Update 5 - Panasnya berbelanja
Akhirnya masa liburan kami dirumah orang tua telah usai, dan kami harus kembali kekota tempat tinggal kami sekarang, baik aku maupun istriku disha akan kembali pada rutinitas pekerjaan kami sehari-hari dan meninggalkan segala kenangan didesa, hal-hal menyenangkan yang kami lakukan dan juga hal-hal yang membuat hatiku sebagai suami sakit hati. Namun harapanku agar istriku dapat berubah setelah kami kembali kekota sepertinya pupus sudah, seperti kejadian pagi ini, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat istriku tengah mengayun-ayunkan pinggulnya menjemput hujaman batang penis seorang tukang sayur, hal yang kukira dimana si tukang sayur itu memaksa istriku, namun ternyata istriku sendiri malah mendesah dan melenguh menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur tadi.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja setelah liburan yang cukup panjang, sementara istriku sendiri nanti siang seusai memasak akan ke apotek melihat keadaan selama ditinggal cuti olehnya. Maka dari itu, anak-anak aku bawa sekalian ke tempat penitipan anak yang jaraknya tak jauh dari kantorku. Setelah berpamitan kepada ibunya, anak-anakku kubawa serta, dan kupacu Toyota rushku menyusuri jalan yang mulai ramai dengan anak masuk sekolah. Tak lama kemudian sampailah aku ditempat biasanya aku menitipkan anak-anak ku, anak-anakku cukup senang ketika turun dari mobil melihat teman-teman seusianya, kulihat mereka berlarian didalam ruangan yang berisi banyak sekali mainan. Kemudian aku berpmitan dengan pengasuh anak-anakku, dan melanjutkan perjalanan kekantor. Rencanaku siang nanti juga akan melakukan perwatan berkala pada mobilku ini dikarenakan sudah kubawa perjalanan yang cukup jauh untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin saja dapat timbul.
Begitu sampai dikantor, aku disambut teman-teman kerjaku, tak lupa kubawakan mereka oleh-oleh dari kampong halamanku. Sebagai gantinya, mereka ternyata cukup baik dengan mengerjakan pekerjaanku selama aku tinggal cuti kemarin.
"don, laporan bimtek perubahan APD 2015 sudah kembali diemail ke pemprov?" tanyaku pada pak doni rekanku satu bagian.
"sudah beres dri lusa is, beres lah pokoknya, malah sudah tidak ada revisi lagi sepertinya" jawab doni sembari menyerahkan draf yang dia kirim ke pemprov
"wah syukur deh, kemarin pas dijalan kepikiran karena mau deadline, don, kamu emang joss" sambungku sambil mengacungkan ibu jariku.
"ya sudah kalau begitu aku lanjutin bikin draft buat sosialisasi bimtek ke kecamatan ya" sambungku lagi.
"oke, nanti kalau sudah selesei aku lihat dulu ya, paling gak aku nanti jika ditanya pak siswoyo bisa jawab, tau sendiri kan kalau pak siswoyo itu suka ngomel kagak jelas" sambung budi dengan berbisik-bisik.
"sip lah kalau begitu" jawabku optimis.
Kulanjutkan pekerjaan yang kemarin kutinggalkan agar bisa segera menyusun draft ini agar nanti bisa segera kukirimkan ke kantor-kantor kecamatan agar staff dikecamatan juga dapat langsung membuat rencana pengalokasian anggaran untuk infrastruktur desa. Waduh, ada apa ini dengan perutku, sepertinya magh ku kambuh karena seharian kemarin aku tidak makan sama sekali menghindari ngantuk dijalan. Kucari obat magh yang biasa kuandalkan disaat seperti ini dilaci kerjaku, aha ketemu juga namun ternyata ketika kubuka penutupnya tinggal 1 biji saja. Wah gawat ini karena aku biasa minum 2 biji jika magh seperti ini. Semoga nanti tidak makin parah saja batinku.
Mengerjakan draft yang berisi angka-angka ini rupanya semakin membuatku berpikir sehingga meningkatkan produksi asam lambung, dan kurasakan perutku semakin terasa diremas-remas. Sedikit lagi selesei pikirku dan kulihat jam menunjukkan pukul 09.45 WIB, segera kuseleseikan agar bisa kuberikan pada pak siswoyo untuk ditanda tangani.
Tok tok tok... ku ketuk pintu ruangan pak siswoyo dan kudengar suara berat menyahut dari dalam, Kami semua memang selalu menunggu sahutan pak siswoyo ketika mengetuk pintu ruangannya, karena dulu pernah kejadian rekan kerjaku salim setelah mengetuk pintu tiba-tiba saja menyelonong menarik gagang pintu dan apa yang dilihatnya didalam membuatnya kaget setengah mati, dilihatnya desi, staff pemerintahan tengah berada dipangkuan pak siswoyo sementara rok nya sudah tersingkap pada pinggang memperlihatkan kemulusan paha dan celana dalamnya. Sementara tangan pak siswoyo tengah meremasi payudara desi yang telah terbuka kancing bajunya. Tentu saja mendapat kunjungan mendadak seperti itu membuat desi segera turun dari pangkuan pak siswoyo dan segera membetulkan pakaiannya. Sejak saat itu pak siswoyo mulai memasang kamera cctv agar dia dapat memantau siapa yang berkunjung kekantor dan keruangannya.
"iya masuk"
"maaf pak, ini laporan bimtek sudah saya buat, sekiranya bapak mau memeriksa sebelum saya kirim ke pemprov pak" sahutku ketika mengambil kursi didepannya.
"sudah kamu periksa is angka-angkanya?" Tanya pak siswoyo
"sudah pak, saya cek grand totalnya sudah pas, tidak ada selisih" jawabku cepat
"ya sudah is, aku percaya dengan pekerjaanmu, jadi langsung dikirim saja. Oia kamu sepertinya kurang sehat is?" ujarnya sambil menandatangani berkas yang tadi kukerjakan.
"iya pak, saya kalau boleh ijin pulang dulu, badan saya kok rasanya demam"
"iya tidak apa-apa, kamu istirahat dulu dirumah, biar pekerjaanmu dibackup sama doni"
"terima kasih bayak pak, saya pamit sekalian kalau begitu nanti saya balik setelah mengirim draft ini"
"hati-hati dijalan is, salam buat istrimu" sahutnya ketika menyerahkan berkas itu kembali
"oia is, jangan lupa hari minggu ada halal bihalal dan family gathering, jangan lupa ajak istri dan anak-anakmu is" sambung pak siswoyo
"oh baik pak, terima kasih" dan kututup pintu ruangan pak siswoyo.
Segera kubereskan berkas yang berada dimeja kerjaku, dan tak lupa kumatikan PC komputerku untuk menghemat energy karena disini sedang digalakkan program hemat 100000 watt. Setelah selesei aku menuju keparkiran mobil, kulihat jam menunjukkan pukul 10.15, dengan estimasi aku kebengkel dulu maka aku bisa sampai rumah jam 11 an dan tentu jam segitu masakan istriku sudah siap sehingga seusai makan aku bias beristirahat. Segera kupacu mobilku agar dapat segera sampai di bengkel begitu sampai, segera kuserahkan kunci mobilku pada montir kenalanku dang anti kuminta kunci motornya, aku sudah langganan dengan bengkel ini hingga aku kenal baik dengan bos dan karyawannya.
"mas dado, motornya aku bawa dulu ya"
"iya pak fais, silahkan"
Kugeber Honda CB milik dado, cukup terwat juga motor klasik ini pikirku karena tarikan gas nya yang cukup ringan dan responsif. Tak lama kemudian akhirnya aku hamper sampai dirumahku, kulihat dikejauhan ada gerobak sayur langganan istriku di dekat pintu pagar menghalangi aku masuk namun tak kutemukan pemiliknya. Akhirnya aku berputar lewat halaman belakang dan menaruh sepeda motor dado dibawah pohon manga. Ketika melangkah melewati garasi kulihat mobil istriku masih ada didalam, apa istriku belum berangkat kerja pikirku. Namun aku kembali panik ketika ingat gerobak tukang sayur tadi, jangan jangan pikiranku melayang kemana-mana, jangan-jangan istriku dan tukang sayur itu...
Aku berjalan mengendap-endap dengan menghilangkan langkah kakiku supaya kehadiranku tidak dapat diketahui istriku, kudengar suara orang berbicara riang dari arah dapur, aku pun mencari posisi yang pas agar dapat melihat kedalam, siapa yang tengah berbincang dengan istriku itu, apakah benar tukang sayur tadi ada didalam bersama istriku. Perlahan kulongokkan kepalaku mengintip lewat jendela dapur dan kulihat istriku tengah memilah-milah terong ungu yang akan dimasaknya. Istriku pagi itu mengenakan daster dengan berbelahan dada rendah tengah berjongkok dilantai sementara si tukang sayur duduk dikursi diatasnya, da nada secangkir kopi dimeja sebelah tukang sayur tadi. Merasa situasi dan kondisi rumah kami aman, tukang sayur itu berkali-kali mencuri pandang pada bagian payudara istriku, otomatis tentu tukang sayur itu dapat melihat belajan payudara istriku yang ada dibalik daster istriku. Mata tukang sayur tersebut Nampak jelalatan sekali menatap nanar pada istriku ketika kemudian istriku bertanya pada tukang sayur tadi.
