Update 2 - Hiburan rakyat tari kuda kepang
Kepalaku pusing melihat kejadian disungai tadi, bagaimana bias istriku yang cantik, istriku yang kucintai, ibu dari kedua anak-anakku tega-teganya menghianati aku suaminya dengan sadarnya dia bersetubuh bersama lelaki yang baru dikenalnya. Sepanjang perjalanan kembali kerumah aku dilanda kebingungan harus bersikap bagaimana terhadap istriku itu. Apakah akan aku ceraikan ataukah aku akan bertahan dengan kondisi seperti ini karena aku begitu mencintai dia dan takut kehilangannya sementara aku tahu jika hal ini bukanlah akhir namun awal dari rasa dahaga seksual istriku yang tak dapat aku puaskan. Tidak lama setelah aku sampai rumah, istrikupun tiba dengan wajah yang sumringah dan segar.
"dik, habis dari mana papa cari kok tidak ada?" tanyaku basa basi pada istriku
"dari sungai mas, nyuci baju sekalian mandi takutnya keburu panas nanti" jawabnya singkat seolah tidak ada apa-apa.
"oh ya sudah, mas tak kesungai dulu kalau begitu mau mandi sekalian ambil air. Mas agak ndak enak badan, ini pusing" sahutku beralasan dan kemudian pergi.
...
Rembulan hari ini bersinar meski tidak sampai penuh, beberapa hari lagi kami akan kembali ke kota tempat tinggal kami, semoga aku dapat melupakan kejadian didesa ini dan kembali fokus mencari nafkah untuk keluargaku. Malam ini desa kami sangat ramai, karena ada pertunjukan kuda kepang di lapangan desa. Ingin sebenarnya aku pergi melihat seni tari tradisional asli bumi jawa ini, namun badanku cukup meriang akhirnya istriku pergi bersama kedua keponakanku budi dan sandi. Sebelum mereka berangkat aku berpesan kepada budi dan sandi
"budi, sandi tolong jaga tante Disha ya, jangan sampai tante kalian terpisah karena takutnya tante Disha nanti tidak tahu jalan pulang, oia ini uang saku buat kalian jajan" kuberikan 2 lembar pecahan 50 ribuan kepada mereka,
"baik om, kami akan menemani tante Disha" sahut budi,
"dan terima kasih om buat uang sakunya" sambung sandi
Tidak lama kemudian aku melihat istriku sudah keluar dari kamar, mala mini dia mengenakan daster tanpa lengan diatas lutut dengan beberapa kancing baju dibagian depan dan untuk menepis udara dingin istriku mengenakan cardigan warna kream yang serupa dengan warna dasternya. Istriku terlihat sangat cantik malam ini dengan polesan kosmetik yang tidak terlalu berlebihan. Memang beruntung sekali aku bias mempersunting istriku ini, dia memiliki kecantikan yang alami, apalagi ditunjang bentuk tubuh dan ukuran payudara yang cukup besar sehingga terlihat sangat sintal bila dipadukan dengan pantatnya yang montok. Mungkin orang yang belum kenal tidak akan menyangka jika istriku ini sudah menikah apalagi sudah memiliki 2 orang anak jika mereka tidak memperhatikan cincin kawin di jari manis telapak tangan kanannya.
"mas, adik lihat hiburan dulu ya, gak lama kok nanti juga cepet balik kerumah" pamit istriku sebelum berangkat.
"iya dik, hati-hati dijalan, papa tunggu dirumah" sahutku sambil mengantar kedepan pintu.
Kulihat istriku dan kedua keponakanku bercanda seiring jalan hingga aku tak dapat melihat mereka karena sudah jauh. Aku kembali ke kamar untuk tiduran, kulepas kaus oblong yang ku kenakan dan hendak ku gantungkan di gantungan baju, namun aku melihat BH istriku yang dipakainya sore ini ternyata ada dibalik bajunya yang ada digantungan. Pikiranku berkecamuk tidak karuan, apa tadi istriku pergi tanpa mengenakan BH, karena dasternya tadi cukup tebal sehingga tidak Nampak puting susu istriku. Aku bingung, apa mau istriku, kenapa dia meninggalkan BH nya dirumah. Setelah lama berpikir, akhirnya ku putuskan untuk menyusul istriku ke lapangan. Aku bergegas ganti baju dan ku kenakan jaket serta topi supaya tidak dikenali, aku ingin tahu apa yang akan diperbuat istriku malam ini.
Ku telusuri jalanan desa menuju lapangan tempat acara hiburan rakyat itu digelar, cukup jauh memang dari rumah kami dan harus melewati beberapa kebun jati milik warga yang cukup luas untuk sampai dilapangan. Pikiranku kembali membayangkan yang tidak-tidak tentang istriku, apakah dia disana janjian dengan mas Teguh ataukah dia sedang mencari sesuatu yang lain, bayangan mas Teguh yang menyetubuhi istriku tadi pagi dengan kontol besar dan panjang miliknya membuatku cemburu, kesal, kecewa dan marah apalagi istriku begitu menikmati setiap hentakan dari kontol mas Teguh hingga dia mendesah dan melenguh kesetanan. Sesampainya dilapangan suasana cukup ramai karena ada pasar malam nya juga ternyata.
"wah, bagaimana caraku mencari dikeramaian banyak orang seperti ini ya"batinku.
Aku hilir mudik memperhatikan setiap orang yang kulewati, karena tidak cukup terang cahaya lampunya maka cukup sulit juga aku mencari istri dan keponakanku tadi. Namun tak lama kemudian aku melihat kedua keponakanku sedang membeli jagung bakar, segera kuhampiri mereka.
" bud, san , tante Disha kemana kok gak sama kalian"tanyaku sedikit marah.
"aa aa anu om, tadi kami terpisah begitu sampai disini, karena ramai dan berdesak-desakan" jawab sandi.
"tttadi tante Disha dijalan sudah pesen supaya jika nanti terpisah tidak perlu kawatir, kami disuruh menunggu di dekat gawang itu om 2 jam lagi" sambung budi sambil ketakutan menunjuk arah gawang sepak bola disebelah timur.
Geram juga aku dengan kedua keponakanku ini, akhirnya kutinggalkan mereka karena aku kawatir terhadap istriku. Kembali ku cari istriku namun tidak ku temukan. Akhirnya aku menuju tempat pertunjukan kuda kepang disudut lapangan, itulah tempat yang belum aku cari. Mungkin istriku ada disana pikirku karena tempat itu lebih ramai. Aku berjalan perlahan sambil memperhatikan seksama, jangan sampai kehadiranku dikenali orang-orang apalagi istriku. Aku berdiri dibelakang dari satu kerumunan di kerumunan lainnya hingga akhirnya kutemukan istriku dia berdiri ditengah kerumunan orang melihat pertunjukan kuda kepang. Tempatnya sangat penuh dengan orang-orang baik laki-laki dan perempuan kucari celah supaya aku dapat berada didekat istriku. Cukup sulit juga hingga aku dapat tempat tepat dibelakang pemuda yang didepannya adalah istriku. Aku sedikit berdesakan dengan orang-orang disekitarku dan pemuda tadi. Aku ingin memanggi istriku, namun ku urungkan ketika aku melihat posisi pemuda itu sangat mepet dengan punggung istriku.
Pemuda itu kutaksir berusia sekitar 20 tahunan, dia mengenakan kaos bergambar metallica dan mengenakan celana slabrug (celana yang biasa dipakai untuk kegiatan pencak silat). Ternyata pemuda itu menggesek-gesekkan kemaluannya kepantat istriku dengan sengaja. Cukup besar tonjolannya dari balik celananya kulihat, pertanda pemuda itu sudah ereksi dan dia tidak memakai CD. Aku yang ada dibelakangnya saja bisa dapat mencium wangi rambut istriku, apalagi pemuda itu tepat dibelakangnya, tentu dia lebih dapat menikmati keharuman dari tubuh istriku, mungkin hal itulah yang membangkitkan nafsu pemuda itu hingga dia berani berbuat cabul. Berkali-kali dia menggesek-gesekkan kemaluannya yang masih tertutup celana panjangnya dengan memanfaatkan dorongan orang disekitarnya.
Suasana keramaian sangat mendukung aksi cabul dari
pemuda tersebut, bahkan ibu-ibu yang ada disebelah
kanannya pun tidak menyadari jika pemuda disampingnya
sedang asyik mencabuli istriku. Cukup lama dia melakukan
aksinya, dan kali ini aku melihat istriku sepertinya
menyadari jika dia sedang dicabuli oleh pemuda
dibelakangnya tersebut. Namun, istriku bukannya
menghindar, tetapi justru dia hanya menoleh kearah
pemuda itu dan tak disangka-sangka istriku justru
tersenyum sangat manis sekali kepada pemuda tersebut
dan dibalas pemuda tadi dengan senyuman khas seorang
hidung belang sambil dia berkata "maaf ya mbak jadi
berdesak-desakan". Panas sekali hatiku melihat hal
tersebut, istriku yang cantik justru merasa seolah-olah tidak
terjadi apa-apa dan malah memberikan senyuman yang
seperti "memberikan ijin" untuk terus dilecehkan. Setelah
itu istriku kembali menikmati pertunjukan kuda kepang dan
tak merisaukan keberadaan pemuda itu. Merasa
perbuatannya mendapatkan lampu hijau dari istriku,
pemuda itu bertindak lebih berani lagi dengan semakin
memepetkan tubuhnya terutama batang kemaluannya yang
menggembung ke belahan pantat istriku.
