sama memek kamu linda....”, pak tigor menjelang klimaksnya.

“aaaahhh paaakkk, memek linda juga sayang sama kontol bapak, ahhh pakk, memek linda mau keluar....hhsss”.

“ohhhh iyaa. Linda sayang, kontoll bapakk kepengenn ngentott memekk kamu teruuussss urghhhh”

“aaaaaaaahhh paaakkk lindaa muncraattt iniiii.....aaahh pppppaakkk, memek lindaaa jugaaa kepengenn terruuusss dientottt konnttoollllll pakkk tigoorrr aaahhhssss crrreeetttt crrryyyyshhhh”, desah panjang linda merangkul leher pak tigor.

“urgghhhhhh rasakan peju bapak ini sayanggg......aaaargghhhh crotttt crootttt”, lenguh panjang pak tigor memeluk linda.

Keduanya saling merangkul ketika meraih orgasme. Awalnya posisi woman on top mereka bisa bertahan, namun lama-kelamaan roboh ke samping karena pak tigor yang sudah lelah tidak bisa memegangi tubuh linda yang juga sudah terkulai lemas. Seketika roboh, linda memandangi pak tigor yang juga menatap matanya. Keduanya tampak akan tertidur bersama dalam keadaan bugil pada saat hujan mulai reda dan kantor sudah beraktivitas normal.
Di lain hal, Di depan kantor linda, firman memarkirkan sepeda motornya dengan asal tanpa takut kecurian. Wajar saja, ia panik karena sang istri meninggalkannya begitu saja, tanpa pamit... 

Bersambung

Astaga, Bapak ! part 4

Malam yang kelam tanpa bintang karena mendung dan berawan , suasananya sedang dingin seusai hujan turun. Di kala orang-orang sedang menikmati ketenangan saat udara bikin menggigil, seorang wanita muda sedang 'berpanas-panasan' disetubuhi ayah tirinya. Ia meracau tak karuan ketika sang ayah memompa penisnya dalam-dalam. Payudaranya yang berukuran 36b berayun-ayun, sesekali tangannya meremas sendiri. Dalam posisi menungging, wanita itu hanya bisa meremas sprei kasur kamarnya yang bermotif bunga-bunga sambil mengatur ritme pinggulnya yang bergoyang mengiringi sodokan penis sang ayah. Nafasnya yang sesak seolah ingin menghirup seluruh udara yang ada di kamarnya. Rambut sang wanita yang panjang menutupi wajahnya mengibas kesana kemari berkali-kali karena tak kuasa menahan rasa akan hujaman penis sang ayah tiri.

"Aahh ayahhh udahhh hentikann yahh".

"Belum sayangg, ohhhh".

"Nantii keburu ketahuan ibu yahh ahh", wanita muda itu merengek.

"Oke kalau itu memang mau kamu...urghh urrghghh", sang ayah tiri mempercepat laju pompaan penisnya".

"Aaahh aahh aayyaahh hhhh".

" Ohhh enakkk memekmu sayang ketimbang ibumu" sang ayah tiri makin mempercepat adukan penisnya.

"Aahhh Ayahh ayoo buruann lebih cepet lagii ...cairan vaginaku mau keluar ahh".

"Iya sayang... ayah cepetin ini urghh urghh arghhh ayah keluaarr sayangg crottt crrott", sang ayah orgasme lebih dulu.

"Aaahh ayahhh akuuu jugaaaa keluar creettt ccrusssshhhh".