"pak, kok terong ungunya kecil dan pendek sih?" Tanya istriku
"iya bu maaf sekarang sedang musim kemarau, jadi berpengaruh deh sama pertumbuhan terong, hehehe..." sahut tukang sayur dengan cengengesan
"padahal enak yang gede dan panjang lho pak " balas istriku sambil tersenyum
"waahh ibu suka terong yang gede dan panjang ya?, sayang yah yang ini kecil-kecil bu" sahut tukang sayur yang terus memperhatikan keindahan payudara istriku.
"ehh itu matanya kok kemana-mana pak, awas lho ya"
"hehehe maaf maaf bu, jarang-jarang saya melihat bu disha cantik seperti ini" puji tukang sayur
"ya sudah, anggap saja ini bonus buat bapak yang pagi-pagi sudah giat bekerja, tapi awas ndak boleh macem-macem!" sahut istriku
"makasih makasih bu" sahut tukang sayur dengan cepat.
"Biasanya setelah dari sini nanti keliling kemana pak?" Tanya istriku
"ke gang sebelah bu, kalau sepi ya pulang kerumah karena sudah cuup banyak juga yang laku dagangan saya.
Istriku kemudian mengambil air dari timba untuk diisikan kedalam panci, ketika itu posisinya kembali membungkuk saat mengisi air hingga membuat cetakan celana dalam yang dikenakannya terlihat jelas dibalik dasternya yang cukup pendek itu. Melihat pemandangan indah itu, semakin membuat si tukang sayur berani kurang ajar. Tiba-tiba ketika istriku hendak kembali berdiri, tukang sayur itu memegangi pinggul istriku dan menempelkan batang penisnya kebelahan pantat istriku.
"aawww pak apa yang bapak lakukan?" teriak istriku kaget sambil meronta agar dapat lepas
"saya sudah tidak tahan bu, dari tadi ibu menggoda saya dengan penampilan ibu yang merangsang" sahut si tukang sayur yang terus menggesek-gesekkan batang penisnya yang sudah dia keluarkan dari balik celana.
Istriku kemudian dipepetkan ke dinding dapur untuk menyulitkan gerakannya, sementara itu tangannya meraba dan meremasi payudara istriku, sedangkan tangan yang satunya dia pergunakan untuk memegangi tangan istriku agar tidak banyak berontak.
"ahh pak tolong lepaskan saya pak" ujar istriku namun tidak terlihat upaya darinya untuk bersungguh-sungguh lepas dari dekapan tukang sayur itu.
Namun tukang sayur itu terus menciumi leher istriku yang jenjang, dan mengabaikan permintaannya, mendapati rangsangan sedemikian rupa lama-kelaman istriku mendesah ketika putting susunya dipilin-pilin setelah tali daster dipundaknya sudah berhasil dilepas tukang sayur.
"ahhhh ahhhh ahhhhh.....jangannn jangaannn" desah istriku dengan mata terpejam.
Melihat mangsanya seperti pasrah tukang sayur itu kemudian membalik tubuh istriku hingga sekarang mereka berhadap-hadapan, segera disambarnya bibir istriku sambil terus meremasi payudaranya. Tukang sayur itu mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut istriku yang masih terkatup rapat. dengan sedikit memaksa akhirnya tukang sayur itu berhasil memasukkan lidahnya kemulut istriku.
Awalnya aku hendak beranjak menolong istriku, namun ketika kemudian aku melihat bahwa istriku tiba-tiba membalas ciuman dari tukang sayur, ternyata istriku menikmatinya .... Apalagi kini tukang sayur itu menggesek-gesekkan batang penisnya diluar celana dalam istriku. Istriku tidak dapat mendesah karena dia sedang berciuman namun aku melihat gairahnya meningkat dari balasan ciuman yang diberikan. Sakit magh yang tadi kambuh kini entah hilang kemana dan digantikan hatiku berdebar-debar menyaksikan pemandangan memilukan ini, sementara aku malah terangsang melihat istriku hendak digauli didapur. Bagian atas istriku kini tanpa penutup lagi, dasternya sudah diplorotkan sebatas pinggang, memperlihatkan payudara indahnya. Tukang sayur itu menghentikan ciumannya dan kemudian bergerak menciumi payudara istriku, digigiti putting susu istriku hingga membuatnya melenguh sementara matanya terpejam.
"cantik sekali kamu bu... sudah dinikmati saja ya, mumpung sepi bu rumahmu" ujar tukang sayur itu pada istriku yang sedang terengah-engah diburu nafsu dan dibalas Istriku dengan menganggukkan kepalanya.
"nah gitu kan sama-sama enak bu, gak ada yang rugi malah ibu yang dapat enak juga, apalagi ibu juga gak kehilangan apa-apa, hehehe" sahutnya sambil terkekeh.
Kemudian disodorkannya batang penis tukang sayur itu yang sudah ereksi maksimal pada istriku,
"ayo bu, emut kontolku jangan malu-malu, inikan yang ibu mau tadi, terong yang besar dan panjang hahaha" yang kemudian disambut oleh bibir istriku, dijilatinya batang penis tukang sayur tadi, dimasukkan lagi kemulutnya, begitu berulang-ulang hingga membuat tukang sayur meracau keenakan.
"ohhhh enak sekali bu, seponganmu benar-benar nikmat"
Istriku benar-benar sudah lupa diri, kejadian ketika ia disetubuhi disungai dan dikebun tebu sudah membuatnya mengabaikan norma yang ada, kini mungkin yang ada dipikirannya adalah bagaimana mendapatkan kepuasan seksualnya yang menggebu-gebu sehingga kini dia tidak lagi sungkan untuk berpenampilan minim dan menggoda.
Kudengar suara mulut istriku yang tengah mengulum batang penis si tukang sayur memenuhi ruangan dapur, istriku berjongkok sementara daster atasnya telah melorot ke pinggang, aku pun mengeluarkan batang penisku dan mulai menikmati sensai perselingkuhan istriku yang cantik itu, kukocok batang penisku sendiri dengan membayangkan istriku yang cantik tengah mengulum batang penisku,
Istriku kemudian menghentikan sepongannya pada batang penis tukang sayur dan tanpa kuduga-duga dijepitnya batang penis tukang sayur itu pada belahan payudaranya yang besar dan sekal kemudian mengocoknya kembali,,tak kusangka istriku bisa melakukan hal itu dengan payudara besarnya.
"buuu benar-benar nikmat tubuhmu, kontolku enak buuuu" racau si tukang sayur sembari meremasi rambut dan kepala istriku, sementara istriku tersenyum-senyum mendengar racauan tukang sayur tadi.
Cukup lama istriku menjepit batang penis tukang sayur tadi pada belahan payudaranya dan tukang sayur itu menggerak-gerakkan batang penisnya mengimbangi gerakan pada payudara istriku. Berkali-kali aku menelan ludah melihat istriku dengan lihainya memainkan batang penis tukang sayur tadi, tentu saja tukang sayur itu merasakan kenikmatan melebihi diriku yang hanya harus puas melihat dan dibantu kocokan tangan ku sendiri. Dan tak lama kemudian muncratlah sperma si tukang sayur tadi kewajah istriku dan sebagian menetes melalui dagunya.
Tukang sayur itu duduk dikursi sembari terengah engah setelah mendapatkan kepuasan dari jepitan payudara istriku, sedangkan istriku sendiri sibuk menjilati batang penis tukang sayur tadi untuk membersihkan dari sperma. Dielus-elusnya rambut istriku seperti kekasihnya sendiri ketika ia sibuk membersihkan batang penis itu. Setelah bersih, dengan wajah memerah tengah dilanda birahi istriku kemudian berdiri dihadapan tukang sayur tadi yang tengah menyeruput kopinya, enak benar dia pikirku, sudah dapat kopi, dapat jepitan susu kini dia akan dapat menggenjot liang kenikmatan istriku juga, arrgggghh....
Disha ku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan, tatap matanya sayu...dan wajahnyapun memerah. Pinggulnya bergoyang dengan kedua tangannya memainkan rambut pada kepalanya, seolah penari striptise yang menghibur tukang sayur itu. Pinggulnya bergerak dengan erotis ketika dia melolosi celana dalamnya sendiri, tangannya memainkan payudaranya, meremasnya dan istriku mendesah, ya istriku ingin dipuaskan birahinya. Tukang sayur itu kembali bangkit nafsunya, batang penis yang lemas itu mulai ereksi lagi, Nampak urat-urat yang menonjol pada penampang penisnya, menambah kesan angker bahwa jika sampai 'kena', pasti akan ketagihan gesekan urat-urat itu pada dinding liang senggama istriku.
Digenggamnya batang penis tukang sayur langganannya itu, dan kemudian dia mulai mengakangi batang penis tukang sayur yang tengah duduk di kursi dapur, diarahkannya batang penis tadi dan blessss....masuklah penis tukang sayur kedalam liang senggama istriku.
"akkhhhhh.....akhh.....ahhhhh...."istriku mulai menik turunkan pinggulnya. Kedua tangan istriku memeluk bahu tukang sayur dengan erat, sementara kedua tangan tukang sayur itu meremasi bongkahan pantat istriku seolah memberi semangat.
"sempit banget lubang memekmu bu, nikmaatttt... kontoku serasa diremas-remas bu....." racau tukang sayur yang kemudian menciumi leher jenjang istriku.
"ahhhh assshhhh aahhhhh, ahhhh ssseeesak pakkkk ahhhh" racau istriku ditengah cumbuan yang diberikan tukang sayur.
"ayoohh bu goyang teruuuss, nikmaattti buuuu mumpung suami mu gak ada!"
"ahhh ahhhhhhh ahhhh" istriku terus mendesah menikmati sodokan batang penis tukang sayur langganannya.