Tentu saja pemuda itu akan merasakan jepitan dari
hangatnya pantat istriku yang padat karena istriku hanya
memakai daster diatas lutut dimana dia mungkin hanya
memakai celana dalam saja dibalik dasternya. Kulihat
istriku kemudian seperti menikmati rangsangan yang
diberikan pemuda itu, ditandai dengan balasan istriku yang
menggerak-gerakkan pantat indahnya seirama dengan
gesekan kemaluan pemuda tadi. Dan samar-samar
kudengar istriku mendesah tertahan dengan memejamkan
mata serta menggigit bibir bawahnya. Sungguh
pemandangan yang menyayat hati, meluluh lantakkan
perasaanku, istriku yang kucintai, Dishaku yang cantik
dengan sadarnya dia menikmati dan membalas perlakuan
tidak senonoh yang dialaminya ditempat umum seperti ini.
Dimana pikirannya saat ini, bias saja orang melihat dan
akhirnya berpikiran yang bukan-bukan terhadapnya apalagi
keluarga kami adalah keluarga terpandang didesa ini.
"aahhhh...." Desah istriku untuk kedua kalinya sambil
mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam.
Aku yakin pemuda itu yang tepat dibelakangnya mendengar
desahan istriku dan karena itu akhirnya dia dengan
beraninya meletakkan telapak tangan kanannya ke
bongkahan pantat istriku yang montok dan perlahan
mengelusnya. Kulihat ekspresi terkejut dari pemuda itu dan
kemudian membuatnya tersenyum, ketika dia mengelus
perlahan pantat istriku. Ekspresi terkejut yang jika
digambarkan seperti ketika kita mendapatkan sesuatu yang
sangat tidak terduga. "aaarrrgghhhh" kepalaku semakin
pening melihat itu, namun tidak dapat kupungkiri aku
sangat terangsang melihat istri yang kucintai, Dishaku yang
cantik itu tengah bermain birahi dengan lelaki lain, bahkan
peniskupun ereksi maksimal. Aku menduga-duga apa yang
membuat pemuda itu terkejut dan tersenyum girang,
apakah istriku keluar rumah tidak memakai celana
dalam??? Dishaku, bidadari hatiku kenapa kamu menjadi
seperti ini sayang??? Ratapku dalam hati.
Beruntung sekali pemuda itu malam ini, dapat merasakan
kekenyalan dari pantat istriku yang bahkan mampu
membuatku "ngecrot" tidak lama setelah aku
menyetubuhinya dalam posisi doggystyle. Melihatnya
dalam posisi menungging saja aku sudah seperti cacing
kepanasan karena istriku begitu seksi. Lambat laun
rabaannya berubah menjadi remasan-remasan sementara
kemaluannya yang besar itu masih asyik digesek-gesekkan
pada belajan pantat istriku. Akhirnya istriku kembali
menoleh kepada pemuda itu dengan tatapan mata yang
sayu sambil menggigit bibir bawahnya yang menandakan ia
sedang dalam birahi tinggi. Dan pemuda itu berbisik
ditelinga istriku "enak mbak cantik???" dan hanya dijawab
istriku dengan anggukan perlahan dan memejamkan mata
pertanda dia menikmati perbuatan cabul pemuda itu.
Pemuda itu benar-benar mendapatkan lampu hijau dari
mangsanya dan mangsanya sendiri justru menikmati
perbuatannya, sehingga dia perlahan menarik daster istriku
keatas dan memasukkan tangannya kedalamnya. Sepintas
kulihat memang benar istriku ternyata tidak mengenakan
celana dalam, pantas saja pemuda itu tadi begitu
kegirangan. Kini aku hanya dapat menerka-nerka apa yang
dilakukan pemuda itu dibalik daster istriku karena
tangannya kini tertutup oleh daster yang istriku pakai.
Semakin blingsatan aku melihat kelakuan nakal istriku, dibuatnya aku cemburu, marah, kecewa, namun aku juga horny karenanya. Disha kulihat sangat menikmati rangsangan yang diberikan pemuda itu, wajahnya bersemu merah dengan mata yang terpejam. Tangan pemuda itu telah menyusup kebawah daster istriku dan kini seperti menari-nari bergerak aktif didalamnya, seolah tidak ingin menyiakan kesempatan yang mungkin tidak dapat diulanginya kembali. daster istriku bergerak-gerak pada bagian depan seperti posisi tanganku ketika mengobel liang senggama istriku, apakah kini pemuda itu sudah menjangkau hingga liang kehormatan istriku itu??? Pertanyaan itu berkecamuk dalam otakku, hingga tanpa kusadari tangan kiriku perlahan mengelusi penisku sendiri dari dalam saku celana. Sementara tangan pemuda tadi asyik bermain di liang senggama istriku, tangannya yang satu nya lagi bergerak naik kedalam cardigan istriku. Kini mereka terlihat seperti sepasang kekasih dimana sang prianya tampak menjaga wanitanya supaya tidak terjatuh karena nampak kini pemuda itu memeluk istriku. Namun sebenarnya tangan pemuda itu berusaha menggapai payudara istriku yang mala mini tidak mengenakan BH. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran pemuda itu jika mengetahui bahwa istriku tidak mengenakan pakaian dalam sama sekali. Mungkin dalam pikirannya kini dia sedang mencari akal bagaimana caranya dia bisa menyetubuhi istriku yang cantik itu. Kini kedua tangan pemuda itu aktif merangsang istriku, istriku sesekali mendesah perlahan dan berusaha disamarkan dengan riuhnya suara penonton disekelilingnya. Dirangsang sedemikian rupa membuat birahi istriku yang tidak hanya bangkit, namun juga akhirnya menuntut penuntasan birahinya itu, tangan halus istriku yang sedari tadi hanya menggenggam menahan kenikmatan,kini mulai bergerak. Perlahan tangan istriku mencari-cari batang yang telah mengganjal belahan pantatnya yang kemudian dia elus perlahan dan sesekali meremasnya. Nampak sekali kemaluan pemuda itu besar dan panjang melebihi kemaluanku atau mungkin seukuran dengan kontol milik mas teguh. Disha nampak asyik dengan mainan baru yang ada digenggamannya itu. Dia menengok ke kiri dank e kanan memperhatikan situasi dan setelah dirasa aman dengan cepat dia menyusupkan tangannya yang halus dan lembut itu kedalam celana slabrug pemuda tadi. Karena model pinggang celana slabrug itu berupa kain yang terdapat karet didalamnya sehingga mempermudah tangan istriku untuk masuk. Dikocoknya kemaluan pemuda tadi perlahan sembari dia menikmati permainan pemuda itu pada payudara dan liang senggamanya. Kini mereka saling terangsang dan terbakar birahi. Saking semangatnya istriku mengocok batang pemuda itu hingga membuat celana slabrug pemuda itu tersingkap bagian pinggang hingga nampak kepala penis yang besar . buru-buru istriku melihat sekelilingnya takut ada yang menyadari aksi mesum mereka. Semakin malam atraksi yang ditampilkan semakin membuat penonton riuh, banyak dari mereka yang berdesak-desakan membuat kerumunan ini semakin sesak. Namun ternyata hal tersebut tidak mengganggu keasyikan pemuda itu dengan istriku. Bahkan kini dengan beraninya dia memprotkan celana slabrugnya sebagian hingga dapat kulihat batang kemaluan nya begitu panjang dan besar. Sepertinya pemuda itu menyadari jika aku melihatnya mengeluarkan batang penisnya, kukira dia akan mengurungkan niatnya untuk mencabuli istriku, tetapi dia justru berkata kepadaku "ssstt....mas, maaf ya kita lagi tanggung nih, mas jangan teriak ya, anggap saja mas gak lihat,mas boleh kok ikut melihat". Mendengar itu kakiku menjadi lemas, bagaimana bisa pemuda itu memintaku untuk memaklumi tindakannya yang kini tengah mencabuli istriku. Namun justru aku mengangguk tanda setuju dan aku pun sedikit bergeser ketika dia memintaku supaya aksinya tidak dapat dilihat dari belakang. Kemudian pemuda itu berbisik pada istriku "mbak, mas nya yang dibelakang sudah aku kode dan oke aman mbak", kulihat istriku menoleh kebelakang dan dia tersenyum manis kepadaku mungkin itu adalah ucapan terima kasih darinya ditengah-tengah birahi yang melanda. Saat itu aku menutupi diri dengan topi dan slayer pramuka milik budi sehingga wajahku tertutup dan istrikupun tidak mengenali aku suaminya yang ada dibelakangnya tengah menyaksikan aksi mesumnya. Banyak juga masyarakat disini yang berpenampilan sama denganku untuk mengurangi angin yang dingin. Pemuda itu kembali melihat sekitar sebelum akhirnya pemuda itu menyusupkan batang kontolnya yang panjang dan besar kebawah daster istriku. Hatiku deg-deg an, sementara badanku panas dingin jadi satu ketika kulihat istriku sedikit melebarkan kakinya ketika batang penis pemuda itu menyusup kebalik dasternya. Nampaknya posisi ini sedikit menyulitkan mereka sehingga istriku kembali melebarkan kakinya dan sedikit membungkuk, tangan kirinya pun memegang penis pemuda tadi dan mengarahkannya kedalam liang senggamanya. Ketika dirasa pas tangan istriku bertumpu kebelakang berpegangan kepada pahaku , rupanya pemuda tadi menunggu istriku siap menerima penetrasi. Ketika istriku siap, dia menoleh dan menganggukan kepalanya kepada pemuda itu dengan mata yang sayu ciri orang tengah dilanda birahi. Tangan istrikupun menggenggam erat pahaku, sepertinya dia menyiapkan diri dan dengan sekali hentakan perlahan masuklah batang penis pemuda itu kedalam liang senggama istriku. "ouuugghhhh..." lenguh istriku perlahan dan perlahan genggaman tangan istrikupun sedikit mengendur menandakan dia tengah menikmati penetrasi pada kemaluannya, sambil memejamkan mata wajahnya merona merah, sungguh sebuah kenikmatan tersendiri baginya dapat bersetubuh diantara keramaian orang dan tentunya ini menjadi bara api birahi yang membakar gairahnya. Pemuda itu mendiamkan sejenak batang penisnya mengganjal didalam, memberi kesempatan pada istriku untuk beradaptasi sebelum dia memulai penetrasi. "mantep banget mas tempik'e mbak e, wis gak perawan tapi legit poll mas, ini kontolku diremes-remes didalam" bisik pemuda itu kepadaku sambil menunggu penetrasi selanjutnya,dan hanya ku balas dengan anggukan dan acungan jempol. Sudah kepalang tanggung pikirku, malah jadi aib jika aku menghentikan perbuatan mereka, hingga akhirnya aku pasrah untuk mengikuti persetubuhan istriku. Tak lama kemudian pemuda itu mulai mengayunkan perlahan pinggulnya agar tidak mencolok perhatian, sementara istriku kembali meremasi pahaku menahan nikmatnya gesekan batang penis pemuda itu pada dinding kemaluannya. Istriku tidak mau kalah, dia juga mulai memaju mundurkan pantatnya perlahan seiring hentakan-hentakan penis pemuda itu, "assss ahhhhh....." istriku mendesah tertahan sembari mememjamkan mata, aku yang melihatnya merasakan gairah hingga aku terus mengelus kemaluanku dari dalam saku celana. Riuhnya suara penonton pertunjukan kuda kepang menyembunyikan desahan-desahan istriku dan pemuda itu, berkali kali pemuda itu berkomentar kotor tentang istriku, seperti "enak banget mbak tempikmu" sambil tangan nya meremas payudara istriku, dan entah kapan kancing daster bagian depan istriku sudah terlepas hingga payudaranya yang tergantung bebas terlihat berayun ketika batang penis pemuda itu menghujam liang senggama istriku. Aku takut jika penonton yang didepan istriku akan menoleh kebelakang sehingga dia akan melihat istriku setengah telanjang dan tengah disetubuhi. Namun rupanya semua terfokus pada pertunjukan di arena pemain kuda kepang kini tengah memakan pecahan beling, dan sebaliknya istriku seperti kuda binal yang tengah memacu birahi. Ketika aku asyik membayangkan istriku, ternyata pemuda itu mencabut batang penisnya dan segera memasukkan kedalam celana, istriku Nampak kaget dan bingung ketika menoleh Nampak ekspresi kekecewaan diwajahnya, "mbak, pindah yuk?disini kurang bebas " ucap pemuda itu. Istriku hanya mengangguk dan segera membetulkan kancing dasternya. "mas, makasih yah sudah jagain tadi, kami mau pindah saja supaya lebih nikmat hehehe " sahutnya kepadaku yang Nampak heran.