Sang Ayah menekan seluruh batang penisnya dalam vagina sang putri seraya menahan agar seluruh lahar panas yang ia miliki benar tertanam dalam rahim anak tirinya tersebut. Kepalanya mendongak ke atas seakan ia ingin seluruh spermanya habis dan membibiti lahan subur milik anak tirinya. Keringat pun mengucur dari dahi dan ubun-ubun kepala hingga mengalir dan membasahi leher dan dadanya yang tak bidang karena bertumpuk lemak. Kedua tangan sang ayah pun tak diam, ia menahan pinggul putrinya agar tak buru-buru vagina sang putri lepas begitu saja dari batang kemaluannya yang sedang orgasme. Namun tak beberapa lama, setelah merasa seluruh spermanya tumpah, barulah sang ayah mencabut batang penisnya. Lega bercampur puas sekaligus mengantuk sedang sang ayah rasakan. Ketika merasakan itu, sempat Ia lihat sejenak cairan kental miliknya tumpah ruah memenuhi ruang liang senggama putrinya. Sang putri yang tahu kalau kemaluan sang ayah tak lagi menancap dalam vaginanya, tak ragu lagi untuk langsung merobohkan pinggulnya yang semenjak tadi terangkat menungging. Sementara sperma sang ayah yang tak masuk ke dalam rahimnya tumpah menjalar membasahi sprei sekaligus kasurnya. Wanita muda itu tidak peduli lagi. Ia lelah dan kantuk pun tak bisa ia tangguhkan.

Di lain hal, sang ayah selagi memungut pakaiannya, tanpa rasa berdosa sama sekali meninggalkan anak tirinya tersebut dalam keadaan tak berbusana seorang diri. 

"Rajin, rajin yaa kamu minum pil kb, biar ayah bisa dengan bebas entot kamu terus sayang fiuhh", ucapnya

### ​

Hadehhh, jadi gak bisa tidurkan. Padahal, sudah malam. Besok sekolah. Tadi udah ngantuk. Mata udah 5 watt. Pikiranpun kosong. Gak ada bapak lagi. Eh, ada tante linda dan om firman datang. Terpaksa aku buang jauh-jauh rasa kantukku itu. Ya mau bagaimana lagi. Hari ini, detik ini, mereka akan segera menjajah kamarku. Aku sekarang selayaknya jepang di tanah koloni, pasca perang dunia 2, yang menyerah pada sekutu. Tak ada perlawanan. Tak ada bantahan ketika om firman dan tante linda datang yang mana mau tak mau harus kujamu. Meski sementara waktu kata ibu, tetap saja tidak tentu. Aduh, ckck. Akan tetapi biarlah. Aku yang sedang duduk menemani ibu di ruang tamu sembari bercengkrama dengan pasangan yang akan menempati kamarku, sibuk memperhatikan tante linda.

Aduhai, tante linda, kamu sungguh mempesona. Bibir sensualmu yang kemerahan itu ingin sekali kucium. Entah biar aku ini keponakanmu, tapi ingin sekali aku menjadi kekasihmu yang kedua. Wahai Tanteku, mengapa engkau benar sungguh menggodaku yang sedang mengalami transisi pendewasaan ini....

"Yuda, yud, om firman nanya tuh, kok kamu diem..", ibu mencolek pahaku.

"Eh, iya? Nanya apa ya om?", ucapku terkejut.

"Tuh kan, kebiasaan kamu. Suka gak merhatiin orang ngomong deh", timpal ibu menyindir.

"Haha.."Om firman tertawa sesaat dibarengin senyum manis tante linda.

"Iya yuda, sekolah kamu gimana? lancar?", lanjut om firman

"lancar jaya om!", sahutku.

"lancar diomelin bapaknya, man", sanggah ibu.

"Haha... yuda masih belum berubahh yaa, yud, yud", geleng-geleng om firman.

"Ayo yuda jangan males dong, semangat belajarnya!", timpal tante linda yang tahu kelakuanku dari om firman.

"Tuh lihat, tante linda sampe nyemangatin kamu tuh", sahut ibu.