Tukang sayur itu tiba-tiba berdiri dan membalik badannya, sementara istriku masih dalam posisi semula namun kedua kakinya kini mengaitkan pada pinggang tukang sayur. Direbahkannya tubuh istriku pada meja makan yang ada dibelakang kursi tadi, kini tukang sayur itu akan menggenjot liang kenikmatan istriku, diselempangkannya kedua kaki istriku ke bahunya dan dia mulai menghujamkan batang penisnya lagi.
"ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhh assshhhh, kerasss banget pakhh konthollmu, memekku kayak diadukk aduukk"
"ohhh buuu nikmatti buuu nikmattii sajja, saaya yakin ibbuu pastii sukhaaa"
"ahh iyyaaa pakhh saayaaa sukaaa batang kontholl bapakk yang besarrr assshhh"
Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya, dadanya membusung menunjukkan kemontokan payudaranya, matanya terpejam dan terus meracau menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur. Tukang sayur itu mengenyoti putting payudara istriku, digigitinya dan diremasi dengan tangannya. hampir 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku diposisi itu, istriku mendesah dan terus meracau ditengah lautan birahi.
"akkhhhh akhhh kontholmuu nikmaatttt pak, inhiii batang koontholl ketiga selain milik suamiku pakkkk, ennhakk" racau istriku tanpa sadar
"ahhaa, bu dishaaa bissa nyeleweng jugaaa ternyaata, dengan siapaaahh buu?" sahut tukang sayur sambil terus menghentak-hentakkan batang penisnya di liang senggama istriku.
"dengan tegguuuh dan pardiii pakkkk waktu mudhiik kemarinnn aaahhhhh, ternyataaa batang konthool gede dan panjanggg nikmaatttt"
"binal juga buu, saya gak menyangkaa bu disha sebinall iniii" racau tukang sayur
Tukang sayur itu kemudian mencabut batang penisnya yang membuat istriku terkejut.
"loh pakk kok dicabuutt?"
"sudah bu, diam saja"
Tukang sayur itu kemudian membalik badan istriku sehingga kini posisi istriku telungkup dimeja, ditariknya pinggul istriku kebelakang sehingga membuat istriku hamper terjatuh jika dia tidak berpegangan pada tepi meja. Tukang sayur mengakangakan kaki kanan istriku sehingga kini Nampak bongkahan pantat istriku yang indah, kukatakan indah karena selain padat dan kenyal, juga karena kulitnya mulus tanpa cela yang kemudian ditamparnya pantat istriku tadi, "plaakk"
"ahhhhhh, sakitt pakkhh.... Oohhhhhh" rintihan sakit istriku tertahan ketika tukang sayur itu kembali melesakkan batang penisnya ke liang senggama istriku.
"akkkkhh akkhhhh akkhhhhh enaakk pakkkk sodook teruuss pakkhhh"
"paliing enakk memang ngenthu sama bini orang, beruntung banget saya hari ini, hahhaha"
"ahhhh ahhh ahhh paakkk sayaaa mau keluaarrr"
"tungggu dulu buu, sayaaaa juga mau keluarrr, kita barengann buuu"
"pakkhh aku gakk kuatttttt, akuu keluarrrr oouugghhhh...." istriku melenguh panjang ketika dia mendapatkan orgasmenya
"akuu keluarin didalamm buuuu"
"iiiiyyaaa pakhhhhh" sahut istriku terengah engah
Tanpa kusadari penis ku pun memuncratkan sperma tanpa terkendali menikmati persetubuhan istriku sendiri, membasahi dinding dibawah jendela. Kulihat tukang sayur itu mencumbui punggung istriku dan istrikupun Nampak menikmatinya. Nafas mereka berdua memburu seusai pesetubuhan panjang itu, wajah disha memerah dan kulihat keringatnya membasahi tubuhnya, terlihat seksi sekali istriku ketika dilanda birahi seperti itu. Aku tak pernah menyangka, ternyata sangat nikmat ketika melihat istriku sendiri, dishaku, ibu dari kedua anakku, melihatnya tengah bersetubuh dengan lelaki lain, perasaan kecewa, marah dan cemburu dikalahkan oleh rasa penasaran seperti apa istriku jika disetubuhi lelaki lain, bagaimana liarnya istriku ketika dilanda birahi, bagaimana dia dari istri baik-baik, istri yang sopan bisa menjadi binal dan liar ketika dia disetubuhi orang dibelakangku, memperlihatkan sisi lain dalam dirinya yang tak pernah kutahu. Istriku tampak sumringah mendapati cumbuan dari tukang sayur itu, mungkin baginya sekarang penampilan fisik ataupun kemapanan ekonomi bukan menjadi tolok ukur baginya, tetapi bagaimana perkasanya lelaki lain itu ketika menghujamkan batang penisnya diliang senggamanya, karena dari ketiga orang yang telah berhasil menggauli istriku, tidak ada satupun yang menurutku tampan tetapi mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tak kumiliki.
~~~Let it go, let it go
Can't hold it back anymore~~~
Tiba-tiba kudengar smartphone istriku yang ada dimeja didepannya itu berdering, lagu yang dinyanyikan oleh Demi Lovato itu seolah menyiratkan kepadaku bahwa aku harus membiarkan saja apa yang dilakukan istriku itu terjadi, namun siapa yang meneleponnya???kulihat istriku berusaha menggapai smartphone nya karena dia cukup kesulitan karena tukang sayur itu masih menindih dan mencumbunya. Ketika smarphone itu sudah ditangannya, terlihat sebuah no baru dilayar ponsel istriku.
"hhhaaloo..." jawab istriku ragu
Hanya sebuah nomor saja tanpa nama yang muncul di smartphone istriku, akupun berusaha mendengarkan baik-baik percakapan antara istriku dengan sipenelepon itu.
Disha: "haaloo???"
Penelepon : "dengan mbak disha ya ini?" (terdengar suara laki-laki)
Disha : "ii iyaaa, siapa ya inii?" Istriku tergagap karena tukang sayur itu intens mencumbu istriku
Penelepon : " ini saya pardi mbak, yang dilapangan waktu itu"
Disha : "oohh mas pardi,iii iiyaa mas bagaimana? " sahut istriku terkejut
Penelepon : "ini saya lagi perjalanan dikereta, mau mencari kerja, mbak bisa menjemput saya?"
Disha : "oohhhh.... Iiyyaa dijemput jam berapa?" istriku mendesah karena tiba-tiba saja tukang sayur itu menghujamkan batangnya kembali ke liang senggama istriku.
Penelepon : "jam 15.00 mbak sampai stasiun, oia mbak lagi apa kok suaranya serak dan ngos-ngosan nafasnya?"
Disha : " ini habis olahraga mas pardi hhh hhhh" sahut istriku terengah-engah
Mendapati istriku yang berusaha menutupi keadaannya tukang sayur itu justru mempercepat sodokan batang penisnya , istriku berusaha menahan desahannya dengan menutup bibirnya rapat-rapat, namun ekspresi wajahnya tidak mampu menyembunyikan kenikmatan yang tengah melandanya.
Penelepon : "tapi dari suaranya kok kayak lagi dientot mbak?hehehe"
Disha : "ehhhh endak kok mass, asshhh..." istriku menggigit bibir bawahnya.
Penelepon : "iya juga gak apa-apa kok mbak, kan enak ngetot siang-siang gini"
Disha : " ahh mas pardi ini, ssuuudah ya mas saya tak lanjutin pekerjaan saya dulu" istriku buru-buru mengakhiri pembicaraan
Penelepon : "hahaha iya mbak, dinikmati saja dulu"
Tuuutt tuutt tuuttt....
Tiba-tiba suara telepon itu diputus dr seberang.
"ahhhh ahhhh assshhhh ....."
"itu tadi yang pernah ngentotin bu disha ya?" Tanya tukang sayur penuh selidik
"iii iyyaaa pakkk, ooouucchhhhh..." lenguh istriku
"enak mana bu saya entot apa dientot mas nya tadi?" tukang sayur itu menghentikan sodokan batang penisnya pada liang senggama istriku
Namun istriku tidak berusaha menjawab karena dia tengah dilanda birahi, dia memaju mundurkan sendiri pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiba-tiba terhenti.
"akkhhh pakkk tolong entot saya lagi" pinta istriku
"jawab dulu makanya kalau ditanya!" tukang sayur itu terlihat gusar dan menampar pantat indah istriku
Pllllaakkk....
"aahhhhh ampunn pakk" rengek istriku
"saaamaa enaakknya paakkk, kontholnya sama-sama gedeee" istriku terengah-engah
Tukang sayur itu melanjutkan sodokan-sodokan batang penisnya ke liang senggama istriku
"assshhhhhh enhakkk , tee rruuuss assshhhh"
"konthooll bapak gedhee bangett, sesshaaakk....ohhhhh asshhhh"racau istriku
"memekmu saja yang sempit bu,jarang dipakai ya? Atau jangan-jangan kontol suamimu kecil?"
"iiyyaaa paahhk, saya jarang dientot sama suami sayaaa, kalaupun dientott cepet keluarnyaaa"
Istriku meracau ditengah sodokan batang penis tukang sayur, kenikmatan dari persetubuhan itu membuatnya gelap mata.
"haa haa haaa" tukang sayur itu semakin semangat menghujamkan batang penisnya ke liang senggama disha.