Pemuda itu lantas menggandeng tangan istriku keluar dari kerumunan dan berjalan menjauh kearah kebun tebu. Aku yang baru tersadar lantas berusaha mengikuti mereka agar tidak kehilangan jejak. Cukup jauh aku berusaha menjaga jarak agar pemuda tadi maupun istriku tidak merasa jika kuikuti. Pemuda itu dan istriku memasuki rapatnya kebun tebu, entah akan kemana mereka melanjutkan gairah yang tadi tertunda. Aku pun mengikuti mereka masuk kekebun tebu dan astaga... aku terkejut karena disini banyak sekali pasangan yang sedang besetubuh dibalik rimbunnya tanaman tebu mereka mengambil berjarak beberapa belas meter dari pasangan disekitarnya dan hanya beralaskan baju. Rupanya ini sisi lain dari desaku yang belum aku ketahui mereka bersetubuh dengan bebasnya entah dengan siapa mereka melakukannya aku kurang tahu, aku memperhatikan dengan seksama untuk mencari istriku dan pemuda tadi. Namun aku tidak menemukan mereka didekat para pasangan mesum ini, mereka pun juga seolah tidak perduli dengan kehadiranku, bahkan beberapa wanita tanpa malu-malu mendesah menikmati sodokan-sodokan pada liang senggamanya. Aku terus berjalan sambil mengendap mencari keberadaan istriku hingga masuk cukup dalam ke tengah kebun tebu dengan sesekali memicingkan pendengaran untuk mendengar suara yang mencurigakan. Semakin dalam semakin rapat tanaman tebu ini, dan jika tidak berhati-hati mungkin terjadi aku bisa tersesat, hingga sayup-sayup kudengar suara desahan yang tidak asing ditelingaku, kuikuti asal suara itu dengan berjalan perlahan diantara rerimbunan tanaman tebu. disana aku melihat ada sebuah dangau ditengah kebun tebu, dangau yang biasa digunakan mandor atau buruh tani untuk beristirahat sejenak. Didalam dangau yang tidak ada dindingnya itu, kulihat pemuda itu tengah mencumbu istriku, diciuminya leher dan bagian belakang telinga istriku, istriku kini dapat mendesah tanpa malu-malu lagi, cukup keras desahan istriku hingga aku sedikit merinding mendengarnya. Kancing daster istriku kembali terbuka dan tangan pemuda itu meremasi payudara istriku. Istriku meremasi rambut pemuda itu diantara desahan desahannya, perlahan diturunkannya daster istriku kebawah sebatas perut hingga bagian atas tubuh istriku sepenuhnya telanjang. Pemuda itu menghentikan ciumannya dan hanya melihati tubuh istriku dengan nanar, sementara posisi istriku kini setengah bersandar pada lantai dangau dengan sikunya dengan wajah yang sangat menggairahkan. Dipandangi seperti itu membuat istriku tersipu malu, "kamu cantik sekali mbak" puji pemuda itu pada istriku, sementara istriku hanya memalingkan wajahnya sambil tersenyum karena malu. Sinar rembulan yang cukup terang membantuku melihat perbuatan mereka, kulihat pipi istriku memerah ketika dia memalingkan wajahnya tadi. Pemuda itu lantas segera melepas kemaja yang dipakainya dan menaruhnya dilantai dangau. Nampak pemuda itu memiliki dada yang bidang dengan perut yang rata, istriku terkesima melihat pemuda itu dan dengan tangan kirinya dia mengelus perut pemuda itu "keras sekali" ucapnya lirih. Pemuda itu lantas menurunkan celana slabrugnya dan keluarlah batang penis yang panjang dan besar namun belum sepenuhnya tegang. Istriku kembali terpukau ketika melihat batang penis milik pemuda itu, ditengah lamunan istriku pemuda itu berujar "wah, beruntung sekali aku malam ini, bisa ngenthu istri orang" ketika melihat cincin kawin dijari istriku. Mendengar ejekan pemuda itu membuat Disha semakin panas, diraihnya batang penis itu kemudian dikocoknya perlahan. "iya mbak pinter banget kocokanmu, ahh terus mbak enak banget" racau pemuda itu. Pemuda itu kemudian menggerayangi payudara istriku dan meremas-remasnya, sesekali putting istriku dipilin bergantian. Istriku mendesah tak tertahan "ahhh teruss ahhhh ..." hatiku terbakar cemburu ketika kemudian kulihat istriku memasukkan batang penis itu kedalam mulutnya, istriku yang sebelumnya tidak pernah mau ketika aku minta untuk mengoral kemaluanku kini dia sendiri yang dengan sadarnya memasukkan batang penis itu kedalam mulutnya "mmpphh" kudengar suara dari bibir istriku,. Istriku melumat batang itu didalam mulutnya, batang penis itu cukup panjang dan besar hingga istriku terlihat kesulitan. Dijilatinya batang penis itu hingga biji pelernya begitu berulang dan disedot-sedot batang penisnya ketika dimasukkan kedalam mulut. Pemuda itu merem melek menikmati sepongan istriku. aku yang sudah terbakar cemburu dan emosi melihat perbuatan mereka sekarang kuturunkan celana ku dan kukeluarkan kemaluanku yang sudah ereksi maksimal, sangat jauh jika dibandingkan milik pemuda itu atau mas teguh yang sudah menyetubuhi istriku kemarin. Kukocok dengan cepat sambil membayangkan istriku tengah melumat kemaluanku dengan lidahnya, memberikan servis yang memuaskan, dijilatinya kemaluanku dan diemutnya biji pelerku. Sementara itu pemuda itu kemudian membantu istriku untuk duduk dengan bertumpu pada lututnya sendiri, kemudian diciuminya bibir istriku dan dibalasnya dengan bertautan lidah, bunyi kecipak terdengar ketika mereka berciuman. Tangan kanan pemuda itu terus meremas-remas payudara istriku sementara tangan kirinya dirangkulkan dibelakang leher istriku, dan istrikupun terus memberikan servis pada batang besar penis pemuda itu dengan mencocoknya cepat. Cukup lama mereka diposisi itu hingga kemudian pemuda tersebut merebahkan istriku dan mulai menjilati liang senggamanya, kudengar desahan desahan istriku seiring jilatan lidah yang menyapu dinding liang senggamanya, istriku mengakang melebarkan kakinya sendiri tanpa diminta pemuda itu hingga pemuda itu cukup leluasa memainkan lidahnya, ditekan tekan klitoris istriku dengan lidahnya hingga dia menjerit kecil dan meracau "ahhhhhhh mass aku keluar" dan kemudian kaki istriku yang tada mengangkang rubuh karena lemas. Pemuda itu kemudian bermaksud melolosi daster istriku yang masih tersanggkut dipinggang nya, bahkan istriku membantunya dengan mengangkat pantat nya ketika pemuda itu menariknya kebawah kaki.
"mass aku capek, badanku lemes , tapi nikmat banget mas jilatan lidahmu di itilku" ucap istriku jorok.