Aku sontak tersenyum ketika tante linda menyemangatiku. Entah dari mana tiba-tiba ada energi yang masuk ke tubuh yang lekas membangkitkan motivasiku untuk belajar. Aku jadi bergairah sekarang. Mungkin, karena tante linda yang menyemangatiku dengan pesonanya, bukan bapak dengan ocehan dan omelannya yang hampir membuat kupingku ini tuli. Gemas sekali rasanya aku dengan tanteku ini jadinya. Dalam hati, aku ingin sekali miliki ilmu mata tembus pandang atau kacamatanyalah yang mungkin lebih logis untuk diwujudkan. Aku penasaran ingin melihat tanteku ini dalam keadaan tak berbusana. Terlebih lagi, aku ingin melihat bentuk payudaranya yang selalu membuatku liar berfantasi Namun, entah bagaimana caranya, aku tidak tahu.

"Heh yuda, dengerin tuh tante kamu barusan ngomong apa", tegur ibu padaku.

"Iya bu. Aku denger kok".

"Eh iya mbak, kamarnya dimana ya?", sela tante linda clingak-clinguk.

"ohh. Yuda, tolong anterin tante linda ke kamarnya dong", perintah ibu.

"siap bu!".

"Yaudah lin, kamu masuk ke kamar duluan aja. aku pulang dulu mau ngambil seluruh barang-barang kita", ucap om firman beranjak berdiri.

"Enggak besok aja mas?", sanggah tante linda

"Besok pagi aku kan harus nganter kamu. Lagipula kalau bisa sekarang, kenapa engga sih.."

"Yaudah deh mas", jawab tante linda rela.

"Mbak, yuda, titip linda sebentar yaa", pesan om firman kepadaku dan ibu.

"iya om", ucapku sembari tersenyum malam itu.

### ​

"Yuda, anterin gih tante linda ke kamarnya", perintah ibu.

"Iya bu, yuk tante linda ...".

Setelah om firman meninggalkan rumahku untuk mengambil dan mengemas barang-barangnya di rumah kontrakkan, aku disuruh ibu untuk membimbing tante linda yang sedang mengenakan kemeja formal putih dan celana panjang hitam ke kamarku, kamar yang akan menjadi tempat dia dan om firman tidur untuk sementara waktu yang tidak bisa ditentukan. Aku sebenarnya masih belum tahu mengapa om firman dan tante linda pindah ke sini. Ibu kutanya selalu enggan menjawab. Alhasil, kuterka-terka saja kalau om firman sebetulnya tidak kuat lagi untuk membayar kontrakkan karena dia sudah tidak lagi bekerja. Jantungku kini berdegup kencang. Di dekat dan di belakangku ada seorang wanita dewasa yang selalu menjadi fantasi seksualku. Entahlah mengapa. Mungkin, karenaku ini yang belum jua punya kekasih. kini dan esok, aku akan tiap hari melihat tante linda. Oh, kuharap ia.... ah sudahlah bukan saatnya melamun jorok. Apa jadinya kalau aku sampai 'ngaceng' depan tante linda. hhmm...

Sesampai depan kamarku yang tak berdaun pintu, kuberhenti dan tengok sejenak tante linda yang semenjak tadi berjalan mengikutiku di belakang. Kutengok dan Kulihat ia berhenti juga. Tampak kupandangi ia sedang memegang tas kantor selempang dan menenteng blazzer yang berwarna hitam. Sempat pula kulihat tadi kancing kemeja bagian atasnya terbuka, seolah-olah memberi harapan bagiku untuk bisa mengintip isi bagian dalamnya. Huh, dasar, terlalu berharap diriku itu terjadi. aahhh sialan, gara-gara berpikir begitu penisku ini pelan-pelan ereksi.

"Kamarnya di sini?", tanya tante linda 

"Iya tante, yuk masuk", senyumku ramah seraya membimbingnya masuk.

"Wihh kamar kamu rapih banget .... kayaknya anggapan om firman tentang kamu males itu keliru deh", puji tante linda setelah melihat rapinya kamarku.