"assshhh pakkk saya mau keluaaarrrrr..... ahhhhhhhh" istriku ambruk diatas meja ketika dia mendapatkan orgasmenya. Tukang sayur itu tetap mnyetubuhi istriku yang kelelahan dari orgasme yang didapatnya, pinggul istriku dicengkeram kuat dengan kedua tangannya
"nikmatt baget bu memekmu, pereetttttt"
Tukang sayur itu mencumbui leher istriku dengan batang penis yang menghujam cepat keliang senggamanya. Istriku yang tengah kelelahan merespon cumbuan tukang sayur itu pada leher jenjangnya, disibakan rambut yang tergerai dan dia pun menolehkan kepalanya, dan merekapun berciuman mesra. Posisi istriku cukup kesulitan untuk mereka berciuman, tubuh istriku mendongak keatas agar memudahkan batang penis itu menerobosi dinding liang senggamanya ketika mereka berciuman dan menggunakan tangan nya untuk bertumpu pada meja. Hal itu memudahkan tukang sayur untuk menikmati kekenyalan payudara istriku. Tangan kanan tukang sayur itu yang tadinya memegangi pinggul istriku kini asyik meremasi kedua gunung kembar istriku.
Payudara istrikuberguncang-guncang akibat hentakan-hentakan batang penis itu diliang senggamannya, rambutnya yang tergerai ikut berkibar karena nya. Sungguh erotis sekali pemandangan yang kulihat, istriku mengikuti setiap irama sodokan pada liang senggamanya, tubuh mereka penuh peluh oleh aksi panas yang mereka lakukan. Penisku tanpa kusadari kembali berdiri melihat hal itu, melihat bagaimana ekspresi wajah istriku ketika liang senggamanya tengah digempur batang penis yang besar dan panjang milik si tukang sayur sementara payudaranya terus diremasi, bagaimana desahan-desahannya sungguh terdengar seksi ditelingaku, menjadi candu atau minyak tanah yang turut membakar nafsuku.
Istriku terlihat sagat lemas ketika tukang sayur itu membantu istriku berdiri, dicabutnya batang penis itu yang penuh lender percintaan dari liang senggama istriku dan kemudian mendudukkan istriku diatas meja dengan kedua kaki terjuntai. Terlihat olehku liang senggama nya yang semula terlihat menganga membentuk oval, kini perlahan menutup kembali perlahan seperti tadi tidak pernah dimasuki batang penis tukang sayur. Mungkin ini adalah manfaat dari jamu yang rutin diminumnya sehingga membuat liang senggamanya selalu sempit dan peret. Tukang sayur itu memegang bawah lutut kaki kanan istriku dan mengangkatnya, tangan kirinya berusaha mengarahkan batang penisnya yang masih tegak mengacung itu keliang senggama istriku karena beberapa kali dicobanya gagal. Istriku yang dalam kondisi lemas, membantu mengarahkan dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk leher tukang sayur, setelah dirasa pas, dimasukkannya batang penis itu keliang senggama istriku
"Bblleeesss...."
"aakkkhhhhhhh" terdengar desahan istriku yang tertahan
Tukang sayur itu memagut bibir istriku, mereka kembali berciuman seperti sepasang kekasih yang baru pertama kali melakukan percintaan. Istriku membalas ciuman tukang sayur itu dengan ganasnya, tangan kiri tukang sayur itu menarik turun pantat istriku sehingga istriku berdiri dengan satu kaki kirinya. Tukang sayur itu menyetubuhi istriku dalam posisi berdiri, batang penis itu tidak mengalami kesulitan keluar masuk liang senggama istriku, pinggul tukang sayur itu dengan cepat menghujam-hujamkannya seolah dia telah terbiasa bersetubuh dalam posisi berdiri. Suara nafas yang memburu dan terengah-engah memenuhi ruangan dapur, tak henti-hentinya tukang sayur itu berhenti menciumi bibir istriku, dan meskipun terlihat istriku kesulitan bernafas, tetapi istriku tidak berusaha berhenti berpagutan dengan tukang sayur. Birahi dalam dirinya telah membuatnya lupa diri dan mengendalikan akalnya.
Ada kurang lebih 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku sambil berdiri dan selama itu pula mereka berciuman, bersama-sama menikmati persetubuhan itu. Itriku kemudian meracau seperti akan meraih orgasmenya lagi
"aaasshhhh ahhhhh paahhkkk sayaaa mau keluuaarrr"
"iyyaaa buu, kita sama-sama, tahaannn dulu buuuuu"
"sayaa sudah tidakkk kuat pakkhh...."
"aaakkkhhhhhhhhhh" bersamaan dengan desahan panjang istriku, dia meraih orgasmenya
"buuuu saya juga keluaaarrrrrr" tukang sayur itupun menyemburkan spermanya didalam Rahim istriku.
Tukang sayur itu tidak buru-buru mencabut batang penisnya dari dalam liang senggama istriku, direbahkannya istriku diatas meja dan mereka berpelukan mesra. Nafas mereka sama-sama memburu dan terengah-engah. Sekitar 5 menit kemudian tukang sayur itu mencabut batang penisnya dan dari liang senggama istriku mengalir perlahan lelehan sperma si tukang sayur tadi. Seperti sebelumnya, liang senggama istriku kembali lagi kebentuk semula seolah tidak usai disetubuhi. Dengan kurang ajarnya dia menggunakan celana dalam istriku yang tergeletak untuk mengelap batang penisnya yang basah oleh cairan cinta mereka dan istriku dan kemudian digeletakkannya kembali. istriku yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya belum mampu berdiri, kepalanya tergolek lemas dan matanya terpejam. Pipi istriku merona merah karena sisa orgasme yang didapatnya barusan, dan wajahnyapun Nampak tersenyum, terlihat cantik sekali istriku dalam kondisi polos seperti itu, apalagi sehabis disetubuhi habis-habisan oleh tukang sayur, justru sangat menggairakan sekali wajahnya.
Tukang sayur itu duduk dikursi dan kembali menyeruput sisa kopi yang ada digelasnya tadi sambil membetulkan celananya. Sementara kaki istriku terjuntai lemas disebelahnya. Memperlihatkan betapa mulus dan halusnya kulit paha istriku, dan diatasnya Nampak kemaluan istriku dengan rambut tipis yang menghiasi bibir kemaluannya yang tembam. Tukang sayur itu memandangi tubuh istriku yang tergeletak lemas telanjang diatas meja, bibirnya tersenyum-senyum sendiri karena dia telah berhasil menggauli istriku yang sebelumnya dikenal diperumahan kami sebagai pribadi yang sopan dan terhormat, namun image itu sepertinya telah lenyap seiring desahan dan lenguhan kenikmatan istriku ketika dia disetubuhi tukang sayur itu. Istriku yang perlahan pulih dari rasa capek yang mendera mulai bangkit dan duduk diatas meja, dipandangnya tukang sayur itu yang mana tukang sayur itu juga tengah memandangi istriku dan senyum yang indah terhias di bibirnya. Persetubuhan istriku dengan tukang sayur itu sendiri memakan waktu hampir 2 jam, karena kulihat jam sekarang menunjukkan pukul 13.30, persetubuhan yang telah menghantarkannya meraih orgasme beberapa kali, yang memberikan kepuasan yang tidak didapatnya dari aku suaminya.
Sebelum berpamitan, tukang sayur itu kembali mencium bibir istriku dan dibalas istriku dengan ciuman yang lembut dan basah. Aku buru-buru bersembunyi agar tidak ketahuan mereka karena tukang sayur itu akan keluar dari dapur. Istriku dengan masih bertelanjang bulat mengantarkan tukang sayur itu kehalaman depan. Ini benar-benar gila, istriku dengan beraninya bertelanjang ria berjalan dihalaman rumah kami, memang halaman rumah kami tertutup pagar dan tanaman yang cukup rindang apalagi jam segitu jalan didepan rumah juga sepi.
"terima kasih ya bu... memek ibu benar-benar nikmat" pamit tukang sayur
"iyya pak, terima kasih juga sudah membuat saya puas" sahut istriku sambil tersenyum.
Istriku melihat kepergian laki-laki yang telah memberinya kepuasan itu dengan senyuman, terlihat tukang sayur itu mendorong gerobaknya berjalan menjauhi rumah kami dan istriku terlihat riang berjalan kedalam rumah.
"nanti jam 15.00 jemput pardi di stasiun, harus beralasan apa ya aku sama mas fais?" gumam istriku sambil tersenyum-senyum ...
bersambung....
Update 4 - Iuran bersih desa
Aku ketiduran cukup lama rupanya setelah meraih orgasme dengan tanganku sendiri tadi, dibantu bayangan istriku yang tengah kubayangkan digauli oleh kedua keponakanku yang memiliki batang penis besar dan panjang itu. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 09.30, dan aku belum mengambil air untuk mandi nanti sore, waahh gawat ini bisa tidak mandi nanti orang serumah batinku cemas. Segera aku bergegas bersiap-siap dan mengambil timba di dapur.kulihat istriku belum mandi dan tengah memasak untuk makan siang. Sementara budi dan sandi sudah berangkat karena tak kutemukan mereka di dalam rumah maupun dibelakang rumah. "dik, aku kesungai dulu ya ambil air, tadi mas ketiduran cukup lama rupanya" pamitku pada istriku, "iya mas, ambil secukupnya saja, persediaan air kita masih cukup kok kebetulan kemarin sumur kita ada sedikit air cukup buat mandi dan mencuci dirumah, habis ini aku mau mencuci mas sekalian mandi dikamar mandi "sahut istriku, "iya dik, mas berangkat dulu" sahutku dan disambung istriku "hati-hati dijalan mas" lambai istriku dari pintu dapur.