"hehehe, itu belum seberapa mbak, kan mbak'e belum merasakan batang kontolku ini" pemuda itu membanggakan batang penisnya yang telah ereksi sempurnya. "mbak'e pasti bakal ketagihan disodok kontol superku ini. sudah cantik, tubuhmu juga indah mbak pasti akan kubuat mbak'e merem melek nanti" ujarnya merendahkan.
Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 11malam, tanpa memberikan waktu istriku untuk beristirahat, pemuda itu menarik kedua kaki istriku hingga pangkal pahanya menyentuh perut rata pemuda itu. Kemudian diarahkannya batang penis nya kedalam liang senggama istriku, bleesss.... Masuklah batang penis itu kedalam liang senggamanya, perlahan pemuda itu mulai mengayunkan batang penisnya dan terlihat liang senggama Disha yang menggembung ketika penis besar itu bersarang didalamnya dan bibir kemaluannya terlihat tertarik ketika pemuda itu menarik batang penisnya.
"terus oohhh enak... oooohhhhh... terus entotin saya mas....". Disha meracau sejadi-jadinya ketika batang penis pemuda itu menghujam cepat didalam liang senggamanya dan tak memperdulikan keadaan sekitar. Payudaranya besarnya berguncang-guncang seiring sodokan batang penis super itu. Sementara pantat istriku bergoyang liar mengimbangi hujaman batang penis pemuda itu, hingga Disha istriku yang cantik merintih panjang "Uuuhhhhh enak banget kontolmu mas....."pertanda dia telah meraih orgasmenya yang kedua, pemuda itu hanya tertawa melihat kebinalan istriku. dicabutnya batang penis pemuda itu dan kemudian dia membalik badan istriku dengan posisi doggystyle. Istriku Disha yang masih kecapaian karena orgasmenya yang kedua hanya bisa pasrah membiarkan pemuda itu hendak menyetubuhinya lagi. Disha mulai mengumpulkan tenaganya dengan mengangkat sedikit badannya dengan menggunakan lengannya untuk bertumpu.
"plaaakk" terdengar pemuda itu menampar pantat Disha istriku dan membuat istriku melenguh panjang "oohhhhh", segera pemuda itu kembali menghujamkan batang penis supernya kedalam liang senggama istriku dan mulai memaju mundurkan menyodok-nyodok liang senggama istriku dengan cepat. "oohhh gila legit banget tempikmu mbak, oia mbak aku sudah ngentotin mbak dari tadi tapi aku belum tahu siapa namamuhh... kenalkan aku pardi mbakkk ...ahhh..." pemuda itu meracau disaat ia menghujamkan batang penisnya. "Diii...Dis...Disha Amaliaaa massss, ahhh gilaaaa nikmatttt bangeett " jawab istriku tergagap yang dilanjutkan cercaunya karena liang senggamanya tengah dihujami batang penis yang membuatnya nikmat. "siapa nama suamimu mbak?mbak bukan orang sini pastinya?"Tanya pemuda itu sok yakin, "mmass Fais .... Mas Fais putra bu anu" jawab istriku. "oh mas Fais yah, iya saya tau mbak" sahut pemuda itu sambil terus menggoyang istriku dan tangannya meremasi payudara istriku yang menggantung indah. "mbak, enak mana tak kenthu apa dikenthu bojomu?" sahut pemuda itu kembali dengan logat jawa. "ahhh ahhh eeennaakk kontol mu massss ahhhhhh...." Racau istriku sekenanya. "pasti kecil ya, ini masih sempit banget mbak tempikmu tak kenthu" sahut pemuda itu merendahkanku.
Aku semakin panas mendengar rancauan Disha istriku yang tengah dilanda birahi itu hingga membuat nafasku terasa sesak dan memburu dan akhirnya aku memuncratkan spermaku pada dedaunan tebu. Pardi dan istriku bergumul dengan hebatnya, sesekali pardi menjangkau leher Disha dab ditariknya kebelakang mengajaknya berciuman. Istriku menyambut ciuman Pardi dengan mesranya, bibir mereka saling melumat sementara batang penis pardi tetap mengocok liang senggama istriku dan tangannya meremasi payudara istriku. pardi cukup kuat menahan beban tubuh istriku karena sodokan-sodokan penis besarnya tetap membuat payudara besar Disha berguncang indah.
"aahh aahhh masssss nikmat banget kontolmuuuu...."racau istriku tiba-tiba melepaskan ciumannya, rupanya Disha tidak kuat menahan nikmat jika tidak meracau. "mmaaaasss aku mau keluaarrr lagiiiiiii akkhhhhhh gilllaaakkk .......", "tunggu dulu mbak, kita sama-sama aku jugaa mau keluarrr, ini dikeluarkan dimanaahhh???"sambung Pardi, "diih dalam sajahh massss , aakkhhhhhh" sahut istriku mendesah panjang. Bersamaan dengan itu menyemprotlah cairan sperma dari batang penis Pardi, sangat banyak hingga meleleh ke paha istriku. "plookk" bunci ketika pardi mencabut batang penisnya yang besar berurat itu dari liang senggama istriku yang banjir oleh cairan cintanya. "ahh nikmat banget mas sodokan kontolmu, lututku smpai lemes, terima kasih banyak mas" dan Disha istriku dengan sukarela membersihkan batang penis pardi dengan menjilati dan mengoralnya sebagai ucapan terima kasih. Pardi tersenyum-senyum penuh kemenangan karena berhasil membuat istriku bertekuk lutut dan berbuka paha menyambut batang kontolnya yang perkasa itu bahkan kini istriku tengah membersihkan batang penisnya yang perkasa. Sementara aku terduduk terdiam mengingat setiap bagian dimana istriku terlihat sangat menikmati disetubuhi lawan mainnya, masih jelas terdengar ditelingaku bagaimana desahannya dan erangannya ketika liang senggamanya tengah diaduk-aduk dihujami oleh batang penis Pardi. Mereka kini berciuman mesra dan tangan pardi kembali meremasi payudara besar istriku, "ahhh mas..., sudah malam nanti suamiku nyariin" ucap istriku ketika Pardi mulai memancing gairahnya lagi. "aku masih pingin mbak, rasanya rugi jika aku hanya menikmatimu beberapa jam saja" sambung Pardi ketika istriku mulai berpakaian, "kan mas Pardi bisa main kerumah jika kangen" sahut istriku menolehkan kepalanya dengan tersenyum manis. "dan jika ada kesempatan kita bisa .... Paham kan maksudku?" sambung istriku lagi.
"iya mbak, siaappp" jawab Pardi optimis.
Sebuah Awal...
Namaku Fais, Aku seorang suami berusia 30th yang berstatus PNS, aku memiliki istri yang usianya terpaut tidak jauh denganku 2th. Istriku bernama Disha, seorang lulusan sarjana farmasi. Sedikit gambaran tentang istriku, wajahnya cantik, dg kulih yg kuning langsat khas orang jawa. Rambutnya panjang sebahu dan sedikit curly, istriku cukup tinggi untuk seorang wanita yaitu 170 cm dengan kaki jenjang yg tentunya mulus dipadukan dengan ukuran payudara 34B dan bongkah pantat yang montok, serta perut yang rata hasil dari senam BL yg rutin dilakukannya. Dengan penampilan seperti itu, tentu istriku terlihat sangat menawan dan menggoda setiap mata pria yang memandangnya. Kami menikah tahun 2009 dibulan september, dan kami sudah dikaruniai 2 orang putra yang lucu-lucu. Putra pertama kami berusia 5 tahun dan putra kedua kami berusia 3 tahun.
Liburan hari raya tahun 2015 kami membawa kedua putra kami liburan dirumah neneknya di kecamatan semanding Gunung Kidul. Liburan kali ini memang cukup panjang dan kebetulan saya mengajukan tambahan cuti ke dinas sehingga kami pun memiliki waktu yang lama dirumah orang tua saya. Tidak banyak yang berubah disini, masih sama seperti saat saya kecil. Daerah perbukitan yang cukup kering dengan banyaknya hutan jati, ladang ladang jagung dan ketela pohon karena tidak cukup air apabila masyarakat disini menanam tanaman padi sehingga mayoritas menanam palawija pada kebunnya.
Saya berasal dari keluarga yang cukup terpandang didesa ini dan jelas lah kami termasuk keluarga berada. Rumah orang tua saya adalah rumah peninggalan dari jaman kolonial yg memang sengaja tidak dilakukan perubahan pada model bangunan, hanya direnovasi pada dinding, plafon dan atap sehingga kesan mistis dan kuno terpancar bila melihatnya. Dirumah ini tinggal ibuku yang berusia lanjut, budi dan sandi yang merupakan keponakan ku, pak rustam penjaga rumah sekaligus tukang kebun serta bi narti yang mengurusi keperluan rumah tangga.
Disha sangat senang bila berlibur kemari, dikarenakan suasana pedesaan yang sejuk dipagi dan sore hari, juga keramahan warga membuat Disha sangat betah apabila berkunjung. Namun liburan kali ini bertepatan dengan musim kemarau yg cukup panjang, sumur-sumur warga mengering, begitu juga dengan sumur dirumah keluarga kami. Namun kami dan masyarakat masih bersyukur karena sungai besar yang membentang didesa kami tidak kering, meskipun debit airnya berkurang. Oleh warga sungai tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kami juga beruntung karena pak rustam setiap pagi dan sore mengambil air untuk keperluan mandi, mencuci dan memasak. Namun karena kasihan akhirnya untuk saya, budi, sandi, dan bi narti setiap hari juga mengambil air disungai sekalian mandi dan mencuci.