Aku hanya tertunduk malu ketika tante linda memujiku begitu karena sebetulnya kamar ini aslinya memang berantakan dan malas sekali kurapikan. Namun, karena itu perintah ibu yang teringat kamar anak lelakinya akan ditempati oleh adik beserta adik iparmya, maka ia perintahkan aku untuk merapikan. Aku yang ingin menyambut tante linda penuh kehangatan tak segan menuruti perintah ibu. Kuganti semua sarung bantal beserta spreinya. Kusapu dan pel pula lantainya. Tak lupa kuberi semprotan pengharum ruangan yang sepertinya sudah mau habis. Dan kini, aku dan tante linda sudah ada di dalam kamar yang telah kubersihkan dengan setulus hati. Kami berdua tampak sedang duduk di sisi ranjangku. Ia letakkan tas dan blazzernya di atas kasur. Setelah itu, kulihat Tante linda yang sedang duduk mencoba melihat-lihat seisi ruanganku yang tak ada benda unik apapun, kecuali perabotan rumah tangga, seperti lemari pakaian. Selagi tante linda memandangi isi kamarku, aku cukup deg-degan sambil terkadang mencuri pandang ke bagian kemejanya yang terbuka. Kulihat lehernya yang sedikit basah oleh keringatnya yang seolah-olah mengundang gairahku untuk ereksi. Oh, ingin sekali kucumbu dan jilati jenjang leher dan tengkuknya itu. Bibirku yang sedang mingkem merapat serasa ingin hinggap di sana. Lidahku di dalam mulut seakan memberontak ingin menjilati sesuati. Di sisi lain, pandangan mataku yang sedang tertuju pada lehernya, berharap ada lagi hal lain yang bisa kulihat. 

"Bagus dan rapi yaa kamarnya yuda", pujinya lagi

"Terima kasih tante", senyumku membalas.

"Eh iya, ngomong-ngomong ini kan kamar kamu, nanti kamu sendiri tidur dimana?", tanya tante linda menatap mataku.

"Enggg.. tante linda gak usah pikirin itu. Aku mah gampang, mau tidur dimana aja bisa kok. Yang penting bagi aku, tante linda sama om firman nyaman di sini", jawabku grogi karena nanar matanya menatapku.

"Hhhmm terima kasih ya yuda.., kamu sebagai keponakan tante baik banget", kagum tante linda padaku.

"Iya sama-sama tante",

Entah ada angin apa atau mimpi apa aku siang bolong tadi, tiba-tiba tante linda membuka kancing kemejanya satu per satu di depanku. Ia buka dari sisa kancing atas yang masih terpasang hingga perlahan turun ke kancing bagian bawah. Ku lihat tanktop hitam sebagai dalamannya yang ia kenakan. Oh, astaga, belahan dadanya terlihat. Ngaceng diriku ini. Tak sampai disitu, tante linda benar-benar mencopoti kemeja yang melekat di tubuhnya hingga ia letakkan kemeja itu di atas kasur. Oh, my god tante linda! Dihadapanku, aku melihat lengan putih nan mulus tante linda yang tak kalah sintalnya dengan lengan ibu. Ingin sekali kusentuh dan colek lengan itu. Namun, tetap saja yang istimewanya adalah buah dada tante linda yang menonjol seolah ingin keluar dari tanktopnya yang berwarna hitam tersebut. Kini pula bentuk payudara ukuran 34 d milik tante linda tergambar cukup jelas meski tertutup tanktopnya. Duh, tanganku ini ingin sekali meremasnya. Bukit kembar tante linda seraya sedang memelet diriku ini. Aku kepengen sekali melihat dan menjilati putingnya, serta memasukkanya ke dalam mulutku ini . Ohh aku sudah ereksi maksimal, ingin sekali diriku mendorong tubuhnya ke kasur, lalu lekasku telanjangi dan setubuhi dia. tante linda oh tante linda.

"Yuda? yuda? kamar mandinya dimana yaa?".