Aku berjalan menyusuri jalan desa menuju sungai tempat mengambil air, ditengah jalan aku bertemu dengan pak dodi ketua RW dan pak joko bendahara desa. Kulihat mereka tengah menenteng tas dan membawa map. Kusapa mereka "wah mau kemana pak dodi dan pak joko kok sibuk sepertinya?" sapaku pada mereka. "eh mas Fais kebetulan ketemu disini, ini kami lagi menarik iuran untuk pembayaran pertunjukan di lapangan desa kemarin lusa, ternyata ada kekurangan pembayaran jadi akhirnya oleh pak lurah, kekurangan biaya tadi dipukul rata ke penduduk desa mas" jelas pak joko selaku bendahara. "Dan ini rencana nya juga kami nanti mampir kerumah mas fais untuk menarik iuran ibu mas fais, kalau mas fais ada uang Rp. 5.000; sekarang jadi nanti saya tidak perlu mampir kerumah mas" sahut pak dodi menambahi. Uang segitu bukanlah jumlah yang besar bagiku, namun ketika kurogoh saku celanaku ternyata aku tidak membawa uang sama sekali apalagi dompet. "waduh saya pas tidak membawa uang ini pak dodi, tapi dirumah nanti ada istri saya kok, biar nanti dibantu istri saya saja pak, bilang saja tadi sudah ketemu dengan saya dijalan" jawabku singkat. "ya sudah kalau begitu mas, saya tak ke bu rumini dulu, nanti sekalian kerumah mas fais" sambung pak joko. "mari mas fais kami berangkat dulu" tambah pak joko, "iya mari pak..."jawabku singkat.
Aku bergegas kesungi untuk mengambil air, namun ketika aku sudah mengambil air, dan bersiap kembali kerumah, aku teringat jika istriku tadi hendak mandi. Wah, aku kok lupa ya, gawat jika pak joko dan pak dodi melihat penampilan istriku dengan dasternya tadi. Aku buru-buru kembali kerumah dengan langkah yang sedikit cepat, 2 timba yang kupikul itu awalnya berat kini tidak lagi kurasakan. Sepanjang jalan air dari timba berceceran kemana-mana. Setelah aku sampai dihalaman belakang, aku tak menemukan istriku didapur, kemana istriku???jangan-jangan dia sudah menemui pak dodi dan pak joko, aku tidak kepikiran mencari istriku di kamar mandi karena tak kudengar gemericik air pertanda orang mandi. aku memutar lewat halaman samping rumah dan justru tidak masuk rumah. Ketika setengah berlari aku mendengar suara pak dodi memanggil-manggil penghuni rumah menandakan ada tamu yang berkunjung, namun kemudian begitu aku sampai justru aku mendengar langkah kaki mereka menjauh dari pintu depan dan melangkah menuju depan (sisi rumah yang satunya dimana terdapat dapur, kamar mandi dan pelataran sumur tempat menjemur baju). Wah dimana ya istriku kalau didepan tidak ada, aku kemudian bergegas hendak menyapa mereka ketika mereka sampai di pintu pelataran halaman belakang, aku mengurungkan niatku karena mereka tiba-tiba tertegunn seperti terkejut melihat sesuatu. Aku melangkah mengendap-endap dan mencari posisi yang tepat untuk dapat melihat apa yang mereka lihat. Begitu aku mengarahkan pandangan dimana pak dodi dan pak joko melihat, aku terkejut setengah mati. Kulihat istriku tengah menjemur pakaian membelakangi kami sehingga dia tidak mengetahui kedatangan pak dodi dan pak joko yang ada dibelakangnya.aku bingung harus memanggil pak joko dan pak dodi atau tidak, namun jika kupanggil nanti malah membuat istriku malu karena melihat dia yang setengah telanjang diperhatikan 2 orang asing. Istriku rupanya baru selesei mandi dan hanya berbalut handuk yang melilit tubuhnya, handuk itu tidak cukup besar untuk melilit tubuhnya, sehingga hanya dipakai sekenanya saja oleh istriku. Bagian payudara istriku terlihat sangat mencuat seperti hendak tumpah dan bagian bawah sangat pendek, hanya 10cm saja dibawah pantat istriku, sehingga jika istriku membungkuk mengambil baju yang hendak dijemurnya dari ember larutan pewangi pasti akan terlihat bongkahan indah pantat istriku serta belahan liang senggamanya yang tembem merekah merah. Pak joko dan pak dodi terpaku melihat keindahan tubuh istriku, berkali-kali mereka menelan ludah karena terangsang melihat wanita cantik dari kota yang kini ada dihadapannya tengah berpenampilan setengah telanjang. Setelah istriku selesai menjemur semua pakaiannya tiba-tiba saja dia berbalik sembari melepas lilitan handuknya. Payudara istriku yang besar dan montok itu seolah terbebas dari kekangan dan borgoncang dengan indahnya, karena cepatnya gerakan istriku melepas dan menyampirkan handuk pada jemuran tadi sehingga dia tidka menyadari ada orang yang tengah memperhatikannya dengan penuh nafsu, dapat kulihat batang penis kedua orang ini tengah ereksi dari gembungan pada celananya. Istriku dengan santai nya mengibaskan rambut curly nya yang basah seusai keramas tadi hingga dia pun melihat kearah pintu masuk pelataran. "aahhh" istriku terpekik kaget melihat ada 2 orang pria dewasa tengah melihat ketelanjangannya, buru-buru dia menutupi payudaranya yang besar dan kemaluannya dengan menyingsutkan lengannya namun tentu saja itu tidak dapat menutupi sepenuhnya bagian payudara istriku karena tidak cukup. Istriku berusaha menggapai handuknya kembali, namun saying handuk itu justru terjatuh pada ember larutan pewangi yang tadi dipakainya membilas baju yang telah dicucinya. Istiku berusaha mengambil handuk nya yang basah tadi dan hendak memakainya. Namun ternyata tiba-tiba pak dodi sang ketua RW dengan beraninya menenangkan istriku, "dik dik disha, ini saya pak dodi RW di lingkungan ini, dan ini pak joko bendahara desa, apa dik disha lupa?" , "iya dik disha, kami tadi ketemu suami dik disha waktu mengambil air, kami mau menarik iuran desa dik, kata mas fais tadi disuruh minta ke dik disha saja" jelas pak joko. Istriku sudah sedikit tenang namun tangannya masih berusaha menutupi payudaranya, sementara handuk yang tadi depegang dengan tangan kiri diabaikan dan jatuh kembali kedalam ember. "oh, iya pak saya ingat, maaf tadi saya kira ada maling masuk rumah makanya saya takut pak" jawab istriku sedikit santai. "wah dik disha habis mandi yah?kok telanjang-telanjang menjemur baju" Tanya pak dodi mesum sambil cengar-cengir pada pak joko. "iya nih, kita kan jadi tidak enak kan pak dod" sambung pak joko terkekeh. "waah maaf yah pak dodi, pak joko saya menyambut tamu tidak sopan begini" sahut istriku masih berusaha menutupi payudaranya namun liang kewanitaannya dibiarkan terbuka bebas. "ah tidak mengapa dik disha, tidak usah sungkan atau malu sama kami, lagipula kami dari tadi sudah melihat dik disha dan kini papa bedanya kan" ucap pak dodi tersenyum-senyum. Diluar dugaan justru akhirnya kini istriku menurunkan tangan kanan nya yang tadi menutupi payudaranya dan sekarang keindahn payudara istriku dengan puting merah kecoklatan itu terpampang dihadapan kedua orang tua yang pantas menjadi ayahnya istriku itu .
Ketika istriku menurunkan tangan yang menutupi payudaranya tadi dan kini sepenuhnya dia telanjang, pak dodi dan pak joko berdecak kagum "waawww....", namun justru istriku tertawa saja melihat tingkah kedua orang kurang ajar itu dan membuat payudara besarnya berguncang-guncang seiring gelak tawanya. "ahh sudah-sudah pak dodi dan pak joko apa-apaan sih, kayak tidak pernah lihat perempuan gak pakai baju saja, kan juga sudah sering lihat istri-istrinya kan pak" sahut istriku. "wah tapi klo lihat dik disha kan lain cerita lagi, ya gak pak joko" sambung pak dodi, "iya betul itu dik, kalau lihat dik disha kami seperti berada disurga melihat bidadari yang cantik dan menggoda" sahut pak joko memuji istriku. Istriku bukannya berpamitan untuk segera kedalam rumah mengambil pakaian mengenakannya dan kembali dengan membawa uang , tetapi justru menanggapi candaan mereka. Istriku terlihat santai membalas obrolan-obrolan mereka yang menjurus kearah ranjang tanpa sedikitpun rasa canggung. Cukup lama mereka bertiga berdiri, dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh kedua orang tua itu. Berkali-kali mereka meneguk ludah menahan diri supaya dapat terus bisa lebih lama menikmati ketelanjangan istriku. "oia, mas fais kok belum datang ya pak?" tanya istriku , "wah tidak tahu ya dik, tadi sih bapak ketemu pas ngambil air, mungkin ngobrol dulu dengan warga pas disungai"sahut pak dodi terkekeh. "tadi kan mas fais sudah bilang kalau akan dibantu dik disha jadi mungkin mas fais lama baliknya karena sudah merasa akan dibantu dik disha buat pembayarannya", "mari masuk kerumah pak" sahut istriku mempersilahkan kedua orang itu masuk rumah. Namun bukannya mereka masuk melalui pintu depan, tetapi malah mengikuti istriku dari belakang lewat pintu dalam. Mereka sibuk membetulkan posisi batang penis mereka yang tegang supaya tidak ketahuan istriku, kulihat mereka memperhatikan goyangan pinggul dan pantat istriku ketika berjalan dibelakangnya. Aku harus mencari tempat untuk melihat apa yang akan dilakukan istriku, aku berputar kembali dan bersiap didekat jendela ruang tamu. Sementara itu pak dodi dan pak joko sudah duduk ditemani istriku yang tengah bertelanjang bulat. Istriku menyilangkan kaki nya sehingga bulatan pantatnya terlihat sangat seksi ketika duduk. "pak joko dan pak dodi mau minum apa?" tawar istriku, "ah ndak usah repot-repot dik disha, kami kesini kan cuma sebentar" jawab pak budi, "iya, dik disha disini saja, temani kami mengobrol sambil menunggu mas fais", sambung pak joko. "ah pak joko ini nanti kalau dilihat mas fais bagaimana istrinya tengah telanjang bersama bapak bapak" sahut istriku, "waahh jadi kalau mas fais belum datang mau ya menemani kita disini dik disha?" tawa pak budi. "ahh udah ah, saya buatin minum dulu ya" balas istriku sambil berjalan kearah dapur. Sementara itu pak dodi dan pak joko kudengar berbisik-bisik
"wah gila banget dod istrinya si fais, gatal juga ternyta dia",
"iya jok, gak nyangka aku ternyata si disha binal juga, masak dia kagak malu telanjang didepan kita",
"kamu tadi lihat kan dod, gimana bodynya si disha istrinya fais, seksi dan bahenol banget dodd, teteknya gede baget tapi ndak kendor, tempik e ya tembem habis dicukur",
"kontolku ngaceng iki jok, pengen tak 'ancheli' tempik e si disha, kayaknya memang pengen kita kenthu itu istrinya si fais"
"wah beruntung banget ya si fais dapat istri cantik seksi kayak disha itu, kalau itu istriku sudah tak kenthu terus dengan kontolku ini dod" sahut pak joko sambil memamerkan batang penisnya yang besar dan panjang.