Sore itu disungai banyak warga yang mandi dan mencuci, mereka terbagi menjadi dua kelompok, ibu-ibu disebelah timur dan bapak bapak disebelah barat. Karena hanya dua lokasi itu yang tertutup bebatuan yang cukup besar. Sementara itu kulihat banyak ibu-ibu yang mencuci tidak jauh dari lokasi mandi ibu-ibu. karena agak rame, akhirnya istriku memilih tempat mencuci baju agak jauh dari mereka, lokasi tersebut cukup sepi dan terlindung. namun dari tempatku mandi masih dapat kulihat jelas, karena aku pun khawatir jika istriku butuh bantuan sewaktu-waktu. Cukup banyak pula cucian yg istriku cuci, karena sampai 4x pulang pergi mengambil air, dia belum kelihatan selesei untuk kemudian mandi.
Sebenarnya akupun tadi sudah mandi, namun karena harus angkat-angkat air, akhirnya aku berkeringat lagi maka kuputuskan untuk mandi kembali dan kulihat istrikupun selesei juga mencucinya dan dia bersiap untuk mandi. Karena hari sudah mulai gelap dan sudah tidak banyak orang disana, bapak bapak sudah banyak yg pulang, hanya tinggal beberapa ibu-ibu saja yg masih belum selesei mandi. Maka istriku akhirnya memberanikan diri mandi ditempatnya mencuci tadi, kulihat dia mulai melepas kancing kancing bajunya, dan menaruh baju tersebut diatas batu disebelah kanan nya. Walaupun tubuh indahnya bias kulihat setiap hari, namun melihatnya melepas bajunya tersebut tak ayal membuatku ngaceng juga, dan sesekali kuelus2 pelan dari luar celana pendek. Seteleah melepas bajunya tadi, istriku membuka pengait BH nya, dan dapat kulihat payudara kencang istriku dengan puting kecoklatan yang kontras sekali dengan kulitnya yang putih semakin membuat ku tegang tak karuan.
Karena aku juga kawatir apabila ada orang yang tiba-tiba datang dan melihat istriku setengah telanjang. Dalam diriku muncul rasa penasaran dan aku memutuskan untuk melihat dari tempat yang cukup tersembunyi.
Aku pun berteriak kepada istriku "ma, aku bawa air lagi ya, habis ini balik lagi jemput mama",
dan di jawab istriku "iya pah, jangan lama-lama ya, takut juga sudah mulai gelap",
"oke ma" jawab ku sembari pergi.
Setelah berjalan cukup jauh aku pun memutar dan bersembunyi disemak-semak, kelihatan konyol sekali kelakuanku mengingat yang kulihat sebenarnya istriku sendiri. Dua menit, lima menit dan sepuluh menit berlalu akhirnya yg kukawatirkan tadi terjadi juga. Dari jauh aku dapat melihat sesosok lelaki, bertelanjang dada dan hanya memakai sarung berjalan sambil memikul dua timba air yang akan diisi disungai. Ketika itu aku ingin berteriak dan memberitahu istriku, namun aku lupa dengan tujuan awal kenapa aku bersembunyi tadi. Akhirnya sosok lelaki tersebut dapat ku kenali, dia adalah Teguh, tukang ronda dikampung ini. Dari jarak 50 m dari tempatnya berdiri, kulihat Teguh pun tertegun, karena didepannya melihat seorang perempuan setengah telanjang sedang mandi, kulit mulus istriku membius pikirannya apalagi ditambah kemontokan dan keseksian tubuh Disha istriku, bisa dipastikan Teguh pun akhirnya terbakar birahinya juga. Tangannya perlahan mengelus-elus kontolnya yg tertutup sarung. Sepertinya cukup besar juga kontol Teguh karena tonjolan nya begitu kentara.
semilir angin musim kemarau di sore hari rupanya membuat istriku terbawa suasana menikmati mandi sorenya, apalagi gemericik air sungai yang melewati bebatuan juga cukup membuat berisik ditelinga. sehingga kehadiran Teguh yang ada dibelakangnya tidak disadari. istriku sangat menikmati kesegaran air yang membasahi tubuh indahnya, sambil sesekali dia bermain air dan sesekali membasuh payudaranya dan entah karena dingin atau bagaimana akhirnya putingnya mencuat keras. tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan teguh saat itu, aku yang suaminya saja bisa sangat terangsang sekali. rupanya memang benar perkiraanku, kontol teguh sangat besar dan panjang. bisa kulihat dia mengeluarkan kontolnya dengan menurunkan ikatan sarungnya dan dipegangi dengan tangan kiri, supaya apabila aksinya dilihat orang dia bisa dengan cepat menutupi kemaluannya sementara tangan kanan nya asik mengocok kontolnya sambil sesekali menoleh kesekitar lokasi tersebut dimana dia bisa dapat mandi sambil menikmati indah nya tubuh istriku itu.
akhirnya dia memutuskan mandi tidak jauh dari lokasinya berdiri, dan dari sana Teguh pun dapat melihat tubuh istriku dengan jelas begitu pula istriku apabila dia membalikkan badan tentu dapat melihat Teguh. segera dilepas sarung yang mengganggu nya tersebut dan diletakkan diatas batu sekenanya dan kemudian dia mengocok kontolnya dengan cepat dan tanpa sadar Teguh merancau cukup keras
"ahh, indah sekali tubuhmu mbak ...."
dan mungkin istriku mendengar sayup-sayup suara dari belakang sehingga dia membalikkan tubuhnya sehingga dia dapat melihat Teguh yang sedang telanjang bersandar pada batu dibelakangnya sementara matanya terpejam seolah-olah sedang membayangkan menjamah tubuh istriku. istriku cukup terkejut karena tiba-tiba ada yang mandi tidak jauh darinya dan tentu dia tau apa yang menyebabkan laki-laki itu beronani. namun ketika dia melihat apa yang ada digenggaman tangan teguh, dia bergumam lirih
" ...iihhh..." dan dengan segerah dialihkan pandangannya supaya dia tidak ketahuan jika dia melihat kemaluan laki-laki lain.
seumur hidupnya istriku belum pernah melihat secara langsung kemaluan laki-laki dewasa secara langsung, dan selama ini yang dia tahu hanya lewat film bokep yang sering kita tonton bersama. pernah dulu dia berkomentar saat melihat wanita disetuhi laki-laki bule di film bokep yang kita tonton,
"pah, itunya kok besar dan panjang ya" sambil matanya tanpa berkedip menatap layar. dan kujawab saja sekenanya "namanya juga film mah".
namun kini, secara langsung dia melihat kemaluan laki-laki lain secara live dan dapat kulihat dia pun mulai bergairah karena perlahan payudara istriku seperti semakin kencang disertai putingnya makin mencuat, kulihat wajahnya juga memerah karena jengah.rupanya istriku seperti penasaran saja, dilihatnya kiri dan kanan dimana suasana semakin sepi. dan perlahan disapukan pandangannya kembali pada sosok Teguh yang sedang asyik beronani. kontol panjang teguh yang kira-kira 18cm dengan diameter 8cm dimana urat-uratnya dapat kulihat sangat menonjol tentu juga dapat dilihat istriku dengan cukup jelas.
rupanya disinilah awal dari lahirnya sisi binal istriku, tiba-tiba angin cukup kencang karena hari semakin sore. membuat sarung Teguh terbawa angin dan jatuh ke sungai. Teguh yang kaget karena tiba-tiba ada angin berhembus cukup kencang membuka matanya dan dapat kulihat mata mereka berpandangan. mereka pun cukup kaget, Teguh berusaha menutupi kemaluannya dengan berusaha duduk didasar sungai sementara Disha menutupi dadanya. dan tak lama kemudian Teguh menyadari jika bajunya terbawa air sungai yang menuju kearah istriku. dengan terbata-bata dia berkata
"mbak, tolong ambilkan sarung saya"
namun untuk menggapainya istriku harus melongokkan badannya yang tentu Teguh dapat melihat bagian atas istriku yang toples. sepertinya Disha dilanda kebingungan, karena apabila dia memutuskan mengenakan bajunya dulu dan tidak segera diambil maka sarung itu akan terlewat dan terbawa jauh. namun jika dia langsung mengambil sarung itu maka tubuh atasnya yang telanjang akan semakin terlihat saat dia melongokkan tubuhnya untuk menggapai sarung tadi. rupanya istriku masih tersadar meskipun dia dalam kondisi bergairah.
"mbak, tolong ambilkan sarung saya , saya tidak membawa baju yang lain lagi"
kali ini dengan wajah panik teguh meminta tolong. dan akhirnya istriku pun dengan berat hati karena malu, dia menglongokkan badannya diatas batu disebelah kanannya, tangan kanan nya berusaha menggapai sarung tersebut sementara tangan kirinya menutupi payudara besarnya. rupanya dengan cara itu tangannya tidak dapat menjangkau sarung itu, dan mau tak mau dia memajukan lagi badannya dan supaya tetap seimbang akhirnya tangan kirinya digunakan untuk bertumpu pada batu tadi. sehingga tampak lah pemandangan yang sangat erotis, tubuh atas istriku sepenuhnya telanjang dapat dilihat oleh Teguh dan payudaranya yang besar terlihat sangat sekal menggantung indah terayun perlahan. seandainya kejadian td dapat dislow motion tentu akan lebih indah. Teguh tertegun dan meneguk ludahnya beberapa kali melihat hal itu.
setelah meraih sarung tadi istriku segera keposisi semula dan menutup payudaranya tetapi masalah kembali datang, karena bagaimana dia menyerahkan sarung itu pada Teguh karena jarak mereka cukup jauh. kulihat istriku berkata pada Teguh
"mas ini sarungnya bagaimana???" istriku sedikit berteriak
"eh iya mbak, terima kasih" Teguh baru tersadar dari lamunannya.