"Eh? di belakang deket dapur tante", sahutku

"Oh. Yaudah, tante ke kamar mandi dulu ya". balasnya.

Tante linda pamit kepadaku hendak ke kamar mandi. Kulihat pula ia yang berjalan keluar kamarku bentuk bokongnya berisi dan bulat. Hhm kalau tidak ada ibu, ingin kupukul saja langsung sampai ia menggamparku. Biarlah begitu, setidaknya aku bisa merasakan hangatnya bokong tante linda. Hadeehh, kenapa aku jadi berpikir begitu. Barangkali kerana Aku sungguh tegang dengan celana yang menyempit akibat ereksi maksimal melihat tante linda, apalagi ia sekarang berjalan hanya mengenakan tanktop di dalam rumahku.

"Tante linda, maukah engkau tidur dengan keponakanmu ini?", ucapku sambil mengelus penis sendiri.

###​

Malam semakin gelap. Awan kelabu yang mendung kini tidak terlihat, kalah dengan kelamnya langit yang tiada bulan dan tiada bintang. Jalanan masih basah meski hujan yang sudah mereda. Kerikil dan pasir bersimbah di jalanan sebagai hasil perbuatan kubangan air yang tergenang. Kendaraan berjubel di jalan itu. Berlomba-lomba siapa yang duluan. Motor-motor saling menyalip. Mobil-mobil saling membalap. Pada akhirnya mereka tak berkutik sama sekali karena macet yang tak terhindarkan. Memang nyatanya kemacetan tidak akan pernah berhenti. Tak kenal pagi, siang, dan malam, kecuali libur lebaran. itu juga di jalan-jalan tertentu. Satu per satu yang lembur di sebuah perusahaan mulai berhamburan untuk pulang kembali ke rumahnya dengan sukacita, berharap keluarga menyambut mereka, berharap bisa melepas lelah.

"Yuda mana, bu?", ucap suhardi setibanya di rumah kepada sang istri.

"Itu pak lagi belajar di ruang makan".

"Oh tumben, bagus deh kalau begitu. Itu anak ternyata benar-benar ingin membuktikannya kepadakku ..", ucap suhardi melihat tanda keseriusan yuda mau berubah jadi lebih baik.

"Eh iya pak, ada firman sama linda di rumah", ucap Dahlia memberitahu suaminya

"Loh, kok bisa?", tanya suhardi heran.

"Nanti aja ibu ceritain. Sekarang bapak sapa dulu aja mereka".

"Ohh gitu...", penasaran suhardi.

"Man...! Lin...! ada mas Suhar nih!", teriak kencang dahlia memanggil.

Ketika dahlia berteriak dengan suara yang khas menggema, dari kamar yuda lantas muncul dengan langkah kaki terburu-buru firman dan istrinya, linda. Keduanya terlihat tampak kompak memakai celana pendek yang berwarna hitam. Hanya saja, pakaian keduanya kenakan yang berbeda. Firman memakai kaos oblong berwarna putih dan linda memakai kaos u-neck berwarna ungu violet. Pasangan itu kini sedang berjalan menghampiri pasangan yang lebih sepuh dari mereka, suhardi dan dahlia. Langkah firman-linda yang tergesa-gesa membuat yuda yang penasaran mengikutinya dari belakang.

"Eh, mas suhar...", sapa, salam firman dan linda sambil bergantian menyalami.

"Eh ada firman dan linda.. Nyampe jam berapa kalian di sini?", tanya suhardi berdiri di sebelah sang istri.

"Tadi sore mas, sekalian aja habis nganter linda langsung ke sini", senyum firman dan linda.

"Oh...yaudah, ayo kalau mau istirahat lagi silahkan, aku mau mandi dulu nih", ucap suhardi berjalan pelan didampingi istrinya.

"oh iya mas...marii", firman dan linda meninggalkan pasangan suhardi dan dahlia.