"wah kontolku ya gak mau kalah ini jok, sudah ngaceng dari tadi ini" pak dodi juga mengeluarkan batang penis yang tidak kalah dengan pak joko.
"kira-kira si fais bisa memuaskan istrinya apa kagak itu, modele mlempem gitu kayak krupuk kena sayur" ejek pak dodi
"sepengetahuanku didunia perkenthuan, hehehe disha itu model-model yang galak diranjang dod, wajahnya lihaten, wajah-wajah haus seks itu, terus lihaten badane, model bongsor dan teteknya besar padat itu dia gak mau kalah sama suami, ditambah lagi betisnya disha itu membunting padi, betis model itu gak puas jika cuma dikenthu satu ronde saja, butuhe pasti yang gede, panjang trus beberapa ronde jika lagi dikenthu, juga kalau ngenthu pengennya pasti diatas dan aku yakin pasti fais gak bisa buat disha merem melek, yang ada paling fais crot duluan" pak joko menjelaskan pengalamannya,
"hahahaha"
Itulah sedikit percakapan yang kudengar dari jendela tempatku mengintip. Hatiku panas dingin mendengar pembicaraan kotor mereka berdua, memang benar apa yang dikatakan mereka, gairah istriku sangat tinggi, dia juga merupakan wanita yang cerdas terlebih disha sangat sempurna kecantikan wajahnya, sehingga dapat menggoda siapapun yang menatap wajahnya. Aku memang tak pernah bisa memuaskan istriku ketika aku menyetubuhinya, hanya menggenjotnya beberapa menit aku sudah tidak bisa mengatur ritme sodokan pada liang kenikmatan istriku dan tak lama kemudian crooot croott menyemburlah sperma ku pada rahim istriku. Namun tak dapat kupungkiri jika mendengar omongan cabul kedua bapak-bapak itu tentang istriku justru membuatku terangsang, kemaluanku menegang keras sekali. Pak joko dan pak dodi masih sibuk dengan permainan tangan mereka pada kemaluan masing-masing, keduanya sama-sama besar dan panjang. Mereka tak menyadari jika istriku telah selesei membuatkan minum dan tengah berjalan kembali keruang tamu. Istriku yang cantik itu begitu terkejut melihat apa yang terjadi diruang tamu, namun keterkejutan itu bukan dikarenakan kedua bapak itu tengah memainkan batang penis mereka, tetapi istriku melihat bahwa didepan matanya kini ada 2 batang penis yang besar dan panjang tengah ereksi maksimal. Menyadari bahwa istriku sudah kembali, pak dodi dan pak joko buru-buru memasukkan kembali batang penis mereka.
"hayoo pak joko dan pak dodi ngapain itu kok buka-buka celana?" tanya istriku biasa saja
Melihat ekspresi dari istriku yang biasa saja tersebut, pak joko dengan kurang ajarnya berkata pada istriku
"didalam sesak soalnya dik, biar nyaman kita keluarkan deh, ya kan pak dod?
"iya dik, habisnya panas-panas gini lihat yang panas juga" sahutnya sambil cengar-cengir
"hahaha...pak dodi dan pak joko bisa saja ah"tawa istriku melihat kelakuan mereka
"kalau masih sesak dikeluarkan saja lagi pak, daripada nanti malah kesemutan, hahaha .... ya sudah saya ambilkan uangnya dulu pak, ini kopinya diminum dulu"
Nampak istriku terpesona dengan kedua batang penis milik pak dodi dan pak joko, bahkan aku dapat melihat jika liang kewanitaannya sedikit mengkilat karena basah. Istriku masuk kedalam kamar dan kemudian duduk termenung diatas dipan tempat tidur. Perlahan istriku mulai mengelusi bibir liang senggamanya dan tangan yang satunya lagi asyik meremasi payudaranya, "aahhh.... ahhhh ...." desahannya cukup keras hingga akupun dapat mendengarnya yang ada diluar ruangan. Tentu pak dodi dan pak joko pun dapat mendengar desahan istriku. Mereka berdua berpandangan ketika desahan desahan itu kian panjang dan disertai lenguhan. Gila! Apa yang istriku lakukan, apakah dia bermaksud hendak memancing mereka masuk kedalam kamar, menunggu salah satu atau bahkan keduanya berani masuk karena merasa diundang oleh istriku melalui desahan dan lenguhannya. Aku harus menghentikan ini, aku mungkin bisa menerima ketika melihat aksi persetubuhan istriku dengan mas teguh disungai kala itu atau ketika istriku digauli oleh pardi dikebun tebu saat dia menonton pertunjukan rakyat. Namun, aku tak siap jika melihat istriku akan digauli lagi, oleh 2 orang tua yang sepantasnya menjadi bapak istriku itu, apalagi ini dirumah keluarga ku. Bagaimana jika ibuku sampai terbangun dan melihat apa yang dilakukan oleh menantunya itu.
Aku bergegas lari kepintu belakang supaya seolah-olah aku dikiran baru tiba dari sungai ketika pak joko dan pak pardi berdiri hendak melangkahkan kaki nya kekamar kami. Saat aku sampai dipintu belakang, aku pura-pura berteriak memanggil istriku.
"dik, kamu dimana???kok didapur dan dikamar mandi tidak ada?"
"dik kamu apa ada dikamar?"
Teriakanku tersebut membuyarkan kenikmatan yang hendak diraih istriku sekaligus menggagalkan niatan kedua orang tua tadi yang hendak berjalan ke kamar kami. Aku lantas kemudian menuju ruang tamu dan melihat pak joko dan pak dodi yang tengah sibuk membetulkan celana mereka.
"eh pak joko dan pak dodi, sudah lama pak? Tanyaku berbasa basi
"ah barusan kok mas fais, ini saya dengan pak joko juga baru saja tiba" balas pak dodi
"oia pak, istri saya dimana?" tanyaku pada mereka
"iyaa mas, adik ada dikamar lagi mengambilkan uang buat iuran" teriak istriku dari dalam kamar
"sebentar ya pak, ditunggu dulu" sahutku
"iya mas" sahut mereka bersamaan.
Aku berjalan kearah kamar, dan melihat istriku tengah telanjang mencari dompetnya dilemari.
"lho dik, kamu kok gak pakai baju sih?"
"maaf mas, tadi handuk ku basah pas aku jemur pakaian, dan ketika itu pak dodi dan pak joko datang, akhirnya aku persilahkan mereka duduk dulu didepan"
"jadi kamu tadi telanjang menemui mereka dik?!"
"maaf ya mas, adik tidak sengaja tadi" jawab istriku memelas
aku yang tadi hendak berpura-pura marah untuk menghentikan sifat istriku yang telah menghianati perkawinan kami justru malah terpengaruh dengan kepura-puraan istriku itu, wajahnya begitu polos hingga aku tidak tega memarahinya meski itu hanya pura-pura.
"ya sudah lah dik, mau bagaimana lagi, sudah terlanjur, kamu segera pakai baju biar gak kedinginan" jawabku untuk menenangkannya. Kemudian aku mengambil uang dari dompetku yang ada dicelana yang kugantungkan dibalik pintu kamar.
Kemudian tak lupa aku tutupkan tirai kamar sebelum menemui pak joko dan pak dodi,
"wah maaf menunggu lama ya pak"
"tidak apa-apa kok mas fais, hitung-hitung istirahat sebentar setelah 'berpanas-panasan' tadi, apalagi kami sudah dibuatkan kopi sama dik disha" sahut pak dodi sambil cengengesan.
"kamu ini kok senyam-senyum terus dari tadi pak dod, obatmu habis ya?" seloroh pak joko diiringi gelak tawa mereka berdua.
Setelah berbasa-basi sebentar mereka hendak undur diri, namun istriku belum juga kembali kemari setelah tadi aku suruh berpakaian.