"saya ambil mbak", buru buru teguh berdiri dan berjalan diatas bebatuan dengan hati-hati dan dia lupa jika dia masih telanjang.
istriku kaget karena tiba-tiba laki-laki telanjang tadi berjalan kearahnya dengan kontol panjang dan besar terangguk-angguk. istriku ganti yang tertegun, kini kontol panjang dan besar itu semakin dekat dan terlihat jelas. dan istriku tanpa sadar berkata ketika Teguh hampir sampai,
"mas, 'itunya' kelihatan" sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
"wah maaf maaf banget mbak" Teguh pun tersadar segera menutupi kemaluannya dengan tangan kirinya sambil dia kembali turun ke sungai untuk menutupi kemaluannya didalam air.
cukup dekat jarak mereka, sekitar 3 meter an yang hanya dipisahkan bebatuan. ditempatnya Teguh berusaha menjulurkan tangannya sementara istriku juga berusaha menjulurkan sarung itu. namun lagi-lagi tangan mereka tidak dapat saling menggapai. hingga akhirnya istriku agak melongokkan badannya sementara tangan kirinya bertumpu pada batu untuk menjaga keseimbangan. tentu saja pemandangan indah kembali terpampang dihadapan Teguh apalagi kini jarak nya cukup dekat untuk melihat dengan jelas urat kebiruan pada bagian payudara istriku yang kini menggantung bebas. entah kenapa kali ini istriku seperti tidak berpikir dulu dan langsung bergerak secara spontan. Teguh seperti tidak konsentrasi ketika ujung sarung yang diserahkan istriku tadi menyentuh jarinya. karena pandangannya terfokus pada tubuh istriku, pada payudara nya yang sekal dan besar dan kemolekan tubuh istriku. hingga istriku memanggilnya
"mas, ini sarungnya"
Teguh yang kaget pun kemudian berdiri dengan spontan meraih sarungnya sehingga tangannya bersentuhan dengan tangan istriku yang halus dan lembut. sementara itu kemaluannya kembali bebas terpampang dan terlihat istriku. cukup lama tangan itu bersentuhan dimana keduanya saling tertegun seolah saling mengagumi.
dari lokasiku mengintip, kontolku semakin tegang dan dengan sadar aku beronani, mengocok kontolku yang bila dibandingkan milik Teguh tidak ada apa-apanya sembari menanti kejadian selanjutnya. Mungkin aku suami yang bodoh karena dengan sengaja aku meninggalkan istriku yang cantik mandi disungai menjelang magrib dimana suasana sudah semakin sepi dikarenakan banyak yang sudah kembali kerumah masing-masing. Berharap terjadi hal yang seharusnya tidak boleh terjadi, namun membayangkan ketika istriku mengayun-ayunkan pinggulnya mengimbangi hentakan-hentakan dari sodokan kontol laki-laki lain yang lebih besar dan panjang dari penis ku, mendengar erangannya yang tanpa malu-malu lagi keluar dari bibirnya menahan nikmat ketika kontol panjang dan besar itu mengaduk-aduk vagina nya dengan ritme cepat serta melihatnya terpejam mengayati setiap sodokan kontol yang diterima dan sesekali matanya terbelalak karena dalamnya sodokan pada vaginannya yang sangat sempit dan legit hingga menyentuh dinding rahim, membuatku semakin terbakar dalam obsesi.
Sering ku bayangkan istriku yang cantik ini selingkuh, entah dengan teman kerjanya, dengan atasannya ditempat kerja atau dengan siapapun yang dikenalnya, dimana laki-laki itu pasti sangat bernafsu mencumbu istriku, menciumi lehernya yang jenjang , menciumi tengkuk dan belakang telinganya. Sembari tangannya bermain pada payudara istriku yang masih tertutup blazer kerjanya, meremas-remas perlahan diiringi desahan-desahan istriku. Dan kemudian tangan kanan laki-laki itu membuka kancing kancing blazer istriku yang kini dia sudah berciuman berpagutan lidah yang saling membelit, melolosi blazernya dan meletakkan di kursi kerja sehingga kini istriku hanya mengenakan blouse krem satin yang tipis. Tangannya kembali bermain pada payudara istriku dan meremasinya penuh nafsu. Tak ketinggalan tangan kirinya menjamah bongkahan montok pantat istriku, meremas-remasnya. Istriku yang dirangsang sedemikian rupa tak tinggal diam, tangan kanan nya merangkul leher, memeluk laki-laki itu sembari tangan kirinya membuka ikat pinggang dan resleting celananya, mencari-cari sesuatu yang dapat menuntaskan dahaga birahinya. Setelah cukup kesulitan membuka resletingnya akhirnya dia menemukan apa yang dia cari, dikeluarkannya kontol laki-laki itu yang ternyata besar dan panjangnya melebihi penisku. Digenggamnya kontol itu dengan gemas, seolah-olah tangan istriku dan kontol itu sudah saling mengenal sangat lama dan tidak asing lagi.
Dikocoknya perlahan kontol besar dan panjang itu hingga membuat laki-laki yang sedang mencumbunya mendesah menikmati. Kemudian disingkapnya rok istriku keatas sambil dia meraba paha mulus istriku yang selalu merawat tubuhnya terutama bagian bagian vital, seolah-olah dia sedang membelai kain sutra karena mulusnya dan akhirnya tibalah tangan kirinya pada pangkal paha istriku yang tertutup celana dalam merah maroon sepadu dengan BH nya, diusapnya lembut permukaan vagina istriku yang sudah terasa lembab dan dimasukkan jari telunjuknya melalui sisi samping celana dalam istriku membelai belai jembut istriku yang tipis mencari belahan vaginanya dan dikobel-kobel memek istriku yang semakin membuatnya terbakar nafsu birahi dan ditandai keluarnya cairan lubrikasi dari vaginanya.
cukup lama mereka melakukannya dalam posisi berdiri, saling merangsang satu sama lain, dan pada akhirnya didudukannya istriku pada meja kerja yang tadi rapi setelah istriku membereskan faktur-faktur pengiriman obat, kini kembali berantakan berserakan kertas faktur akibat istriku yang duduk dimeja dan kedua tangannya bersandar menahan tubuhnya agar tidak rebah. sementara kakinya telah dikangkangkan lebar, roknya disingkap keatas dan laki-laki itu mulai menciumi paha bagian dalam istriku dan bergerak dengan tujuan yang jelas yaitu vaginanya yang basah yang kini telah diciumi dengan rakus, dijilatinya vagina istriku , lidahnya dengan terampil membuka lipatan dalam vaginanya, masuk dan keluar dan sesekali menjilati, menekan nekan itil istriku. mendapat rangsangan sedemikian dahsyat itu akhirnya Disha tak kuat untuk menahan erangan dan desahan-desahannya
"ahh... ahh.... mmmphh... terus ahh nikmaaattttnya" racau istriku
ruangan kerja istriku kini penuh dengan suara desahannya yang sebenarnya cukup keras dan dapat didengar orang dari luar, namun sore ini apotek yang dikelola istriku tengah sepi karena memang tutup. laki-laki itu rupanya piawai sekali membuat wanita baik-baik seperti istriku mau menyerahkan kehormatannya sebagai seorang istri. tampak wajah istriku benar-benar menahan nikmat ketika itilnya dijilati dan ditekan tekan oleh lidahnya yang perkasa itu, itu baru lidahnya, bagaimana dengan kontolnya yang besar dan panjang itu tentu jauh lebih nikmat lagi. dan akhirnya aku pun berejakulasi dalam lamunanku membayangkan istriku yang cantik itu baru akan disetubuhi laki-laki lain. ah, aku memang suami yang gila punya pikiran seperti itu.
akhirnya dinginya udara disungai itu dan basahnya tanganku menyadarkan lamunan kotorku , ternyata aku benar-benar sudah berejakulasi. namun tunggu, sepertinya ada yang aneh dengan mereka...
POV : Disha (istri Fais)
Musim kemarau kali ini memang membuat kering sumur-sumur warga, namun ditengah kesusahan yang melanda, tetap ada nikmat yang dapat disyukuri kami semua, yaitu air sungai yang membelah desa kami ini tetap mengalir meskipun debitnya menurun. Sehingga kami dapat memanfaatkan nya untuk kebutuhan masak, mandi ataupun mencuci. Karena kasihan dengan pak Rustam yang setiap hari mengambil air disungai untuk kebutuhan rumah, akhirnya suamiku berinisatif untuk sedikit meringankan bebannya dengan membantu mengambil air. Aku pun juga turut serta supaya bias sekalian mencuci dan mandi supaya tidak kemalaman jika menunggu mas Fais selesei mengisi bak air dirumah. Sore itu cuaca cukup cerah dan banyak ibu-ibu yang mencuci dan mandi ditempat khusus karena yang mandi disana juga ada bapak-bapak.
Cukup kurasakan suasana kekeluargaan didesa ini, sepanjang jalan kami banyak bertegur sapa dengan para warga hal ini dikarenakan suamiku adalah keturunan orang terpandang didesa ini. Akhirnya kami sampai juga disungai yang kumaksudkan. Namun kulihat tempat mandi cukup banyak ibu-ibu sehingga aku takut baju yang kucuci akan sedikit kotor karena airnya bercampur. Kulihat sekeliling akhirnya kutemukan juga tempat yang pas untukku mandi dan mencuci. Tempat itu cukup tertutup batu-batuan besar jika dilihat dari arah seberang (tempat bapak-bapak mandi). Aku berjalan dengan hati-hati diatas batu-batu besar supaya tidak terpeleset.
Setelah sampai, segera ku cuci baju-baju kotor yang kubawa supaya nanti tidak pulang terlalu malam. Satu dua tiga dan akhirnya selesei juga, sementara matahari sudah mulai terbenam. Kulihat mas Fais masih ada disana sedang mengobrol dengan bapak-bapak. Dengan bergegas aku buka kancing baju ku satu persatu dan kuletakkan di atas batu disebelahku.