Ketika firman dan linda berjalan kembali ke kamar mereka, suhardi kumisnya naik turun. Matanya yang tadinya fokus mengamati sang istri di samping tampak melototi bokong linda yang melenggak lenggok ketika berjalan. Tiba-tiba hawa yang dirasakan suami dahlia tersebut ialah kegerahan. Ia ingin lekas mandi sembari melupakan apa yang baru saja dilihatnya. Naluri lelaki itu perlahan bangkit, sepertinya ia harus bercinta dengan istrinya malam ini.

Sementara yuda agak kebingungan dengan sorot tajam mata bapaknya yang tertuju pada om firman dan tante linda. Hatinya bertanya-tanya apakah gerangan yang sedang dipikirkan bapaknya tersebut. Ia jadi berpikiran negatif.

###​

Malam makin larut. Situasi semakin sunyi. Jangan harap ada suara jangkrik di kota ini. Kalaupun ada, sudah sangat langka. Yang ada hanyalah suara angin yang bertiup kencang. Kalaupun ada yang berhalusinasi, kan mendengar suara-suara menakutkan di telinga mereka. Hanya saja, larutnya malam serta suasana sejuk pasca hujan kadang-kadang menghantarkan kebanyakan orang pada tidur yang lelap. Namun berbeda halnya dengan, pasangan firman dan linda yang sedang tidur bersebelahan dalam satu ranjang . Entah mengapa keduanya terbangun di tengah gelapnya malam yang gulita ini. Dari raut muka linda seperti ada yang mengganjal di hati dan pikiran. Sementara di raut muka firman, hanya ada wajah lelah di sana. Faktanya memang linda yang terbangun lebih dahulu. Lalu ia sontak tak ragu untuk membangunkan suaminya seraya menemaninya melek. Linda sedang tak bisa tidur. Insomnia mendadak. Banyak pikiran. Banyak beban. Namun mengapa sang suami yang seharusnya mencari nafkah untuknya begitu mudah tidur, terasa tidak terbebani pikirannya dan juga persoalan yang mengendap di hati.

"Mas, bangun mas...", ucap linda yang mengenakan daster menyentuh pundak sang suami.

"Apa sih lin, ini kan masih malem.. kamu gak ngantuk apa? Inget besok kamu kan kerja.. lagipula aku ngantuk banget nih", balas firman dengan mata yang sayu masih memgantuk berat.

"Hhmmm.. aku mau curhatt nih mass...".

"Yaudah, curhat aja. Aku dengerin kok", ucap firman pelan.

"Mas, kita sampai kapan numpang di rumah mba linda nih? Gak enak kalo lama-lama juga...", gerutu linda

"Aduhh baru nginep semalem, kamu mikirnya udah ke situ aja... gak usah terlalu dipikirin sayang.. kakakku itu baik kok orangnya...".

"Iya mas aku tahu.. tapi kan kita gak mungkin berlama-lama terus di sini...".

"Kamu gak usah terlalu mikirin itu sayang... itu biar aku aja yang mikir, suamimu", ucap firman dalam kantuk beratnya coba menenangkan 

"Hhhmmmm... eh iya mas, tadi di kantor aku ketemu ibu indri sama cucunya... Lucu deh mas cucunya yang namanya dimas itu...", senyum sendiri linda

"Ohh.. terus?".

"Yaudah deh... aku temenin main cucunya bu indri.."

"hhhmmm.."

"Mas... kapan yaa kita punya anak. Udah cukup lama juga nih mas. Aku kepengen banget nimang seorang anak...", curhat mendalam linda.

"Mass...kamu denger aku ngomong kan?", lanjut linda.

"Iyyaaa sayanng...".

"Terus gimana dong mas, aku dah kepengen banget punya anak nih...hhmmm", ucap linda menunggu jawaban sang suami.