"saya dan pak joko pamit permisi dulu mas Fais, terima kasih atas keramahannya"
"oia, dik disha tadi kemana mas Fais kok tidak kelihatan?" tanya pak joko
"mungkin istirahat dikamar pak"
"oia, kami lupa jika tadi kami lewat pintu belakang waktu masuk kesini tadi"
"iya pak silahkan", aku memberi jalan kepada mereka untuk kembali kebelakang lewat ruang tengah yang melewati kamar kami. Namun ketika kami bertiga melewati ruang tengah kulihat tirai pintu yang tadi kututup sekarang terbuka lebar, dan tak lama lagi kami bertiga akan sampai didepan pintu kamar. Padahal aku tadi sangat yakin sudah menutup Benar saja, kulihat istriku yang cantik, masih dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun itu kini tengah berlenggak-lenggok didepan cermin seolah tidak menyadari kehadiran kami, hingga pak joko dengan santainya menyapa istriku
"dik disha kami permisi pulang dulu" sahutnya sambil mendekat kepintu kamar, sementara itu pak dodi mengekor dibelakang pak joko meninggalkan aku yang tengah terpaku tidak percaya dengan apa yang kulihat ini. Istriku pura-pura terkejut dan reflek menutupi payudara dan liang vaginanya dengan tangan dan menyilangkan pahanya. Namun ketika pak joko dan pak dodi sudah didepan pintu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, istriku dengan santainya menyalami pak dodi dan pak joko sehingga kini payudara istriku terpampang jelas didepan mereka dan didepan mataku. Tentu hal ini membuat pak joko dan pak dodi senyum-senyum melihat keberanian istriku yang nekat memamerkan tubuh indahnya, yang harusnya hanya milikku dan hanya aku yang dapat menikmati indah tubuhnya itu malah kini dapat dinikmati mereka berdua.
"hati-hati dijalan pak, kapan-kapan jangan sungkan datang lagi kemari" sahut istriku ketika mereka tengah berjabat tangan.
Aku yang mendengar itu semakin larut dalam kecamuk ego dan emosi seolah tidak percaya jika istri yang kucintai, dishaku yang cantik itu terang-terangan mengundang mereka kembali dan mungkin untuk kunjungan mereka berikutnya adalah didalam kamar kami.
"wah pasti kami dengan senang hati akan berkunjung lagi dik, ya kan pak joko" sahut pak dodi.
"iya pak dodi, oia kami permisi dulu mas fais?" balas pak joko namun aku masih terdiam dalam lamunan hingga tidak menyadari jika aku dipanggil mereka
"mas, mas fais ngelamunin apa sih? Ini pak dodi dan pak joko mau pamitan !?" teriak istriku
"oh maaf pak, iya mari besuk-besuk datang lagi kemari" aku tanpa sadar mslsh mengundang mereka, mempersilahkan mereka berkunjung kemari. Aduh apa yang aku lakukan tadi gerutuku.
Akhirnya aku mengantar mereka sampai ke pintu belakang, dan ketika aku kembali kekamar tiba-tiba saja istriku menarikku hingga jatuh diatas kasur.
"dik ada apa?" tanyaku heran
"mas, bercinta yuuk, adik pengen nih? Sahutnya cepat sambil mengocok batang penisku yang sudah tegang dari tadi.
"wah mas juga pengen yah, ini buktinya sudah tegang" sahut istriku sambil mengocok batang penisku.
"dik, sepongin batang mas ya?pintaku
"aduh mas, mas kan tau adik gak bisa, lagipula adik kan gak mau" sungut istriku tanpa berhenti mengocok penisku
Munafik kamu dik, dengan batang penis pardi aja kamu mau mengoralnya, bahkan membersihkan batang penisnya dari sisa sperma seusai menyetubuhimu. Tapi denganku sendiri malah kamu menolak, apa kamu tidak bergairah jika batang penisku ini tidak panjang dan besar ucapku dalam hati.
"ayoo mas masukin cepat ke memek adik mas, adik udah gak tahan" pinta istriku
Aku arahkan batang penisku ini ke liang kenikmatannya yang sudah sangat basah, dan ternyata cukup gampang batang penisku ini memasuki rongga dinding liang vaginanya. Nampak wajah kecewa dari raut muka istriku, namun karena dia sudah sangat bergairah dia mempercepat goyangan pinggulnya. Aku kewalahan mengimbangi goyangannya , istriku seperti kesetanan, belum pernah aku melihatnya seperti ini. Ditengah-tengah lautan birahi yang melandanya, tanpa sadar dia meracau
"ahhhh mas ayoo sodok yang dalam....sodok masss ahh ahh....."
"mas gedein masss, gedeiin dan buat adik puaasss "
Aku tidak percaya mendengar istriku berkata demikian, terang-terangan dia meminta batang penis yang panjang dan besar yang bisa mengaduk-aduk liang senggamanya hingga menyentuh dinding rahim. Akan tetapi, itu justru membuatku kembali bergairah mendengar racauan istriku tadi, aku yang tadi hampir saja keluar, justru mendapatkan kembali tenaga untuk menyodok vagina istriku sedikit lebih lama. Dan akhirnya istriku mendapatkan orgasmenya,
"aaaaaahhhhhhh masss nikmaaattt" desah istriku ketika orgasmenya datang.
Namun aku yakin, bukan karena aku hebat atau apa, tetapi karena tadi istriku tengah dilanda birahi menunggu datangnya dua pejantan yang siap menyetubuhi dan menuntaskan birahinya , namun tiba-tiba kuhentikan dan kini istriku tidak punya pilihan lain, selain terpaksa menuntaskan birahinya denganku, kasihan sekali kamu dik, maaf kan suamimu ini ratapku dalam diam.
Update - Pertunjukan untuk KeponakanSemenjak kejadian dikebun tebu pada malam hiburan rakyat, kini mulai kurasakan perubahan dari sikap istriku, pertama istriku mulai berani berpenampilan "terbuka", dalam artian bahwa ketika didalam rumah istriku berani menggunakan daster tanpa lengan berbelahan dada rendah tanpa mengenakan BH lagi didalamnya dan kadang aku memergoki dia tanpa menggunakan celana dalam. Padahal dirumah ini ada 2 keponakan kami yang sudah beranjak remaja yang tentu dengan penampilan istriku seperti itu pasti membuat penis mereka menegang selain itu ada pak rustam tukang kebun. Pernah aku komplain pada istriku akan penampilannya itu, namun istriku hanya menjawab enteng "disini panas mas" atau "ah mereka kan masih anak-anak mas". Sehingga kini, dilingkungan rumah istriku tidak sungkan lagi berpakaian terbuka seperti itu, baik untuk beraktifitas didalam rumah ataupun berbelanja didekat rumah. Tentu saja ini menjadi hiburan bagi para pria disekitar rumah orang tua saya yang notabene tidak pernah melihat perempuan secantik istri saya kecuali melihat artis di televise. Hal ini tentu sering membuat libido saya bangkit meledak-ledak, merasakan cemburu dan emosi namun disisi lain saya juga bergairah apabila istri saya dijadikan objek seksual oleh pria lain. Kedua, ada perubahan sikap dalam melayani saya diranjang, istriku sering beralasan capek atau tidak mood berbeda dengan dulu awal pernikahan kami. Tentu dia sudah merasakan bedanya kenikmatan yang diberikan olehku (hanya aku yang enak) dengan kenikmatan seperti ketika dia disetubuhi mas teguh ditepi sungai itu atau dengan pardi di kebun tebu saat malam hiburan rakyat. Tentu rasanya beda jika liang senggamanya diaduk oleh penis berukuran standart milikku ini dibandingkan batangan penis super milik mereka berdua yang menghujam dengan kokoh nya sehingga bisa membuat disha istriku yang cantik ini lupa diri dan terbuai kenikmatan yang diberikan mas teguh atau pardi.Seperti halnya pagi ini, istriku dari pagi-pagi sudah sibuk membersihkan halaman samping rumah. Kebetulan pak rustam sudah 2 hari ini sakit sehingga tidak datang dan membuat rumput serta daun kering banyak berserakan. Aku masih tidur ketika mendengar suara "srek..srek..srek" suara orang menyapu. Kulihat dari jendela ternyata istriku yang menyapu halaman samping rumah (kamar kami bersebelahan dengan halaman samping yang disapu istriku, begitu juga dengan kamar budi dan sandi, sementara kamar ibu ada disisi seberang kamar saya serta kamar kedua keponakan saya). Penampilan istriku sangat menggairahkan, dengan mengenakan daster tanpa lengan berbelahan dada rendah istriku membungkuk ketika menyapu memperlihatkan payudara montoknya yang tidak mengenakan BH itu tergantung sangat indah, apabila diperhatikan seksama maka akan terlihat puting susu istriku yang berwarna merah kecolatan, sementara rambut curly nya dibiarkan tergerai, bagian bawah daster istriku juga cukup pendek, ada kurang lebih 15 cm diatas lutut yang membuat pantat istriku kadang terlihat ketika membungkuk. Aku kembali terangsang melihat istriku diluar rumah berpenampilan berani seperti itu. Bagaimana jika ada orang yang melihat kemolekan istriku pagi ini, tentu saja jika pria normal pasti kemaluannya akan mengeras. Aku memutuskan untuk keluar kamar menuju dapur, namun langkahku terhenti ketika aku melewati kamar sandi dan budi, kamar mereka sedikit terbuka, iseng aku melihat apa mereka sudah bangun apa belum karena tidak biasanya jendela kamar mereka masih tertutup.Perlahan aku longokkan kepalaku