"mmm, ternyata ada rasa tersendiri mandi ditempat terbuka seperti ini ya" gumam ku yang tanpa sadar memacu aliran adrenalin ditubuhku dan membuatku merasa hangat.
Kugapai pengait BH yang menutupi payudaraku yang berukuran 34B ini, cukup besar dan kencang yang membuat setiap lelaki selalu menatap nanar karena aku senang memakai pakaian yang cukup ketat. Kuloloskan melewati kedua lengan ku, akhirnya tubuh atasku telah sepenuhnya telanjang, dan putingku pun mencuat keras karena pengaruh adrenalin ku tadi. Ku ambil air dan ku siramkan pada wajah dan tubuhku, segar sekali air sungai ini sehingga rasa penat sehabis mencuci tadi. Rasanya ingin sekali berlama-lama mandi disini. Segera kusabuni badanku dan ketika aku menyabuni payudaraku, ku bermain disana cukup lama dan membuatku semakin bergairah. Dan ketika aku terhanyut dalam birahi ku ini tiba-tiba kudengar suamiku memanggil.
"ma, aku bawa air lagi ya, habis ini balik lagi jemput mama" teriak suamiku.
dan ku jawab "iya pah, jangan lama-lama ya, takut juga sudah mulai gelap"..
setelah itu kulihat suamiku berjalan menjauh sembari membawa timba air. Segera kulanjutkan mandiku yang sempat tertunda tadi karena aku asyik bermasturbasi dengan meremasi payudaraku. Kembali aku asyik menyirami tubuhku dengan air agar aku dapat segera bersiap-siap. Namun kudengar lamat-lamat dari belakang seperti ada suara orang, dan seperti suara desahan. Perlahan aku menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya aku melihat seorang lelaki ada disana dan ya ampun... dia tengah beronani, mengocok kemaluannya yang sangat besar dan panjang sembari memejamkan matanya menikmati setiap kocokan yang dilakukan. Dapat kulihat kemaluan lelaki itu berurat sangat menonjol. Baru kali ini aku melihat kemaluan lelaki lain secara live yang selama ini hanya kudapat melihatnya di video bokep yang kutonton bersama suamiku. Namun kali ini aku melihatnya secara langsung yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari tempatku berada. Gairahku yang sempat terbakar tadipun akhirnya muncul kembali, kutertegun dengan ukuran kemaluannya itu, entah bagaimana rasannya apabila kemaluanku ini dimasuki kemaluan sebesar dan sepanjang itu. Ketika aku tertegun memandangi laki laki itu, tiba-tiba berhembus angina yang cukup kencang sehingga membuat sarung lelaki itu yang diletakkannya diatas batu jatuh kesungai terbawa air, sepertinya dia belum menyadari karena mata kami berpandangan. Wajahkupun memerah karena malu ketahuan memperhatikan lelaki yang sedang beronani, sementara dia seperti belingsatan bingung harus bagaimana dan tersadar ketika hendak mengambil sarungnya yang kini terjatuh terbawa air kearahku.
Dengan terbata dia memintaku mengambilkan sarungnya sembari tangannya menutupi kemaluannya.
"mbak, tolong ambilkan sarung saya"
Aku masih terdiam selain karena masih kaget karena aku terpergok memandanginya tadi, aku pun juga tentu harus berusaha menggapai sarung tadi karena tanganku tak cukup untuk langasung mengambilnya. Hal ini tentu akan memperlihatkan ketelanjangan tubuh atasku karena aku tidak akan sempat berpakaian dulu. Akhirnya dia pun mengulangi permintaannya sekali lagi sembari memohon padaku.
"mbak, tolong ambilkan sarung saya , saya tidak membawa baju yang lain lagi" ,
Bias kulihat ekspresi kebingungan dari wajahnya. Akhirnya aku berusaha menggapai sarung yang sebentar lagi akan melewati batuan disebelahku. Kulongokkan badan ku untuk tangan kanan ku dapat menggapai sarung tadi sementara tangan kiriku kugunakan menutupi payudara besarku. Rupanya tangan kananku masih tak sampai dan sebentar lagi sarung itu akan melewati ku, akhirnya kugunakan tangan kiriku tadi untuk bertumpu pada batu sehingga payudara ku bebas terlihat oleh lelaki itu yang ku tak tahu namanya itu. Aku tak dapat menyebutkan perasaan yang aku rasakan sekarang, namun rasa malu, canggung dan gairah kini menjadi satu dalam pikiranku sehingga tanpa sadar putingku pun kembali mengeras. Baru kali ini tubuhku telanjang dilihat lelaki lain sehingga membuatku sedikit merasa 'nakal'. Segera kuraih sarung lelaki tadi dan aku kembali menutupi payudaraku, namun dapat kumelihat sepintas lelaki itu sangat menikmati moment-moment langka dalam hidupnya tersebut. Bahkan ketika aku memanggilnya untuk memberikan sarungnya pun lelaki itu masih melamun. Hingga ku dapat melihat dia menelan ludahnya melihatku tadi.
Akhirnya dia pun tersadar dan terlihat senang, hingga tanpa sadar dia berjalan dengan santainya menghampiriku. Kini kemaluan lelaki itu tampak jelas kulihat dan semakin mendekat, kemaluan yang besar dan panjang berayun-ayun diselakangan lelaki itu masih dalam kondisi tegang maksimal. Aku pun menjadi malu dan memalingkan wajahku sembari berkata "mas, 'itu' nya kelihatan". Terlihat dia cukup panik dan akhirnya kembali turun kesungai menutupi tubuh bawahnya yang jaraknya denganku kini tinggal beberapa meter. Aku berusaha menjulurkan tangan ku kepadanya dan dia pun melakukan hal yang sama menjulurkan tangannya untuk meraih sarung yang berada ditanganku. Namun tentu saja kedua tangan kami masih berjauhan, namun tiba-tiba sifat 'nakal' dalam diriku muncul seiiring dengan aku yang masih bergairah tadi. Hingga tanpa canggung dan malu lagi ku longokkan tubuhku sembari tangan kiriku bertumpu pada batu untuk menjaga keseimbangan. Tentu saja hal ini membuat lelaki itu girang, kulihat wajahnya berbinar memandangi tubuhku yang mulus dan payudaraku yang besar dan kencang yang kini tergantung bebas didepan matanya yang hanya berjarak beberapa meter darinya. Sepertinya dia benar-benar menikmati indahnya tubuhku ini hingga aku memanggilnya beberapa kalipun dia masih belum memberi respon seolah-olah pikirannya berada ditempat lain. Akhirnya dia pun tersadar juga dan dengan segera dia berdiri meraih sarung ditangan ku hingga tangan kami saling bersentuhan cukup lama. Kini dengan jelas kulihat kemaluan lelaki itu, besar panjang dan berurat. Berbeda jauh dengan milik suamiku yang tidak ada apa-apanya dibandingkan milik lelaki ini. Entah bagaimana rasanya kembali ku membayangkan seandainya kemaluanku dimasuki oleh kemaluan lelaki ini, tentu rasanya sangat sesak dan pasti nikmat sekali hingga tanpa sadar aku mengagumi kegagahan kemaluannya.
Lelaki itupun rupanya tidak melewatkan kesempatan dalam larutnya aku dalam lamunan, dia tetap diam sembari matanya menelusuri tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki, centi demi centi dia perhatikan dengan cermat namun sepertinya dia sedikit kecewa karena aku masih mengenakan kain untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Seperti seolah tahu jika aku sedang mengagumi kemaluannya hingga tak memanggilku yang mungkin dapat membuatku tersadar. Dapat kurasakan kemaluanku basah oleh cairan lubrikasiku sendiri yang menandakan aku sedang terangsang. Dan entah tanpa sadar aku melangkahkan kaki ku menghampirinya, sementara tangan kiriku kuarahkan kekemaluannya yang besar dan panjang itu. Ketika semakin dekat dan tangan ku sudah menyentuh kemaluannya dia pun memanggilku "mbak...." dengan perlahan. Seperti tak ingin aku terkejut dan malu atas aksiku sendiri.
Aku pun tersadar aku berada persis dihadapan lelaki itu, lelaki yang telah telanjang bulat sementara aku hanya mengenakan kain jarit untuk menutupi bagian bawah tubuhku sementara tubuh atasku telah telanjang terpampang dengan jelas. Aku menunduk, rasa malu kembali menerpaku namun tak urung tangan kanan ku masih berpegangan dengan nya sementara aku tak berusaha menutupi payudaraku. Meski begitu, entah dari mana aku punya keberanian untuk mengatakan hal ini kepadanya, "mas, ini sarungnya aku pakaikan ya". Dan tanpa menunggu persetujuannya aku pun berjongkok didepannya yang kini aku berhadapan persis dengan kemaluannya yang besar dan panjang. Tubuhku benar-benar bergairah melihat pemandangan yang begitu menakjubkan ini, dapat kulihat bagaimana urat-urat dikemaluannya begitu menonjol dan sepertinya sangat keras sekali. Sengaja kusenggolkan lenganku ketika melilitkan sarung tadi dan benar-benar terasa sangat keras seperti batang kayu.
Setelah sarung tersebut selesai aku kenakan padanya kini pemandangan yang membuatku kagum itu pun hilang dan berganti ucapan terima kasih dari lelaki itu yang memandang tubuhku yang sedang masih berjongkok didepannya.