"Mas...mas... kok kamu diem sihh... ah kamu mahh malah tidur, gak dengerin aku", kesal linda melihat sang suami tertidur.

Linda kesal berat dengan suaminya yang tak menggubris di saat ia butuh teman untuk bercurah hati. Kalau bukan kepadanya, siapa lagi. Tahu begitu, ia ngambek, sepertinya bakal sulit untuk dimaafkan. Linda yang tahu suaminya sudah tertidur lelap, tidak punya pilihan, kecuali untuk menyusul tidur juga. Matanya sulit untuk teperjam, meski begitu coba ia paksakan. Pikirannya masih sedikit ada ganjalan. Namun, ia mencoba untuk melupakan dan membuangnya jauh-jauh dari ingatannya. Alhasil, barulah linda dapat tidur kembali.

###​

Hujan deras turun membasahi pagi yang sudah sejuk ini. Tak pelak suasana pagi ini pun menjadi tambah dingin saj. Ini hari sibuk. Jadi, tak mungkin libur saat rintik hujan turun. Harus tetap beraktivitas harus tetap semangat. Meski, jiwa yang semangat ini tiba-tiba harus runtuh melihat jalanan becek dan semraut dengan kendaraan yang mengantre seperti di kasir swalayan. Tapi, berbanggalah sedikit bagi yang tak bekerja, lelap tidur dilanjutkan, menikmati anugerah Tuhan yang turun dari langit.

"Hoaaheeemmmm.... dingin banget nih udara...", ucap firman melek terbangun dari tidurnya.

Nyenyak sekali tidur firman semalam walaupun sempat dibangunkan oleh linda tengah malamnya. Ia yang berstatus pengangguran tersebut tampaknya kelelahan akibat kemarin. Datang dan jemput linda ketika hujan deras turun. Belum lagi, ia harus mengambil barang-barang yang ada di rumah kontrakkannya yang mana ia tak bisa lanjut dan bayar. Mata lelaki itu sedang sedikit meram walau sebenarnya ia sudah bangun. Tubuhnya terasa berat ia gerakkan, padahal sebenarnya sedang malas dan merasakan enaknya tidur di kala hujan turun. Tak lama tangannya mengucek-ngucek mata yang berbelek tersebut. Ia sadar akan sesuatu.

"Aduh, iyaa, harus nganter linda... linda? linda? dimana kamu sayang?".

Firman terkejut di tengah hujan lebat di luar sana dan menerima kenyataan bahwa sang istri tidak ada di dekatnya ketika melihat ke seluruh isi kamar. Ia sontak langsung beranjak dari kasur tempat biasa yuda tertidur. Tanpa ambil pusing lagi ia lekas keluar kamar, berharap barangkali sang istri berada di sana. Sesampainya di luar sekilas ia lihat hanya yuda dan keluarganya yang sedang sarapan di pagi hari. Ia coba hampiri dan tanyakan kepada mereka itu. Namun, ketiganya mengaku tidak tahu menahu. Alhasil, firman benar-benar bingung jadinya entah kemana sang istri tak berpamitan, apalagi di luar hujan sedang turun dengan derasnya. Dia menduga sang istri pergi ke kantor seorang diri. Masalahnya, Ia lihat tas yang biasa sang istri bawa untuk ngantor tidak ada di dalam kamar. Di lain hal, ia berpikir mengapa istrinya pergi tak berpamitan. Mengapa pula linda tak menyuruhnya mengantarkan. Ada apakah dengan linda, wanita yang paling dicintai dan disayangi firman. Lelaki itu menggigit bibirnya. Pikirannya melayang-layang mencoba menerka-nerka. Cemaslah firman dibuatnya.

"Lagi ngambek kali dia sama kamu, man. Makanya perginya gak ngomong-ngomong", sahut sang kakak, Dahlia.

"Aduh, pasti gara-gara semalam!", ucap firman teringat sesuatu sambil menampar telapak tangan kanannya ke arah dahi