mengintip kedalam kamar. Alangkah terkejut aku dibuatnya, kulihat kedua keponakanku itu sedang beronani dengan mengintip istriku yang tengah menyapu, dan yang lebih membuatku terkejut lagi adalah kemaluan mereka cukup besar bahkan besar dan panjangnya diatas punyaku. Dengan kepala penis yang masih kemerahan tanda masih perjaka, budi dan sandi asyik mengocok batang penis mereka. Jendela mereka terbuat dari kaca ribben sehingga cukup gelap untuk orang luar melihat kedalam, namun sebaliknya dari dalam istriku terlihat sangat jelas, bahkan aku dapat melihat payudara istriku yang tengah berayun-ayun dibalik dasternya seiring gerakan tangannya menyapu halaman. Kedua keponakanku sangat antusias sekali mengintip ketelanjangan tante mereka. Kurang ajar sekali mereka pikirku, berani sekali mereka menjadikan istriku yang merupakan suami dari om nya ini sebagai objek seksual beronani. Mereka berbicara jorok mengenai istriku "eh san, lihat tuh bener kan apa kataku kalau tante Disha itu tidak pakai BH" ucap budi, "iya deh, kan aku tadi masih ngantuk-ngantuk waktu kamu kasih tau bud" balas sandi. "wiihh gila ya san, tetek nya tante Disha gundal gandul , gede banget, betah dirumah nih kalau tante Disha disini, Enak banget dikenyot ituh pasti" balas budi sambil mempercepat kocokan pada batang penisnya. "mmm bud, baru kali ini aku sadar kalau ternyata tante kita ini sangat cantik dan bahenol ya, tau gitu kita intipin saja dari dulu jika tante Disha mandi" sahut budi dan kemudian diiringi gelak tawa mereka "hiiiiii hiiii hiiiii". Kocokan mereka semakin cepat mana kala kemudian istriku membelakangi mereka sehingga pantat istriku terbuka ketika dia membungkuk lagi, dan bahkan aku dapat melihat belahan liang senggama istriku yang rambut kemaluannya sudah terpangkas rapi memperlihatkan belahan vaginan yang tembem seperti apem kemerahan tidak hitam seperti wanita kebanyakan. "widih bud gila, tempik tante Disha nyempluk banget, gak ada jembutnya lagi" sandi berseloroh, "kayak apa ya kira-kira rasanya jika ini dijepit tempik tante Disha" sambil menunjukkan batang penisnya sandi pada budi, "wah tante Disha pasti merem melek tuh" kembali budi berkelakar jorok."yah... tante Disha nyapunya udahan" budi terlihat kecewa ketika melihat istriku menaruh sapu didekat tong sampah. Nampaknya mereka hendak bersiap keluar, aku pun harus segera bersembunyi. Tetapi langkah mereka tertahan ketika melihat isstriku kembali berjongkok didepan jendela kamar mereka mencabuti rumput, karena daster istriku cukup pendek pada bagian bawah maka ketika dia berjongkok tentu akan membuat kain dasternya tertarik ke bawah memperlihatkan pahanya yang mulus tanpa cacat. "bud, lihat tuh tempik tante Disha kelihatan lagi dari celah bawah dasternya" sahut budi pelan takut terdengar oleh istriku. "eh san, kita lihat dari dekat yuk?" ajak budi. "gimana caranya bud?" Tanya sandi antusias, "udah kamu ikut aja pokoknya, dijamin deh kamu bakalan tegang tak berujung, mumpung om Fais masih tidur, ayuuk ikut" sahut budi cepat. Aku segera berjingkat-jingkat bersembunyi dikamar seberang yang kosong. Kulihat sandi mengintip kearah kamarku, namun karena tertutup dia tidak bisa melihatku didalam kamar. Namun sepertinya dia yakin aku masih tidur, karena jendelaku masih tertutup dan itu bisa dilihat dari cahaya pada angin-angin diatas pintu. Memang kebiasaan dirumah ini ketika bangun, jendela harus dibuka lebar-lebar supaya sirkulasi udara masuk kedalam kamar dan tidak membuat pengap.Setelah mereka yakin aku masih tidur, mereka bergegas ke halaman samping dan aku keluar dari tempat persembunyianku ketika kudengar mereka menyapa istriku. Aku menuju kekamar sandi dan budi yang untungnya jendelanya tidak mereka buka. "wah...tante Disha pagi-pagi sudah bangun dan bersih-bersih" sapa budi ramah, "iya nih tante Disha rajin banget sudah nyapu halaman juga, kita jadi malu gak bantuin dan malah malas-malasan dikamar" sambung sandi. "ah gak apa-apa daripada tante gak ada kerjaan dirumah sekalian olahraga juga lho biar sehat" balas istriku. "oia tante, om Fais kemana?" Tanya sandi, "walah paling om mu itu masih tidur san" jawab istriku sambil tetap mencabuti rumput. Namun dapat kulihat jika permukaan kemaluan istriku tampak mengkilat lembab dan basah, apakah istriku menyadari jika tadi kedua keponakannya ini menjadikannya objek seksual untuk beronani. Apakah ini artinya istriku terangsang diintip oleh kedua keponakannya??? Kulihat budi dan sandi berdiri disebelah istriku dan matanya tak hentinya melihat kearah belahan payudara istriku dan selakangannya yang dapat terlihat jelas. Seharusnya istriku sadar bahwa kemaluannya terekspose bebas, namun sepertinya istriku justru membiarkannya dan sepertinya malah menggoda mereka. "heehh, kalian berdua kok malah bengong, sini bantuin nyabutin rumput didepan tante ada banyak" suruh istriku. "ehh iya tante" sahut mereka berdua bersamaan sembari berjongkok didepan istriku dengan jarak cukup dekat untuk member ruang melihat asset istriku itu. Kini mereka berdua berhadap-hadapan dengan istriku, berkali-kali kulihat budi menelan ludah sementara sandi menatap kemaluan istriku yang tembam itu tak berkedip sambil tangan mereka mencabuti rumput sekenanya. Apakah persetubuhan istriku dengan kedua pria kemarin itu membuat sisi eksibisionisnya keluar, karena kini dia sudah pernah telanjang bulat bahkan sudah 2 kali digauli pria lain dengan sangat hebat hingga mampu membuat istriku beberapa kali orgasme dalam 1 persetubuhan. Dan kini istriku menjadi semakin binal karena hasrat birahinya membutuhkan kepuasan dan salah satu kepuasan yang mungkin didapatnya adalah dengan cara memamerkan tubuhnya seperti ini, namun memamerkan disini tidak terlihat istriku sengaja melakukan, bahkan kukira sangat alamai, mengalir begitu saja tanpa orang lain sadari. Sehingga dimata orang yang melihatnya, seolah-olah istriku tidak sengaja dan yang melihat seperti tertimpa rejeki.Nampak pula kemaluan budi dan sandi menggembung keras dibalik celana kolor mereka, mencoba menunjukkan eksistensi nya pada tante cantik mereka. Berkali-kali kedua keponakanku itu mencoba untuk menutupi bagian celana mereka yang menggembung karena ereksi, cukup lama juga mereka menikmati keindahan liang surgawi milik istriku sehingga akhirnya mereka berdua beralasan untuk tidak berlama-lama. "tante, saya dan sandi mau mandi dulu yah, ini mau ke kota cari buku" ujar budi beralasan, "iya tante, keburu siang nanti tokonya tutup" sandi menambahkan. "iya hati-hati dijalan ya, jangan lupa makan dulu sebelum berangkat" jawab istriku perhatian. Aku tak tahu pasti apa yang sebenarnya akan mereka kerjakan, namun kukira mereka mau melanjutkan onani mereka dikamar mandi, karena mereka juga sepertinya sudah cukup lama menikmati keindahan kemaluan istriku yang cantik itu. Kulihat mereka kemudian berlarian kekamar mandi, mungkin sudah tidak tahan pikirku, hahaha... tetapi ketika kulihat istriku menghela nafas panjang dan lama kelamaan nafasnya pun memburu terengah-engah seperti kehausan. Istriku kemudian berdiri dan berjalan kearah samping garasi dan duduk diatas batu yang ada disamping garasi. Istriku mengangkat dasternya sebatas pinggang dan dia mulai bermasturbasi tangan kirinya menggosok-gosok liang senggamanya sendiri sementara tangan kanannya meremasi payudaranya yang montok. "asssshhhh aahhhh" istriku mendesah panjang sambil memejamkan mata, sayup-sayup kudengar istriku menyebut nama keponakanku tadi "asshhhh ohhh enak bud, iyyaaahh betul jilati memek tanteee sayanggg...", "ouuchhh san, kontolmu besar dan panjang bibir tante sampai tidak muat". Rupaya istriku tengah membayangkan sedang dicumbui kedua keponakannya itu, hingga akhirnya semakin dia mempercepat kocokan pada liang senggamanya dan kudengar lenguhan panjang disertai lelehan cairan cinta istriku yang mengalir dari bibir kemaluannya yang merah merekah itu "oouugghhhhhh nikmaattttnyaaa....." .Kemudian setelah mendapatkan orgasmenya, istriku melihat sekeliling takut-takut aku melihat atau memergoki aksinya barusan. Setelah dirasa cukup aman istriku menuju dapur untuk mengambil minum. Sementara aku kembali kekamar dan ber onani membayangkan liang kenikmatan istriku tengah diaduk-aduk oleh batang penis budi sementara sandi tengah menhujamkan batang penisnya ke mulut istriku hingga dia terengah-engah mendapatkan kenikmatan dari 2 arah. Ohh istriku kamu sungguh binal sekali sayang hingga akhirnya akupun memuncratkan sperma ku diatas lantai kamarku.