"te terima kasih banyak mbak, saya tidak tahu bagaimana pulangnya nanti jika sarung itu hanyut" ujarnya. Akhirnya aku pun dengan berat hati berdiri, dan kembali lelaki itu dapat menikmati keindahan payudara ku lebih jelas. Dapat kulihat dari matanya jika dia sangat terangsang, dan sangat ingin menggauliku. Namun rasanya cukup gila juga jika dia menggauliku ditempat ini karena ini tempat terbuka meskipun aku tidak akan menyebut hal itu 'pemerkosaan' karena sebenarnya akupun juga menginginkan kemaluannya menyetubuhiku. Rupanya dia masih memiliki akal sehat dan untuk mengalihkan birahi dalam tubuhnya dia memperkenalkan diriku. Yang kini kutahu namanya adalah Teguh, seorang tukang ronda dikampung ini. Kemudian dia berjalan kearah tempatku mencuci tadi dan mengambilkan baju dan BH ku. Ternyata cukup gentlemen juga mas teguh ini, dia tidak membiarkan ku terus-terus an telanjang memamerkan payudaraku sendiri meskipun dia sendiri juga pasti menyesali karena kehilangan kesempatan memandangi payudaraku. Diberikannya pakaianku dan segera kukenakan namun aku sengaja tidak memakai BH, perlahan kukancingkan baju ku dari bawah supaya dia dapat melihat payudaraku hingga detik terakhir aku mengancingkan bajuku. Dia pun meneguk ludah ketika kini aku sudah berpakaian karena payudara besar ku terlihat sekali dari luar baju jika aku tak mengenakan BH apalagi putingku pun mengeras. Aku pun berbalik kearah tempatku mencuci untuk membereskan cucianku, ketika aku berbabalik dan berjalan aku sengaja melenggak-lenggokkan pantatku dan membuatnya semakin pusing, aku yakin dia memperhatikan goyangan pantatku tadi karena dia seperti tidak konsentrasi ketika mengajakku berbicara menanyakan nama dan asalku.
Dia mengambil tempat duduk diatas batu tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi sambil kita mengobrol aku menunggu suamiku. Aku memperkenalkan diri dan memberitahukan jika aku istri dari mas Fais. Rupanya dia kenal dengan suamiku dan dia kembali bertanya sampai kapan aku berada di desa ini. Obrolan kami semakin santai hingga tak sadar hari sudah gelap. Kulihat dari jauh suamiku berjalan dengan tergesa-gesa, dalam hati aku takut juga jika suamiku tahu apa yang terjadi tadi. Sebelum berpamitan mas teguh mengatakan setiap pagi dia mengambil air pukul 03.30 sembari tersenyum penuh makna dan berjalan kearah suamiku dengan tenangnya. Ketika berpapasan dia menyapa suamiku dan suamikupun juga seperti tidak tahu apa-apa. Suamiku menanyakan keadaanku karena dia khawatir sudah larut takut jika ada apa-apa. Aku dan suamiku pun berjalan pulang, ku gunakan ember cucianku untuk menutupi payudaraku supaya suamiku tidak menyadari jika istrinya tadi sama sekali tidak memakai BH ketika asyik mengobrol dengan lelaki lain. Namun aku penasaran arti senyumannya tadi dan kenapa dia memberitahukan jadwalnya mengambil air disungai...
Karena hari sudah gelap, maka aku dan mas Fais bergegas pulang kerumah. Karena penerangan listrik tidak sampai ke sungai tempat kami mandi tadi. Kami masih harus melewati persawahan untuk dapat sampai kerumah. Cukup jauh juga sebenarnya jarak dari sungai kerumah keluarga mas Fais. Sesampainya dirumah segera kusiapkan makan malam untuk orang-orang dirumah. Mas Fais makan dengan lahapnya, sepertinya dia benar-benar kelelahan sehingga membuat perutnya kosong. Sesudah semua selesei makan aku bergegas membersihkan piring-piring yang kotor untuk dicuci, sementara mas Fais pamit ke kamar dulu. Mungkin dia mengantuk karena kebiasaan suamiku jika makan kekenyangan maka dia akan cepat tertidur dan pulas sekali. Akhirnya aku sendirian didapur mencuci piring kotor tadi. Dapur dirumah ini merupakan bangunan yang terpisah dari bagunan utama (rumah), letaknya ada dibelakang dan dihubungkan dengan koridor di pintu samping rumah. Dapur ini sangat luas, maklum karena rumah kuno sehingga dulu mungkin berfungsi sebagi tempat menyimpan hasil panen. Dapur ini memiliki ventilasi yang tidak tertutup dan cukup besar dan panjang. Namun ditutupi oleh kawat ram ukuran 10x10 yang terpasang kokoh pada setiap tepinya.
Ketika aku mencuci piring kotor, entah hanya perasaan ku saja atau bagaimana aku merasa seperti ada yang mengawasi ku dari arah belakang melalui ventilasi, namun ketika kutengok ke belakang aku tidak melihat siapapun. Aku yakin dengan perasaan ku tadi karena firasatku selalu tepat, perasaan seperti yang biasanya aku alami ketika sedang berpergian sendirian atau ditempat kerja. Mungkin karena aku selalu mengenakan pakaian yang cukup ketat namun terlihat profesional jika dikenakan ditempat kerja. Aku biasanya memakai celana bahan kain yang press dengan kaki ku yang jenjang atau rok span yang juga press kakiku, sehingga cetakan celana dalamku selalu terlihat. Sementara untuk kemejanya aku biasa mengenakan blouse ketat atau tanktop yang aku tutupi blazer. Namun untuk blouse tersebut kadang biasa aku lepas diruang kerjaku. Sehingga apabila ada tamu atau orang berkunjung tentu dapat melihat keindahan payudaraku dan tentu warna dari BH yang hari itu aku kenakan. Dari kebiasaanku tadi akhirnya aku memiliki intuisi yang kuat apabila diperhatikan oleh lawan jenis. Namun siapa yang memperhatikan ku sekarang. Dirumah ini hanya ada budi dan sandi serta pak rustam saja, sementara kalau bi narti tentu tidak mungkin. Akhirnya aku masa bodo saja, kulanjutkan aktifitasku agar pekerjaan ku segera selesei. Memang malam ini aku hanya mengenakan daster tanpa lengan dan panjangnya 10cm diatas lutut. Sehingga kulitku yang putih mulus serta kaki jenjangku dapat dilihat siapa saja. Setelah selesei aku segera menyusul suamiku ke kamar, dan ternyata benar sekali jika dia sekarang sedang tertidur. Setelah mengunci pintu kamar akupun membangunkan suamiku, ingin mengajaknya bercinta karena aku masih merasakan sisa gairah tadi sore. Kubangunkan suamiku dengan menciumi lehernya supaya dia terbangun. Dan ternyta usahaku berhasil, rupanya suamiku tau apa yang kuinginkan. Segera dia mencium bibirku sementara tangan nya meremas payudaraku, ahhh nikmat sekali. Akupun tak tinggal diam, aku kocok kemaluannya yang sudah tegang, sambil kami tetap berciuman. Namun ternyata baru beberapa kali kocokan saja mas Fais sudah keluar sambil meremas kuat payudaraku. Bukan nikmat yang aku terima tapi rasa nyeri, dia pun meminta maaf padaku, dan sebagai gantinya dia akan mengocok vagina ku dengan jarinya, karena kepalang tanggung akhirnya aku iya kan saja.
Segera kuangkat dasterku sebatas pinggang hingga kemaluanku yang tertutup celana dalam satin merah pun terlihat. Meskipun aku yakin pemandangan ini sangat menantang setiap lelaki, namun nampaknya suamiku terlihat tidak bergairah karena kemaluannya sudah mengecil lagi. Setelah itu ia lepaskan celana dalam ku dan ia mulai menjilatinya. Nikmat yang tadi terhenti kini kurasakan kembali, perlahan aku mulai mendesah dan menerang sambil tanganku menekan kepala mas Fais supaya dia terus melanjutkan jilatannya. Setelah 15 menit berlalu aku coba memegang kemaluan mas Fais namun hasilnya nihil, kemaluannya sama sekali tidak ereksi. Sementara aku sudah terangsang hebat, setelah capek menjilati kini jarinya mengaduk-aduk vaginaku, desahanku semakin memburu dan wajahku tengadah keatas menikmati setiap tusukan tusukan jarinya berharap aku dapat segera orgasme. Namun kulihat suamiku sepertinya sudah capek dan aku pun mengatakan untuk menyudahi saja. Dia terlihat enggan namun kuyakinkan aku tidak apa-apa sembari mengucaokan I love you untuk menghiburnya. Mas Fais segera tertidur dan aku berbaring disampingnya, kubiarkan vagina ku terekspose karena tak kupakai lagi celana dalamku. Kutatap langit-langit dan tiba-tiba terbayang sosok mas Teguh yang kutemui sore tadi disungai, terbayang badannya yang kekar dengan perut rata serta otot lengan yang kokoh yang menandakan dia adalah pekerja keras dalam artian sesungguhnya, dan tak lupa betapa besar dan panjangnya kemaluan mas Teguh yang berurat itu. Kugelengkan kepalaku tpertanda aku tidak menginginkan bayangan itu, namun nafsuku yang tak tersalurkan tadi menuntut hal yang lain. Perlahan kuraba vaginaku sendiri, kutekan tekan klitorisku dan kugosok bibir vaginaku dengan cepat sembari membayangkan kembali kegagahan mas Teguh yang melakukan itu padaku. Ku tahan desahan desahan ku supaya suamiku tidak terbangun. Setelah beberapa menit, akhirnya kudapatkan orgasmeku yang jarang sekali kudapat dari suamiku. Kulihat sudah pukul 22.00 aku ingin segera tidur supaya besuk tidak bangun kesiangan. Namun sebelum aku terlelap, kembali bayangan mas teguh dan kemaluannya yang besar dan panjang itu ada dipikiranku.